megamendungkelabu

Sabtu, 13 Juli 2013

Jam Bangun Tidur

Tentang ibuku.
Dia selalu bangun tidur jam 2 pagi. Sebuah waktu yang sangat absurd. Sesekali dia bangun tiba-tiba, tak tergantung alat pembangun seperti alarm dan semacamnya. Namun terkadang harus ada suara yang berisik semacam musik reggea dari handphone canggih adikku untuk sekedar bangun jam 2 pagi. ketika alam sadarnya sudah pulih, ibuku tergopoh-gopoh ke kamar mandi. Sejenak kemudian dia datang ke kamar 3 x 3 meter untuk melakukan sholat tahajud. Dia sholat menghadap kiblat. Usai sholat, ibuku membangunkan adikku untuk di ajak ke pasar membelanjakan uang kemarin. Menukarnya dengan sayur mayur dan Berharap rezeki hari esok tidak segera hilang, karena ibuku sangat percaya petuah bahwa 'siapa yang paling cepat bangun pagi, dia bisa mengendalikan dunia melalu rezeki'.

Tentang adikku.
Adikku terbangun di jam yang sangat random. Tak terprogram. Namun semenjak ikut ibuku di Bogor, segala hal tentang adikku tiba-tiba terprogram secara otomatis. Kurasa Bangun tidur di pagi buta bagi pemuda seusianya adalah mimpi buruk. Walau terprogram, alam bawah sadarnya seakan mengatakan 'harusnya tidak seperti ini'. Awalnya tentu saja tak semudah sekarang. Adikku telah melewati banyak hari yang 'di paksa' terprogram seperti ibuku. Setiap pagi buta dia dan ibuku pergi mejemput rezeki di dunia yang hingar bingar di Kota Bogor, And finally he can conquer the random wake up program with desire. Kurasa hanya masalah waktu untuk memolesnya menjadi 'orang keren'.

Tentang ayahku.
Ayahku bangun menjelang adik dan ibuku pergi ke pasar dipagi buta. Secangkir kopi dan beberapa batang rokok, sejenak menjadi kawan akrab untuk sekedar di ajak bersiap-siap melewati hari hari yang liarnya kian menjadi. Kesendiriannya di waktu pagi tak terbantahkan oleh mentari. Ayahku mengiris sayuran, mengepel lantai, menggoreng mendoan. Terkadang hilang entah kemana mengurusi burung-burung peliharaannya. Dan di lain waktu, ayahku memijat badan ibu dan adikku yang kelelahan karena di pecundangi hari ini. Bukankah hidup itu seperti cuaca di pagi buta. Tak tertebak dan entah mendung berkabung atau cerah merekah.

Tentang aku.
Aku terbangun dengan cara dan waktu yang lebih absurd di bandingkan adikku, ayahku, dan ibuku.
Yah... Suatu saat akan kuceritakan pada kalian :)



NB:Mujadi Tani, Yudi Zen Sheero Tifa, dan Irvan Tauramdhanny menyukai ini.
soalnya aku tulis sementara dari facebook dengan hape ayahku yang font-nya kueciiiiil banget. pfft.


Mujix
hey jude, i'm a loser. But you say you wanna revolution in eight days a week.
Bogor, 12 Juli 2013