cerita tentang penghapus
Cerita
tentang penghapus
Seberapa
penting benda bernama penghapus untuk manusia? Kalian tahu penghapus? Itu lhoo
benda berasal dari karet yang digunakan untuk melenyapkan noda pinsil yang
tidak berguna. Arti sebenarnya memang seperti itu. Namun bagiku, arti penghapus
lebih dari sekedar ‘benda dari karet’, dan ‘melenyapkan noda’.
Benda dari
karet.
Beberapa
tahun ini aku sangat sensitif dengan benda yang bernama penghapus. Aku yang
saat ini cukup ‘rewel’ untuk sekedar memilih penghapus. Harus merek itulah,
harus yang harga segini lah, harus beli di gramedia lah, dan harus terbuat dari
karet yang lembut lah.
Terbuat dari
karet yang lembut adalah syarat mutlak untuk bisa masuk ke disgrip kuning
bergambar superhero. Sebuah tempat dimana peralatannya ‘komikus amatir kribo’
bersarang. Padahal dulu aku gak serewel itu soal milih penghapus.
penghapus
pertamaku adalah penghapus ‘tambahan’ yang berada diatas pinsil. Penghapus
kecil berwarna merah muda dengan alumunium berwarna keemasan di pinggiran
bawahnya. Ingat enggak? Itu lho pinsil yang badannya warna-warni. Kadang
dibadan pinsil yang muter itu ada gambar miki mosnya. Kadang ada gambar mini
mosnya. Kalo beruntung kalian bakal nemu gambar miki mos dan mini mos ngedate
dalam satu pinsil. Penghapus yang ada diatas pinsil itu empuk banget. Kalo kamu
doyan gambar, penghapus itu bakal ludes hanya dalam tiga minggu. Kalo kamu
doyan ngemil, penghapus itu bakal ludes dalam hitungan hari. Penghapusku gak
pernah bertahan lebih dari beberapa hari. Soalnya aku adalah orang yang doyan
nggambar sambil ngemil.
Perkenalanku
dengan ‘jagat penghapus’ semakin beragam sejak saat itu. Setelah penghapus ‘diatas
pinsil yang ada gambar miki mos dan mini mos ngedate’ itu hilang, aku lebih
sering menghapus tulisan menggunakan air ludah. Menjijikan memang. Tapi harap
maklum. Saat itu aku masih ‘anak kecil berwajah unyu yang intelektualnya masih
suka tiarap’ kalo inget ada film kartun Dragonball setiap hari minggu pagi.
Temanku lebih parah. Dia menggunakan ingus untuk menghilangkan noda pinsil yang
tidak berguna. Kebiasaan menggunakan ludah sebagai penghapus berhenti saat aku
berkenalan dengan penghapus bergambar ‘Tiger’. Penghapus seharga 500 rupiah
yang biasanya banyak ditemui sebagai hadiah lotre.
Benda itu
penghapus berbentuk kotak kecil berukuran 2 Cm dan 2.5 Cm dengan ketebalan 0.5
Cm. Penghapus itu berwarna putih dengan sedikit karet alot berwarna hijau.
Benda itu dengan bodohnya kunamakan Tiger, karena ada gambar ‘Harimau’
disamping inisial huruf ‘T’. Keren. ‘T’ untuk TIGER dan ‘M’ untuk MUJIX. Kok
gak kaitannya? Ada kok. Mujix kecil adalah seorang cowok yang ingin menjadi
pemberani seperti ‘Tiger’. Keinginan itu masih ada hingga saat ini. Saat dimana
mujix masih rewel soal ‘penghapus dari
karet yang lembut’.
Kembali ke
topik penghapus bergambar harimau. Selain
keren karena bisa belajar bahasa inggris, penghapus itu menyimpan sebuah
legenda turun temurun. Legenda bercerita tentang kemampuan ajaib lain dari
penghapus bergambar harimau itu. Informasi umum bilang Karet yang berwarna putih
bisa membersihkan noda dari pinsil, sedangkan mitos yang lain mengatakan bahwa
karet yang berwarna hijau bisa menghilangkan coretan bolpoin, spidol, bahkan
pinsil warna. Keren. Aku yang saat itu sangat percaya dengan mitos tersebut.
Kepercayaanku
terhadap mitos itu tak bertahan lama. Dalam hitungan jam aku melakukan hal-hal
yang berkaitan dengan legenda tersebut. Karet yang berwarna hijau itu tak bisa
membersihkan coretan bolpoin, goresan spidol, bahkan sekedar mengurangi noda
pinsil warna. Malah makin kotor. Semenjak saat itu aku sangat berhati-hati
mempercayai mitos-mitos tak jelas yang beredar di sekitarku. Termasuk
mempercayai mitos setiap manusia mempunyai cinta sejati.
Semua hal
yang berkaitan dengan cinta sangat menarik untuk dibahas. Aku ralat. Semua hal
yang berkaitan dengan cinta sangat MENYEBALKAN untuk dibahas. Kamu akan setuju
denganku jika kalian dalam posisi dalam pencarian kejelasan dari mitos ‘Setiap
manusia mempunyai cinta sejati’. Apalagi jika pencarian itu gak kelar-kelar,
mentok, dan hanya berakhir dengan ucapan ‘entahlah’ sambil menghela nafas
panjang seperti tadi malam.
Ya. Tadi
malam. Malam dimana aku melarikan diri dari adegan bertemu seseorang yang
mungkin akan menjadi cintaku selanjutnya. Atau mungkin tidak. Tidak benar-benar
melarikan diri. Bisa saja aku berbohong tentang apa yang aku tulis kali ini.
Terlalu banyak pendapat dari diri sendiri yang terkadang menjerumuskan akal
sehat dan akhirnya memaksa seseorang untuk melarikan diri. Melarikan diri dari
kenyataan. Mungkin.
Apanya yang
‘Mungkin’??!!! bego!!! Padahal cuman pengen bilang ke pembaca bahwa yang nulis
sedang galau. Hush!!!
Iya deh,
terus apa hubungannya dengan penghapus, cinta sejati, dan galau gara-gara
ketemu cinta baru? Heh? Emangnya ada hubungannya? Adakan?!
Biasanyakan
tulisan di blog ini suka gitu. Temannya muter-muter terus ;jeng-jreng-jreng’
muncul deh kata motivasi andalannya. Ahahahaha ketebak banget yak. Gak ada
hubungannya kok. Beneran. Cuman kepikiran aja, andaikata ada penghapus yang
bisa menghapus semua noda pasti keren yhaaa. Bukan hanya noda pinsil dikertas
yang bisa dihapus, tetapi juga noda bolpoin yang gak sengaja nempel di kemeja
putih, noda pinsil warna dan noda masa lalu yang ada di otak dan hati kita.
Iya, hari ini
aku benar-benar ingin nemu penghapus yang bisa menghilangkan kenangan buruk di
masa lalu. Agar aku bisa segera mempercayai mitos “manusia mempunyai cinta
sejati”. Kayaknya sih gitu deh. kayaknya sih aku bohong.
Mujix
ayo!! semangat mas!! katanya mau
jadi orang sukses. disiplin dong mas.
Amed aja disiplin makan ayam goreng kok.
05 September 2013
<< Beranda