megamendungkelabu

Jumat, 11 Maret 2011

aku dan josephira

Sepertinya memang agak berbeda menulis journal di warnet sama di rental, aku gak tahu apakah memang serumit ini. Yang pasti aku ingin bercerita banyak hal mengenai kejadian ter-update beberapa hari ini, peristiwa konyol atau apapun. 3 hari ini aku disibukkan dengan “Pameran Generasi Biru Tribute To Slank”, sebuah exhibition khusus buat para slankers,





gyahahahaha yang pasti aku sangat respect banget sama pameran kali ini. aku akan menceritakan sekilas tentang kisi-kisi pameran kali ini (kisi-kisi? Koyo ujian ae cuk). Acara ini di gagas sudah dari 3 bulan kemarin tepatnya bulan januari awal 2011, rapat pertama slank diadakan di geleri seni rupa sms, aku ingat kala itu kau tengah sinting gara-gara sanasuke. Secara umum peserta kali ini mencoba merangkul dari berbagai komunitas di kota solo. Selain sebagai ajang berkekspresi diharapkan akan terjalin kerjasama yang akrab antar komunitas. Pemilihan teknis pameran juga cukup unik, setiap peserta di beri salah satu lagu slank hasil undian. Setelah para peserta ,mendapatkan lagu, mereka di beri kebebasan untuk membuat karya berdasarkan lagu tersebut dalam media apapun. Dan aku mendapatkan lagu josephira. Sebuah lagu asing yang bahkan belum pernah aku dengar sekalipun.


Aku segera meminta si somad lagu josephira, si somad adalah ketua kegiatan pameran kali ini, orangnya gondrong, berbadan sedikit atletis ala rocker (atau slanker?) dengan senyuman renyah di wajahnya (koyo rempeyek hahaha). Aku kurang tahu nama aslinya siapa yang pasti teman-teman tugutu memanggilnya si somad. Aku segera meluncur ke warnet untuk menyewa winamp, headset, dan kursi untuk mendengarkan lagu josephira. Sekedar bocoron aku sering ke warnet hanya untuk mendengarkan musik ketika aku stress, dan itu cukup membuat dompetku kalang kabut^^. Lagu joshephira secara garis besar menceritakan tentang kegilaan seseorang (bimbim) terhadap sesosok cewek bule bernama joshephira. Si seseorang ini mengacuhkan banyak wanita hanya demi cinta gilanya terhadap si joshe. Aku mendapatkan cerita di balik lagu ini dari seseorang teman baru dari sukoharjo bernama singgih, nama yang bagus. Dan nama yang bagus itu telah dimanipulasi teman-temannya dengan nick name berjudul “Pejret”. Malang sekali nasibmu nak singgih, eh pejret ding XD.

Sudah menjadi kebiasaan kalau mendapatkan ide baru aku selalu mengkombinasikan dengan kehidupanku dalam karya. Yang pasti lagu joshephira ini akan menjadi sebuah komik cinta berjumlah 11 lembar (yang nantinya akan molor menjadi 22 lembar^^). Akumemilih kertas A4 aku potong menjadi dua bagian/ halaman. Dalam karya joshephira aku terinfluece dari pop art dan style urban art. Sebuah jenis aliran yang teryata sangat tepat untuk curhat, kebetulan aku mengusung kisah cinta nan imajinatif dalam komik ini. ada dua karakter yang aku pilih dalam komik ini, tentu saja ada sesosok tokoh abadi yang aku masukkan. Proses skecthing memakan waktu hampir 1 bulan, tentu saja aku mengerjakannya di sela-sela kesibukannku sebagai mahasiswa dan petualang:D. Alat-alat yang aku gunakan juga standar, seperti kertas HVS 80 gram, pensilmekanik, penghapus, spidol, drawing pen, dan seperangkat alat warna. Proses inking dilakukan setelah semua pensil sudah kelar dikerjakan. Spidol snowman hitam sekarang menjadi alat favoritku dalam meninta. Walau memiliki berbagai macam kelemahan seperti cepat luntur kalo kena air, warna yang memudar setelah beberapa waktu, dan namun aku sangat menyukai karakter pena dalam spidol tersebut. Sangat ekspresif apabila di bandingkan dengan drawing pen. Aku juga menemukan karakter baru dalam menggores setelah berkenalan dengan si manusia salju alias snowman. Proses coloring segera saja aku lakukan setelah melalui proses scan. Untuk urusan pewarnaan aku sangat menyukai program adobe photoshop CS. Peralatan dan penataan warna sangat menyenangkan ketika aku mengerjakan coloring dengan program ini. teknis yang aku lakukan dalam pewarnaan kali ini juga cukup simpel, aku hanya membuat gradasi dalam setiap bidang. Semuanya lancar-lancar saja, semua itu berubah ketika imajinasiku menolak untuk menggambar jika hanya 11 lembar saja. Khayalanku semakin liar hingga membuatnya membengkak menjadi 22 lembar komik. Permainan semiotika dan pemilihan komposisi menjadi alternatif yang sangat menarik aku tonjolkan dalam komik joshephira. Tentu saja aku juga berksplorasi dengan cara komikku berkomunikasi. Aku berusaha dalam komik ini tidak menggunakan teks, hanya menggunakan simbol dan gambar, sebuah proses yang sangat menyenangan bukan


Semua komik telah selesai di warna, dengan satu lembar yang aku kerjain 2 hari sebelum pameran. Aku sedikit kebigungan dengan ending dari si joshephira. Konsep awal yang sebenarnya pengen menggunakan inbox dari sms ternyata tidak dapat terlaksana. Mengkinuntuk karya curhat selanjutnya kali yah. Pada hari kamis itu aku segera meluncur ke tempatnya mas nevi untuk melayout gambar dan memberinya balon kata (kalian ingatkan tentang penyajianku yang aku posting kemarin? Dan aku memilih yang terakhir). Setelah semua beres aku langsung meluncur ke percetakan darmasto, sebuah perusahaan grafis yang mengkhususkan mencetak ukuran A3. Sesampainya disana aku sempet kebingungan karena ada beberapa halaman yang belum aku tata. Namun akhirnya setelah berpikir beberapa saat aku memutuskan untuk mencetaknya ukuran A5. Aku membagi kertas sebesar itu menjadi 4 bagian. Mencetak gambar ukuran A3 perlembar ternyata ada bermacam-macam harga tergantung jenis kertasnya. Aku memilih kertas ARTPAPER ukuran 260 gram, perlembar Rp. 4300. Proses cetak selesai, aku kemudian segera melucur ke GKS. Sebenarnya aku sangat malas untukmemotong kertas tersebut, akhirnya aku menuju fotokopian di derah belakang sriwedari. Alat pemotong di fotokopian tersebut ternyata rusak, akhirnya aku memutuskan untuk pergi ke utara mencari fotokopian. Dan itu ternyata sangat melelahkan, aku merasa sangat benci keadaan tanpa sepeda motor


Aku berjalan melewati GKS langsung meluncur di daerah monumen pers, barus ampai di tiga serangkai sesosok pria ua menyapaku dengan sepeda jengki birunya. Yeah dialah arum, seorang pria muda yang terjebak di tubuh pria tua. Aku akhirnya memutuskan untuk memotong sendiri setelahmengetahui bahwa arum membawa cutter. Sesampainya di GKS semua orang telah sibuk dengan urusannya masing-masing, aku jadi ingat obrolan kemarin malam di pendopo sriwedari. Aku sedikit mengkritisi kinerja temen-temen pop art yang serba ndadak. Dan pandangan negatif tentang mereka berubah drastis ketika aku mengetahui bahwa ada perbedaan yang sangat mencolok tentang penataan karya dalam seni rupa tinggi dan seni rupa rendah. Kapan-kapan aku posting lagi soal kejelasannya. Yang pasti setiap kasta memiliki kebiasaan masing-masing. Kerjaanku kala itu hanya memotong kertas A3ku menjadi A5, dan itupun tidak aku tempel. Konsep komik interaktif yang aku tampilkan dalam pameran ini membuat aku harus mendisplay karyaku disaat terakhir, bahkan saat pembuakaan. Aku membutuhkan bantuan penonton untuk menyempurnakan komik joshephira ini.


Acara pembukaan pameran dimulai pada pukul 19.30 WIB, sebuah pembukaan pameran yang primitif. Arum dan bang roma sebagai MC berteriak-teriak kesetanan tanpa mikrofon membuka acara tersebut, awalnya aku merasa sedikit gamang dengan suasana tersebut, namun aku buang jauh-jauh perasaan itu, ini adalah pameranku, tentu saja aku harus membuatnya seru dan gayeng seperti duo MC di depan. Bang jayus, mas joko dan bang somad membuka acar aitu dengan tepuk tangan aku segera berlari ke stanku di dearh pojok dekat WC (sebuah tempat strategis di GKS , aku menamainya comic zone ). Tempat itu adalah tempat yang sudah aku pakai dalam setiap pameran khususnya komik. Ada dua stan bego dalam pameran tersebut, aku dengan komik “josephira”ku dan arum dengan “foto dalam dompet”nya. Si pak tua itu membuat kosnep foto didalam dompet dengan wajahnya, dia membuat banyak foto di dalam dompet dan membuat interaksi dengan pengunjung untuk menulis komen di belakangnya. Ada juga beberapa foto yang di tempel di tembok, dan pengunjung di beri kebebasan untuk mengomentarinya. Sementara di stan joshephira aku berinteraksi dengan pengunjung untuk mengisi balon kata yang aku persiapkan. Aku memberi kesempatan para pengunjung untuk menjadi bagian dalam karyaku kali ini. tentu saja duo stan interaktif itu ,menjadi stan teramai dalam pameran kali ini (aku sangat yakin sekali). Apabila halaman yang telah selesai di respon penonton, aku segera menempelkan halaman tersebut di tembok. Yeaah aku baru mendisplay saat itu, sebelumnya tembok tersebut aku pasang semacam kertas bertumpuk untuk menipu penonton. Banyak peserta dan pengunjung yang misuh-misuh melihat kertas tipuan itu. Acara interaksi komik itu berjalan sangat menyenangkan, aku bisa bercakap-cakap dan memprovokasi para pengunjung untuk ikut andil dalam karyaku ini. aku sudah bisa membayangkan akan banyak sekali kejutan dalam proses interaksiku dengan penonton. Ada sebagian pengunjung yang bingung dan mencelat ke tempat yang agak jauh untuk menulis, ada yang curhat colongan, ada pula yang sekedar ngomyang gak jelas gara-gara kebingungan mau menulis apa. Ada salah satujuniorku dikampus yang hampir mampus baca komik josephira gara-gara aku mengutup salah satu ayat alquran.malam itu dalam waktu singkat semua halamanku telah tertempel di tembok, bahkan masih ada yang ingin mengantri untuk mengisi balon kata, padahal semua halaman telah habis. Aku hanya berkata “waduuuh soriii halamane wis enteek .... anda belum beruntung”. Jadi buat semua teman-teman yang telah berpartisipasi dalam komik josephira akumengucapkan banyak terimakasih, insyaallah apabila dibuat jilid/komik satuan nama kalian akan saya cantumkan .


yeah... sangat menyenangkan, setelah acaraku usai aku segera cabut ke luar GKS para slankers mulai berdatangan, dan aku sangat membenci suasana yang ramai dan chaos. Memang tak dapat dipungkiri acara “Pameran Generasi Biru Tribute To Slank” itu sangat ramai berkat bantuan anak-anak slankers, mereka mengadakan pesta tersendiri didalam gedung bioskop, berbagai macam band menampilkan kemampuan mereka dalam bermusik. Aku belum cabut, saat itu aku menanti salah satu band pop gokil yang akan tampil. Yeaah saya adalah muda-mudi mudub, hehehehe. Mereka ternyata mengalami berbagai macam kejutan, mulai dari perubahan jadwalmain, hingga kekurangan personel ketika tampil. Dari obroalnku dengan arum si tomi sedang ngambeg, entahlah sepertinya memang si tomi kadang seperti itu. Dan teman-teman the mudub memaklumi halangan tersebut dan mencari drumer pengganti. Cukup meriah, walau sempat stick drum paah gara-gara drumer pengganti bernama pejret mengamuk saat bermain, namun aku merasa sangat hidup hari itu. Hari ini ketika aku menulis postingan adalah hari jumat, hari yang sangat pendek, oh iya besok minggu si rabu ultah, ntar malem rencananya aku akan menggambar buat si dia. Kalian tahu si rabu? Itu tuh cewek manis angkatan 2010. Pagi ini menyenangkan, aku sempat bertemu matahari, membaca komik scott mc cloud sambil sarapan di tempat si nenek judes. Pokoknya aku harus menggambar buat si rabu


postingan kali ini cukup banyak, namun aku memang sedang ingin menulis anggap saja ini pengganti kega;lauanku beberapa hari silam. Kegalauan yangbelum sempat aku tuliskan, gak papa kan curcol daripada gila trus terjun dari lantai 4 SGM. Akhir kata no galau no comic maka galaulah agar karya kalian nambah banyak dan nambah berbobot. Hidup galau... hidup ngomik... hidup dian sastro yang hamil 4 bulan T____Ta

mujix
solo, 11 maret 2011
masih keriting, imyut, dan galau :)

Label: