megamendungkelabu

Kamis, 06 September 2012

Detail in the fabrics


Ini adalah sebuah cerita tentang perjalanan, Malam itu berjalan seperti biasanya. Langit masih gelap pekat, tak ada bintang, hanya ada bulan sepotong bersinar dengan lemah di atas sana. Saat itu aku tengah berada di daerah Kendal, dan waktu telah menginjak jam 2 dinihari, hanya melintas saja dan segera berlalu. Perjalanan menuju kota bogor kurasa bakal tersendat lagi, setelah kuhitung dengan kasar, kurasa lebih dari 4 kali bis yang aku tumpangi ini terhenti gara-gara perbaikan jalan dan kemacetan. Namun, untuk kali ini, bis melaju dengan cukup cepat kearah barat. Ke sebuah kota hujan dimana ada harapan dan impian yang harus aku jemput.

Ini adalah sebuah cerita tentang perjalanan ,di dalam bis ekonomi  ini terlalu banyak manusia. Sesekali aku menengok kebelakang untuk memperhatikan penumpang lain. Di belakangku ada seorang nenek lansia yang kadang berteriak dan mencolek kepala atau pinggangku, cukup membuatku terganggu. Nenek tua itu ditemani seorang bapak paruh baya yang cukup emosional. Beberapa kali aku mendengarnya menghardik nenek tua tersebut dengan amarah, gara-gara si nenek pengen buang air kecil. Ada drama menyebalkan ketika aku melihat bapak paruh tua itu menarik dengan sedikit kasar nenek tua itu menuju toilet di belakang. Aku tidak tahu apa hubungan mereka, kurasa anak dan ibu, atau menantu dan keponakan, atau mungkin orang lain dan orang lain. Entahlah

Ini adalah sebuah cerita tentang perjalanan , semenjak kecil aku sangat suka duduk di kursi pinggir dekat jendela. Dahulu ketika pertama kali ke bogor atau Jakarta, aku sering mabuk kendaraan gara-gara melihat pemandangan diluar kaca. Bagi mujix kecil dunia di luar keca jendela bis adalah imajinasi baru akan tempat baru yang belum pernah terjelajahi. di sebuah perjalanan kita akan bertemu dengan pemandangan pemukiman dan non pemukiman. Pemukiman adalah suasana hiruk pikuk kota atau desa dengan segala aktivitasnya, namun ketika kalian telah menginjak pukul 12 malam keatas, untuk beberapa tempat, kota itu akan terlihat kosong dan lengang. Non pemukinan biasanya berupa hutan rimba atau areal persawahan, kalian hanya akan menemui pemandangan ini selepas perbatasan kota

Dulu aku sering berimajinasi, di rimbunnya hutan tersebut ada monster yang menerkam bis kami di ujung jalan, ternyata hingga hari ini moster itu belum pernah muncul untuk menerkam bis yang aku tumpangi ataupun memperlihatkan sosoknya.

Ini adalah sebuah cerita tentang perjalanan , Sekedar untuk kalian ketahui malam ini aku benar-benar muak dengan hidupku, sebegitu kompleksnya hingga akhirnya aku memutuskan pergi ke bogor. Pergi ke kota hujan, pergi sendirian dan berharap semuanya akan baik-baik saja. Manusia adalah makhluk yang katanya di ciptakan oleh Tuhan paling sempurna. Untukku saat ini, semua itu hanya bohong belaka. Kata ‘sempurna’ itu hanya di ciptakan oleh spesies manusia agar mereka merasa lebih berhak untuk menguasai semesta dan seisinya. Kata ‘sempuna’ bagiku seperti kotoran sapi yang masih hangat dan kemudian di sebut pupuk paling bagus oleh para petani organik. Tak ada manusia yang sempurna, tak ada mahkluk yang sempurna. Semua hal di alam raya yang rumit ini sebenarnya sangat sederhana. Ketika semua mahkluk tuhan menjalankan perannya sesuai kitab takdir, maka sempurnalah semua makhluk dan seisi alam semesta. Sesederhana itu.

Ini adalah sebuah cerita tentang perjalanan, dan aku berharap semuanya akan baik-baik saja. Aku tidak salah arah dan masih terus berharap agar semuanya baik-baik saja. Perjalananku sudah mencapai ujung setengah. Setengah jam lagi aku akan bertemu ibuku, ayahku dan adikku.


Mujix
Kendal, 30 Juni 2012