megamendungkelabu

Jumat, 30 Maret 2012

Begitulah

Judulnya demo kenaikan BBM 2012.
begitulah,


Bagi nenekku yang berada di kampung, demo kenaikan BBM di berbagai kota di seluruh indonesia adalah sesuatu hal yang tidak terpikirkan olehnya sedikitpun. Terlintas sejenakpun kurasa tidak. walau tidak terpikirkan soal demo, nenekku yang berada di kampung aku yakin bakal terkena dampak dari kenaikan BBM yang rencananya dinaikkan pada 1 april 2012 mendatang. Walau tidak terpikirkan soal demo, nenekku yang berada di kampung kurasa akan segera mengeluh karena tersadar bahwa harga minyak goreng, beras, gula, kinang dan lain sebagainya telah naik mendadak mencekik leher nenekku dengan kejam. Begitulah.


Bagi mahasiswa bejat dalam sebuah organisasi mahasiswa, demo kenaikan BBM adalah lahan uang. Yup, kalian benar. Ada sebuah kong-kalikong pelik yang terjadi antara mahasiswa bejat tersebut dengan para dalang yang menaikkan harga BBM. Temanku mengatakan para mahasiswa di jalan tersebut sebagian mendapatkan upah 50.000 per aksi, sebagian lainnya mendapatkan 100.000 untuk memprovokasi kawan-kawannya. mahasiswa sisanya harus mengeluarkan uang 50.000 sampai 100.000 untuk pengobatan kepala yang bocor gara-gara tertimpuk lemparan batu. Begitulah.


Bagi para produser acara berita di televisi, demo kenaikan BBM adalah masalah rating dan slot iklan menggiurkan di berbagai program acara Berita. Kekacauan dan kesedihan adalah senjata utama dari berbagai program acara televisi yang kini sering tayang di televisi. Kurasa tema tersebut tidak akan habis untuk diangkat pasca kenaikan BBM, kalian tidak percaya? Percayalah. Ada tambang uang jutaan dan milyaran uang yang akan dikuras dari benda yang bernama Televisi. Begitulah.


Buat mahasiswa yang berjiwa nasionalis tinggi, demo kenaikan BBM adalah ajang untuk membaktikan kesetiaan mereka terhadap rakyat. Sosok-sosok seperti mereka sangat perduli terhadap harkat dan martabat orang lain, mereka membekali aksi demo tersebut dengan niat baik untuk memulihkan negara INDONESIA yang kini tengah SAKIT. Bagi mereka tanggal 17 agustus 1945 adalah kemerdekaan yang tertunda entah hingga kapan, hingga saat ini mereka tahu, belum ada kemerdekaan yang merata di berbagai strata dan kalangan rakyat di seluruh Indonesia. Begi mereka demo kenaikan BBM adalah perjuangan menuju indonesia yang makmur dan berbahagia. Walaupun kurasa jumlah mereka sedikit, errr sangat sedikit.Begitulah.


Bagi para anggota Dewan di Parlemen nun jauh disana, kenaikan BBM adalah agenda rapat terasyik untuk menikmati hidup. Iya hidup kayak gini niiih, hee kalian gak ngerti? Ya.. yaa.. aku juga gak terlalu paham, intinya, dengan seringnya mengadakan rapat maka semakin sering mereka mendapatkan uang plus tunjangannya. Rata-rata setiap anggota DPR berpenghasilan 40 jutaan perbulan, rata-rata penghasilan tukang tambal ban 40 ribu perbulan. Makanya, gak usah heran ketika mereka sangat bersemangat untuk berdebat, dan mengajukan usulan (ya, kerjaan mereka memang sekedar berdebat dan mengajukan usulan). Begitulah


Bagi seorang cowok kribo bernama ‘Mujix’, demo kenaikan BBM adalah proses pemahaman tingkat intelektual berbagai pihak. Si doi emang gak ikutan demo, alasannya bukan masalah nasionalisme untuk negara, namun lebih ke sebuah proses untuk memahami berbagai pihak dalam memandang arti ‘kenaikan BBM’. Dia tahu, hajatan besar yang bernama ‘kenaikan BBM’ bukan masalah sederhana. Banyak hal yang terhubung dari satu pihak ke pihak lain yang akhirnya membentuk sebuah lingkaran setan bernama INDONESIA HARI INI. Oh iya satu lagi demo kenaikan BBM adalah saat yang tepat buat mengedit majalah Budaya atau mengerjakan pinsil dari Lemon tea: Bukan Komik Cinta, dan mengejar berbagai tanggungan yang belum kelar. Semangatlah kawan :)


"Saya putuskan bahwa saya akan demonstrasi. Karena mendiamkan kesalahan adalah kejahatan."
~soe hok gie~



Judulnya demo kenaikan BBM 2012.
begitulah, postingan gak lucu, bikin capek.


Mujix
sedang mepersiapkan 'earth hours: jamstrip comic'
bersama komisi solo dan boocan :)
insyaallah bakal gambar bareng di ngarsopuro:)
Solo, 30 Maret 2012

Label: