Gerakan Tani Merdeka
okey, judul diatas
bukanlah gerakan separatis atau pergerakan illeegal untuk menggulingkan
Negara Kesatuan Republik Indonesia. judul diatas adalah sebuah
pergolakan kecil mengenai faham berdikari dan mandiri seorang pemuda
bernama Arumania. Gerakan tersebut pertama kali dicetuskan kira-kira 2 bulan
lalu dipadepokan, kejadian
itu dimulai ketika Hitter-itu tuh alat pemanas air yang bentuknya kayak teko
tapi dari plastik- yang berada di padepokan rusak. gara-gara kejadian
kecil tersebut, suasana padepokan menjadi semakin ancur dan terbelakang.beberapa
postingan sebelumnya aku sering menuliskan kata
'padepokan' maka dari itu sepertinya memang
harus akan kuceritakan sedikit tentang padepokan, agar kalian bisa
memahami dan menghayati tulisan kali ini -pokoknya seperti itulah-
padepokan adalah
sebuah kontrakan gaul yang terletak didaerah punggawan sebuah bangunan
berlantai dua itu setiap hari menjadi tempat nongkrong makhluk-makhluk aneh
sebangsa alien seperti Mujix, Arumania, dan tentu saja kawan-kawan yang
lain. tembok berwarna kuning itu membalut 6 ruangan dengan satu teras di lantai
dua yang menghadap bebas di langit. jika kalian galau, sebaiknya Jangan kesana, disana
berlantai dua dan sangat berpotensial untuk bunuh diri ke halamantetangga -cukup rawan
mengingat ada anjing berwarna coklat yang suka menggonggong sambil
goyang-goyang ceribel- sebelah.
terkait dengan
kerusakan Hitter, beberapa benda aneh mulai muncul semenjak kejadian tersebut. benda-benda
aneh itu muncul dengan satu persatu, tungku dari tanah liat, arang, kipas, minyak tanah,
dan sebuah penjepit dari besi. dan malam ini tanganku masih pegel gak jelas
gara-gara benda absurd tersebut. yah begitulah, Gerakan Tani Merdeka,
adalah sebuah ideologi baru untuk membentuk mental-mental pecinta ilmu praktis di
padepokan. sore ini aku datang dengan muka gantengku seperti biasa, di tempat itu aku bertemu
dengan Hendro -katanya sih pacarnya Arum, tapi aku gak percaya- mahasiswa jurusan kria seni
yang saat ini masih bercumbu dengan kapal pinisi dan segala keruwetannya. dia datang dengan
wajah sumringah seperti biasa, dan tak disangka-sangka Hendro mengeluarkan
banyak upeti dari tas hitamnya.
di padepokan sedang
cukup populer istilah upeti, bisa dikatakan upeti adalah jalan paling mudah
untuk memasuki padepokan. upeti Hendro kali ini
adalah dua bungkus mie goreng, sebungkus teh celup bermerek lokal. sedangkan upeti Mujix
cuma wajah gak jelas, sama rambut yang juga gak jelas. upeti-upeti itu
sangat berkaitan sekali dengan Gerakan Tani Merdeka.
***
aku bengong melihat Hendro mengelap wajahnya yang penuh peluh di depan tungku. dia masih kerepotan
mengibaskan sebuah kipas di depan tungku hingga mengepul asap putih. serangan
mendadak itu membuat seluruh padepokan diselimuti asap dan kotoran dari
pembakaran sisa arang. sesekali kami harus menghindar dari letupan-letupan bara
api yang tiba-tiba muncul dari tungku, ya, sore itu sekumpulan pemuda gaul dan
galau sedang mempersiapkan makan malam yang cukup bombastis -errr terlalu lebai
ya?-. entahlah pokoknya si gituu
melihat Hendro yang
batuk-batuk sambil mengipasi tungku ala tukang sate madura akhirnya aku
meletakkan peralatan gambarku. aku berjalan pelan kearahnya sambil berkata
bahwa apa yang kita lalukan sekarang sudah sangat berdikari dan benar-benar
langkah yang tepat untuk menyukseskan Gerakan Tani Merdeka. Aku bilang gini, “sing
penting tekun dan set-set-set”, sebuah jargon teranyar tentang betapa (tidak)
pentingnya bakat dalam melakukan sesuatu, mengutip kata-kata Nike “Just Do it”
brooo.
***
Gerakan absurd itu
menjadi semakin aneh beberapa hari ini, tadi pagi ketika aku datang ke
padepokan mendadak ada bau amis kayak ketek gak dimandiin selama sebulan
membelai indera penciumanku, inalililah, ternyata bau itu berasal dari bak
kucel berwarna merah. Didalam bak itu terdapat banyak sampah yang mulai
membusuk (atau sudah membusuk), sempet melirik, isinya macem-macem lho, aku
menyebutnya gado-gado dari neraka. Ada sisa nasi 3 hari yang lalu, sayur-mayur
gak jelas yang sudah terurai oleh bakteri tanah, potongan tangan, dan segumpal
lutut entah punya siapa, eerrr oke, dua benda terakhir aku bohong, gak ada
potongan tangan atau sepotong lutut disana, bisa masuk bui kalo ketauan naro
benda-benda manusia yang udah mati. Iya kan?
Dengan muka sok di
ganteng-gantengkan aku segera saja nyelonong bertanya kepada kawan-kawan
padepokan. Usut punya usut, ternyata benda bau amis nan ekpresip itu sebuah
percobaan pembuatan pupuk organic dari sisa-sisa makanan, mereka mencoba
mengolah berbagai macam sisa makanan. Aku makin bengong lagi, ternyata gerakan
mereka tidak main-main.didekat bak berwarna merah itu ada beberapa pot tanaman
cabe rawit rimbun yang beberapa bulan lalu masih berupa kecambah. Okey, waktu
berlalu begitu cepat.
***
Gerakan Tani Merdeka bagi pemuda-pemudi seusianya mungkin terlihat aneh, tampak tidak mencerminkan
kegaulan anak muda jaman sekarang. Ngapain
coba? segerombolan cowok memasak nasi, yang lain membeli sayur dan lauk pak
dengan patungan, sisanya mencari arang dan mencoba membuat api dari benda primitive
gak gaul bernama tungku. Padahal kalo mereka mau, mereka bisa membawa kompor
gas dari rumah. Dan pertanyaan itu segera saja terjawab dari obrolan ringan
mereka saat menyantap makanan yang telah matang. Ya, makanan yang kita kerjakan
rame-rame melalui gerakan tani merdeka.
Kalian tahu,untuk
menghasilkan nasi yang tanak dan enak, kita harus memastikan banyak hal. Semisal,
jarak air air di dalam beras minimal harus setinggi satu jari tangan kita dari
dasar panic. Pilihlah arang yang tidak terlalu besar, yang kecil-kecil dan
harus dikipasi satu arah dari bawah tungku. Ketika memegang kipaspun harus
berada diatas pegangan dan menjepit kipas bagian bawah. Pengipasan yang baik
akan membuat bara api menjadi cepat jadi. Bukankah hidup juga serumit itu
saudara? Hidup kita tergantung bagaimana cara kita memperlakukannya.
Menurut curhat
colongan bersama Pak Iyok, Gerakan Tani Merdeka adalah gerakan sederhana dalam
menikmati proses didalam hidup. Segala sesuatu didunia ini tidak ada yang
instant bro, mie instant saja harus di buat dulu di pabrik,melibatkan ratusan
orang dari berbagai pihak. Seinstant apapun semua hal tentu saja akan berkaitan
dengan kemampuan seseorang dalam menghadapi permasalahan. Proses adalah
langkah,pencapaian adalah tujuan. Jangan pernah menyepelekan proses ketika
kalian menemukan sebuah pencapaian.
Mujix
pokoknya kalo ketemu
saya jangan nanya
"semester berapa mas?",
"lulus kapan nih?",
atau "sudah bisa pipis sambil salto belum mas?"
Solo, 6 Mei 2012
Label: tentang sejarah
<< Beranda