10.41.18.03.2014
Selamat pagi. Hari ini hari
Selasa di pertengahan bulan Maret yang terang benderang. Kebetulan pagi ini
terang benderang, biasanya sih mendung menggantung yang suka ngebikin males
buat bangun pagi. Minggu-minggu ini aku sangat sibuk. Dimulai dari mengerjakan
skripsi bab 3 dan 4 sampai mengerjakan komik religi bersama Om Casofa Fachmy. Udah
itu doang sih sebenarnya, aku udah gak berani menambah list kegiatan lagi. Skripsiku
berjalan baik-baik saja. Revisi dan masih terus revisi. Alhamdulilah pembimbingku
lumayan seru. Bisa diajak untuk berdiskusi dengan menyenangkan.
Doi adalah
dosen matakuliah metopen dan seminar. Beberapa bulan belakangan aku belum bisa
fokus dikarenakan ada sedikit urusan yang mengganjal mengenai Tugas Akhir. Aku terlanjur
memiliki janji dengan salah satu dosen lain untuk mengerjakan skripsi bertema ‘wardrobe
dalam sinetron’. Sayangnya setelah beberapa kali mengerjakan skripsi tersebut,
aku benar-benar tidak menemukan ‘feel’ dan merasa cukup terbebani dengan
beberapa displin ilmu yang cukup asing. Misalnya displin ilmu Arkeologi. Belum lagi
masalah mendapatkan data yang cukup sulit. Setelah berpikir lama dan
berdiskusi dengan teman, akhirnya tema tersebut aku batalkan. Kurasa belum ada
satu bulan saat aku membatalkan perjanjian itu. Sedikit tidak enak sih, namun
gak papa deh, demi bisa mengerjakan skripsi dengan hati gembira. Maaf ya Pak :)
Tema skripsiku
kali ini adalah ‘analisis visual semiotika Roland Barthes’ terhadap tayangan
Program Kabar Bang One: Episode Dipercaya”. Tema yang sesuai dengan minat dan
ketertarikanku, terutama karena ada pendekatan komik dalam penelitiannya. Doain
segera kelar dan bisa ujian kelayakan di awal bulan april ya tweeps. Pengerjaan komik religi juga
sangat seru. Project ini aku kerjakan di sela-sela waktu longgar penggarapan
skripsi. Hingga pagi ini, project tersebut sudah mencapai 16 halaman. Baru tintanya
sih, namun 16 halaman itu aku kerjakan selama 4 hari. Emang cukup ketat dalam
memperlakukan deadline sih. Soalnya aku berharap komik ini bisa diluncurkan
saat bulan puasa tahun ini. nah loh, waktunya kurang 3 bulan kan?
Kali ini aku
berkolaborasi dengan penulis bernama om Casofa. Doi memberikan naskah berupa
lembaran HVS dengan deskripsi per panel. Naskah tersebut aku kembangkan lagi
menjadi skrip komik dan kemudian aku sulap menjadi komik yang keren. Beneran
keren? Iye keren banget, aku menciptakan sebuah keluarga yang aduhai. Setelah beberapa
kali riset tentang beberapa komik religi yang berada di pasaran, aku belum menemukan komik religi yang se-normal
komik kami. Normal yang gimana sih? Yah kebanyakan komikus pembuat komik religi
saat ini hanya fokus dalam menyampaikan dakwah dengan monoton. kalo enggak
monoton, mereka hanya fokus dalam membuat jokes dengan balutan embel-embel ‘religi’. ini nih preview karakternya.
Hasil gambaran guweh yang udah diedit sama Om Casofa
(sumber: Casofa Fachmy)
Beberapa komik religi yang kurasa keren adalah komiknya Vby ( 33 Pesan Nabi), Ibot (Komik Sufi), Allam & Blondin (The Muslim Show) dan Sony
Trax & Galang (Real Masjid-nya). Komik lainnya? Entar dulu deh. Intinya
ketiga komikus tersebut membicarakan spiritual dan semangat berdakwah dengan
storytelling yang lebih santun, daripada komikus-komikus lainnya. komik religi
yang sedang aku kerjakan memang memiliki perbedaan yang mendasar. Aku lebih
fokus dalam menormalkan para karakter dan cerita. Beberapa cara ‘penormalan’
ini adalah (mencoba untuk) menghilangkan karakter ustadz, atau setidaknya
meminimalisir pemunculannya, membuat premis yang baik dalam setiap bab, hingga mempertahankan
‘personna’ yang muncul di tiap karakter. Pokoknya gitu. Nanti kita lihat hasil
jadinya aja yah. Ngebancot memang lebih gampang daripada bikin nasi goreng, eh
bikin komik.
Pengerjaan komik ini diwarnai
dengan bunyi boker dan tangisan adik bayi di tiap malamnya. Beneran!! Aku enggak
bohong. Di rumahku sekarang kedatangan tamu baru sesosok bayi kecil bernama Gantar Bumi Mayangkara. Doi adalah
anaknya kakakku dengan istrinya (ya iyalah, masak sama istrinya tetangga). Hari
ini doi masih berumur 3 mingguan kali, pokoknya masih kecil. Saking kecilnya
doi bisa dimasukin ke saku. Ahahaha enggaklah. Aku cukup kaget waktu pertama
kali liat doi, mukanya kok aneh banget. penuh bulu gitu. Berbakat punya jenggot
nih. Udah kayak orang gede.
Demi si adik bayi ini, mamak dan adik dibela-belain
balik dari Bogor. Mereka berdua menaiki kereta api dari Pasar Senen di Jakarta
dan meluncur sampai di stasiun Jebres Solo. Mamak dan adik berada di rumah
selama semingguan. Selain ngobrol banyak, aku berkesempatan merasakan masakan
bernama ‘Sambal Tomat Berjengkol’, atau apapun nama lainnya. Rasanya makyuuus pokok’e.
Mamakku memang expert dalam meracik
bumbu. Kapan ya aku bisa diajarin? Kan bisa buat kado terindah istriku kelak. Kalo perlu aku
jadikan mas kawin deh. Habis kawin terus bikin dedek bayi yang lucu kayak dek
Gantar. Hahahaha apa sih. Anak kecil itu ngapain aja tetep lucu ya. Doi diem,
lucu. Doi nangis, lucu. Doi boker, lucu. Yang gak lucu sih waktu ngecebokinnya
kali ya. nah ini mukanya. luchuuu yaaa.
kali ya. nah ini mukanya. luchuuu yaaa.
(sumber: Joko Narimo)
Bunyi boker si adik ini sangat ‘cetar membahana’
banget. akhir-akhir ini sering terjadi, terkadang di malam yang harusnya sepi
dan lengang tiba-tiba aja buyar dengan suara keras bokernya si adik. Pokoknya absurd
deh. Semoga dek Gantar selalu sehat dan bisa membahagiakan semua orang di
sekitarnya. Ehem. Ehem.
akan ada malam
dimana kamu benar-benar mengacuhkan kesehatan
demi ambisi dan cita-cita.
dimana kamu benar-benar mengacuhkan kesehatan
demi ambisi dan cita-cita.
<< Beranda