megamendungkelabu

Minggu, 06 Mei 2012

Gerakan Tani Merdeka


okey, judul diatas bukanlah gerakan separatis atau pergerakan illeegal untuk menggulingkan Negara Kesatuan Republik Indonesia. judul diatas adalah sebuah pergolakan kecil mengenai faham berdikari dan mandiri seorang pemuda bernama Arumania. Gerakan tersebut pertama kali dicetuskan kira-kira 2 bulan lalu dipadepokan, kejadian itu dimulai ketika Hitter-itu tuh alat pemanas air yang bentuknya kayak teko tapi dari plastik- yang berada di padepokan rusak. gara-gara kejadian kecil tersebut, suasana padepokan menjadi semakin ancur dan terbelakang.beberapa postingan sebelumnya aku sering menuliskan kata 'padepokan' maka dari itu sepertinya memang harus akan kuceritakan sedikit tentang padepokan, agar kalian bisa memahami dan menghayati tulisan kali ini -pokoknya seperti itulah-

padepokan adalah sebuah kontrakan gaul yang terletak didaerah punggawan sebuah bangunan berlantai dua itu setiap hari menjadi tempat nongkrong makhluk-makhluk aneh sebangsa alien seperti Mujix, Arumania, dan tentu saja kawan-kawan yang lain. tembok berwarna kuning itu membalut 6 ruangan dengan satu teras di lantai dua yang menghadap bebas di langit. jika kalian galau, sebaiknya Jangan kesana, disana berlantai dua dan sangat berpotensial untuk bunuh diri ke halamantetangga -cukup rawan mengingat ada anjing berwarna coklat yang suka menggonggong sambil goyang-goyang ceribel- sebelah.

terkait dengan kerusakan Hitter, beberapa benda aneh mulai muncul semenjak kejadian tersebut. benda-benda aneh itu muncul dengan satu persatu, tungku dari tanah liat, arang, kipas, minyak tanah, dan sebuah penjepit dari besi. dan malam ini tanganku masih pegel gak jelas gara-gara benda absurd tersebut. yah begitulah, Gerakan Tani Merdeka, adalah sebuah ideologi baru untuk membentuk mental-mental pecinta ilmu praktis di padepokan. sore ini aku datang dengan muka gantengku seperti biasa, di tempat itu aku bertemu dengan Hendro -katanya sih pacarnya Arum, tapi aku gak percaya- mahasiswa jurusan kria seni yang saat ini masih bercumbu dengan kapal pinisi dan segala keruwetannya. dia datang dengan wajah sumringah seperti biasa, dan tak disangka-sangka Hendro mengeluarkan banyak upeti dari tas hitamnya.

di padepokan sedang cukup populer istilah upeti, bisa dikatakan upeti adalah jalan paling mudah untuk memasuki padepokan. upeti Hendro kali ini adalah dua bungkus mie goreng, sebungkus teh celup bermerek lokal. sedangkan upeti Mujix cuma wajah gak jelas, sama rambut yang juga gak jelas. upeti-upeti itu sangat berkaitan sekali dengan Gerakan Tani Merdeka.


***
aku bengong melihat Hendro mengelap wajahnya yang penuh peluh di depan tungku. dia masih kerepotan mengibaskan sebuah kipas di depan tungku hingga mengepul asap putih. serangan mendadak itu membuat seluruh padepokan diselimuti asap dan kotoran dari pembakaran sisa arang. sesekali kami harus menghindar dari letupan-letupan bara api yang tiba-tiba muncul dari tungku, ya, sore itu sekumpulan pemuda gaul dan galau sedang mempersiapkan makan malam yang cukup bombastis -errr terlalu lebai ya?-. entahlah pokoknya si gituu

melihat Hendro yang batuk-batuk sambil mengipasi tungku ala tukang sate madura akhirnya aku meletakkan peralatan gambarku. aku berjalan pelan kearahnya sambil berkata bahwa apa yang kita lalukan sekarang sudah sangat berdikari dan benar-benar langkah yang tepat untuk menyukseskan Gerakan Tani Merdeka. Aku bilang gini, “sing penting tekun dan set-set-set”, sebuah jargon teranyar tentang betapa (tidak) pentingnya bakat dalam melakukan sesuatu, mengutip kata-kata Nike “Just Do it” brooo.

***

Gerakan absurd itu menjadi semakin aneh beberapa hari ini, tadi pagi ketika aku datang ke padepokan mendadak ada bau amis kayak ketek gak dimandiin selama sebulan membelai indera penciumanku, inalililah, ternyata bau itu berasal dari bak kucel berwarna merah. Didalam bak itu terdapat banyak sampah yang mulai membusuk (atau sudah membusuk), sempet melirik, isinya macem-macem lho, aku menyebutnya gado-gado dari neraka. Ada sisa nasi 3 hari yang lalu, sayur-mayur gak jelas yang sudah terurai oleh bakteri tanah, potongan tangan, dan segumpal lutut entah punya siapa, eerrr oke, dua benda terakhir aku bohong, gak ada potongan tangan atau sepotong lutut disana, bisa masuk bui kalo ketauan naro benda-benda manusia yang udah mati. Iya kan?

Dengan muka sok di ganteng-gantengkan aku segera saja nyelonong bertanya kepada kawan-kawan padepokan. Usut punya usut, ternyata benda bau amis nan ekpresip itu sebuah percobaan pembuatan pupuk organic dari sisa-sisa makanan, mereka mencoba mengolah berbagai macam sisa makanan. Aku makin bengong lagi, ternyata gerakan mereka tidak main-main.didekat bak berwarna merah itu ada beberapa pot tanaman cabe rawit rimbun yang beberapa bulan lalu masih berupa kecambah. Okey, waktu berlalu begitu cepat.

***
Gerakan Tani Merdeka bagi pemuda-pemudi seusianya mungkin terlihat aneh, tampak tidak mencerminkan kegaulan anak muda  jaman sekarang. Ngapain coba? segerombolan cowok memasak nasi, yang lain membeli sayur dan lauk pak dengan patungan, sisanya mencari arang dan mencoba membuat api dari benda primitive gak gaul bernama tungku. Padahal kalo mereka mau, mereka bisa membawa kompor gas dari rumah. Dan pertanyaan itu segera saja terjawab dari obrolan ringan mereka saat menyantap makanan yang telah matang. Ya, makanan yang kita kerjakan rame-rame melalui gerakan tani merdeka.

Kalian tahu,untuk menghasilkan nasi yang tanak dan enak, kita harus memastikan banyak hal. Semisal, jarak air air di dalam beras minimal harus setinggi satu jari tangan kita dari dasar panic. Pilihlah arang yang tidak terlalu besar, yang kecil-kecil dan harus dikipasi satu arah dari bawah tungku. Ketika memegang kipaspun harus berada diatas pegangan dan menjepit kipas bagian bawah. Pengipasan yang baik akan membuat bara api menjadi cepat jadi. Bukankah hidup juga serumit itu saudara? Hidup kita tergantung bagaimana cara kita memperlakukannya.

Menurut curhat colongan bersama Pak Iyok, Gerakan Tani Merdeka adalah gerakan sederhana dalam menikmati proses didalam hidup. Segala sesuatu didunia ini tidak ada yang instant bro, mie instant saja harus di buat dulu di pabrik,melibatkan ratusan orang dari berbagai pihak. Seinstant apapun semua hal tentu saja akan berkaitan dengan kemampuan seseorang dalam menghadapi permasalahan. Proses adalah langkah,pencapaian adalah tujuan. Jangan pernah menyepelekan proses ketika kalian menemukan sebuah pencapaian. 


Mujix
pokoknya kalo ketemu
saya jangan nanya 
"semester berapa mas?",
"lulus kapan nih?",
atau "sudah bisa pipis sambil salto belum mas?"
Solo, 6 Mei 2012

Label: