megamendungkelabu

Minggu, 09 Juni 2013

Sebelum Pagi


Temperatur udara di desa ini benar-benar sangat menggila. Sangat dingin. Terkadang aku merasa hidup di tempat ini sangat menyebalkan, karena akan ada pagi dingin yang harus aku hadapi sebelum beraktivitas. Seperti pagi ini, aku terbangun jam 3 pagi hanya untuk sholat isya. Kesibukanku sabtu kemarin membuat waktu tidur terasa lebih pendek. Aku malam itu tidur jam 8 malam, 5 menit sesudah aku pusing mengerjakan sisa bab 1 dari skripsi. Pfft...

Tidur seawal itu membuatmu memiliki energi tingkat dewa, dan membuatmu terbangun untuk sekedar berdiskusi ringan dengan Tuhan saat sholat tahajud.  

Ah, Halo Tuhan.
Lama aku tidak menyapa-Mu selarut ini. Kali ini aku tidak akan meminta apa-apa seperti sholat tahajudku beberapa tahun yang lalu.
Aku ingat, dulu aku menghabiskan bermalam-malam untuk berdoa kepada Tuhan agar seseorang bisa jatuh cinta padaku. 

Pfft... permintaan yang tolol seorang bocah yang sangat percaya pada Tuhannya bahwa Ia akan mengabulkan permintaan apapun. 

Kemudian apa yang terjadi? 
Sang Tuhan mengacuhkan bocah tersebut hingga akhirnya bocah itu tak percaya lagi pada Tuhan.

Itu obrolan beberapa tahun yang lalu. Pagi ini obrolan itu terulang lagi. Tadi malam aku bermimpi bertemu dengan ‘seseorang yang suatu hari bisa jatuh cinta padaku’, seseorang yang ada di doa sang bocah beberapa tahun yang lalu.

Hey, mimpi itu sangat menakjubkan. Kita bersenang-senang di sana. Tak ada perasaan apapun yang mengganggu. Hanya ada perasaan jatuh cinta yang tidak bisa terdefinisikan oleh kamus manapun. 

Hey, sepertinya aku kangen kamu.

Mimpi itu berakhir di doa sederhanaku, aku tidak ingin meminta apapun. Aku hanya ingin menyapa-Mu dan bilang bahwa aku baik-baik saja. Aku akan sering datang, tanpa meminta apapun. 

Mujix
sedang berada di pagi hari yang biasa
Simo, 09 Juni 2013