UGD
Rumah sakit adalah tempat ‘tersakit’ yang pernah aku
kunjungi. Kenapa? Aku menyebutnya tersakit karena banyak dokter bermuka datar dengan jubah putihnya,keadaan-keadaandimana
seseorang di ujung tanduk menghadapi hidup, tangisan-tangisan pilu para
penjenguk ketika melihat kawannya meninggal, dan tentu saja bau obat yang
menyengat di sepanjang lorongnya. Lorong adalah tempat dimana banyak orang
berlalu lalang dengan terburu-buru. Lorong di rumah sakit ini menjadi saksi
bisu berbagai kejadian dramatis banyak orang. Kurasa aku dan sahabatku termasuk
salah satu dari banyak orang tersebut. Ingatanku kembali ke beberapa hari yang
lalu, sepotong ingatan yang tertinggal di tempat bernama café bintang.
***
Café Bintang terletak
di ujung perempatan jalan Slamet Riyadi, sebuah tempat peristirahatan bagi para
pelancong dari berbagai tempat. aku dan sahabatku bukan seorang pelancong,
namun banyak waktu yang kami habiskan disana, mungkin lebih dari seperempat
hari kami menguasai tempat itu.
“kamu tahu apa yang membuat pelancong itu pergi ke banyak
tempat?” Tanya dia dengan senyum terkulum dan menatap mataku.
“enggak tahu! Dan gak mau tahu” ujarku dengan dingin.
“halah, mereka semua mempunyai ambisi untuk berpetualang,
bertemu dunia baru, dan tentu saja menikmati hidup sedetail mungkin” dia
tertawa sambil berpose ala pelaut yang tengah menemukan pulau baru, seperti Columbus kali ya? Entahlah.
“bego, bilang aja kalo aku harus melupakan dia dan bertemu
dengan dunia baru agar aku bisa menikmati hidup sedetail mungkin” kataku sambil
melempar sedotan ke kepalanya dengan brutal. Pengennya sih aku lempar mesin
kasirnya Café Bintang.
“ahahahaha, nah itu kamu juga tahu. Smile buddy, the past is paintfull but life must go on!!” dia
memegang tanganku. Apakah mungkin, dunia baruku kali ini adalah kamu.
Sesekali aku meraih HP nokia tersebut, menggantinya dengan
lagu-lagu penuh semangat untuk mengalihkan kegalauanku akan hari ini. Yak.
Kurasa lagunya The Beatles yang ‘Yesterday’
sangat pas untuk detik ini.
“hei, ngomongin soal dunia baru kamu udah pernah makan Magnum Chocolate Gold belum?”
“Maknum Cokolat Golt?
Kok mobil tamiya dimakan sih?” ingatanku tentang Magnum hanya sesosok nama
untuk Mobil Tamiya 4WD di acara film
kartun minggu pagi, Iya, Yang Let’s Go
Max ntu lho.
“payah luh. Diem disini ya. Aku belikan sebentar. Noh, di
depan café ada mas-mas penjual es krim”
Wadezig!! Maknum
Cokolat Golt ternyata bukan nama Tamiya
4WD.
“jangan lupa, Smile
buddy, the past is paintfull but life must go on!!” dia berteriak sambil
meninggalkan meja kami dengan senyum termanisnya.
Semuanya begitu cepat berlalu, terjadi secepat kilat,
mengalihkan akal sehat. Mobil Avansa
hitam itu melaju dengan kencang, tak sampai seperempat menit untuk membuatnya terpelanting
beberapa meter. Aku menghampirinya dengan panik. Suasana mendadak sunyi.
Semuanya menjadi merah.
***
“Yesterday all my
trouble seems to far away”
Lagu The Beatles itu
tiba-tiba terdengar perlahan dari tempat ‘tersakit’ itu. aku mencoba
menenangkan diri. Dia masih berada di ruang gawat darurat, mendapat perawatan
medis yang sangat intensif sejak peristiwa Avansa
di depan café bintang kemarin.
“jangan lupa, Smile
buddy, the past is paintfull but life must go on!!” antara tersadar dan
tidak, kata-katanya itu mengingatkanku tentang keadaan hari ini. Okey, masa
lalu aku bisa membiarkannya untuk berlalu. Namun tidak dengan kamu.
Mujix
komputerku sudah pindah tempat
sekarang semuanya akan di mulai dari
awal lagi
Purwosari, 15 September 2012
<< Beranda