megamendungkelabu

Sabtu, 26 Juli 2014

22:35

Up date apaan lagi ya? Baiklah, pokoknya aku akan terus berusaha menulis apapun agar blog ini kelihatan di update. Obrolan kali ini diawali dengan tema berjudul ‘kuliahnya lelaki sejati’. Jadi gini coy, kuliahku sudah hampir kelar. Hampir itu artinya ‘belum kelar’, tapi sudah hampir. ‘kuliahnya lelaki sejati’ yang belum kelar itu ternyata sudah membuat kehebohan seantero jagat persilat lidahan di ISI Surakarta. Ada kabar gembira, selain kulit manggis yang kini ada ekstraknya, kabar gembira lain berupa terselesaikannya skripsiku yang awesome itu. 

Banyak yang enggak nyangka skripsiku bisa kelar, banyak yang gak nyangka kalau aku bisa mengurusi anak ‘semata wayang ‘ yang bernama skripsi. Tugas akhirku ini berwujud 7 jilid skripsi yang beratnya minta ampun. Hampir 4 rim kertas HVS terbuang untuk sekedar nge-print dari proposal pengajuan sampai skripsi final. Tepuk tangan buat kita semua. Skripsi itu menyita banyak waktu, uang dan tenaga. Aku jadi enggak tega buat galau kalau mengingat skripsi yang belum kelar. Alhasil hidupku beberapa bulan ini dinamis banget, berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain hanya untuk menjilid dan mencari tanda tangan.

 Berpindah dari aktivitas satu ke aktivitas lain hanya untuk meluangkan waktu mengerjakan bab yang belum selesai. Berpindah dan terus berpindah. Seperti berpindahnya hati seorang lelaki dalam mencari cinta sejati. Cieeee


Ngomongin cinta sejati, cinta sejati itu apa sih? Apanya cinta laura? keponakannya kali ya? Ngomongin keponakan, keponakanku yang baru sudah berusia 5 bulan. Inget kan keponakannku yang bernama Gantar Bumi Mangakara. Doi sekarang sudah bisa mengkurep, ada yang tahu bahasa Indonesianya mengkurep. Apa ya? Pokoknya kebalikannya dari kata ‘telentang’ gitu. Selain bisa mengkurep,  doi sekarang penyuplai air liur terbesar di keluarga kami. Doi doyan ngeces (dibaca: nge-charge), siapaun yang mencoba menggendongnya harus siap ber-harakiri terkena liur berlendir itu. Yaick, tapi, adik bayi itu hebat ya, diem dan ngeces aja masih kelihatan imut. Coba kalo aku yang ngeces (gak usah dibayangin woy!), pasti bakal terlihat amit-amit.  Oh iya, doi sekarang juga punya keahlian baru. Si Gantar bisa boker, ngeces, dan nangis secara bersamaan. 

Ada yang tau kontak persennya World Guiness Book of Record gak sih? Mau aku masukin ke rekor divisi BAYI AJAIB. Ajaib banget pokoknya, doi datang memberi kebahagiaan di keluarga kami. Semanis itu? Iya, semanis itu.


Selain kebahagiaan kami yang manis, aku juga sedang berurusan dengan seseorang yang manis. Seseorang yang manis itu bernama *******, eh apa? Enggak kebaca? Namanya komplitnya ******* **** ****** doi mahasiswi *****. Eh? Kenapa ke sensor gini sih. Ah terserahlah, jadi gini, doi masuk ke komikknya yang baru dan aku mau ngasih dia gituh. Doi masih mudik, balik tanggal 10-an Agustus 2014, sia-sia banget enggak sih ngobrolin orang yang bukan siapa-siapa gitu? Sayang doi bukan pacar dan bukan gebetan. Ah, sudahlah. ehm, apa lagi ya? Oh iya sesuatu yang manis itu bisa berupa dapet kiriman kartu pos dari Regina. Doi anak sebelah yang lucu dan kreatif abis. Doi ngefans roket dan bulan. Rencananya aku bakal bales kartupos itu abis lebaran, Si Amed juga mau kirim gambar ayam goreng buat mbak Regina. 
Hahahaha, salam ayam goreng, gituh katanya.


Beberapa hari ini aku mudah emosi. Sepertinya tantanganku puasa kali ini adalah menahan emosi. Emosi itu terkadang berwujud kemarahan yang terselubung, rasa minder, sedih dan grogi yang bercampur. Ah, enggak bisa dijelasin dengan kata-kata deh. Puasa Ramadhan yang cukup pelik. Apalagi perubahan pola makan yang mendadak. Aku adalah seorang manusia yang baru bisa mikir kalau ada segelas teh hangat di meja kerja.

Manja ya? Iya, sangat manja, masih untung aku enggak merokok. Bisa dibayangkan manusia-manusia di luar sana yang mengorbankan setengah hari hanya untuk sebatang rokok saat berbuka. Pola makan yang berubah mendadak berpengaruh terhadap pola jam kerjku di bulan Ramadhan ini.

Aku menggunakan waktu siang hari untuk aktivitas di luar semacam ngampus nyari tanda tangan, pergi minjem buku, bersih-bersih rumah.


Pergi minjem buku. Nah, kalau ini adalah kegiatan keluar rumah yang paling menyenangkan setelah nge-date sama gebetan. Hari ini aku mempunyai pinjaman buku baru yang bagus, daripada ‘pinjaman’ aku lebih suka menyebutnya ‘barteran’. Barteran pertama dalah buku Biografinya Steve Jobs karya Walter Isaacson. Buku ini keren banget, harganya diatas 100 ribu pokoknya. Buku yang mahal biasanya isinya bagus. Beneran, akhir-akhir ini aku sering beli buku mahal. Misalnya buku ‘Introvert Advantage’, berbagai komik lokal seperti ‘Lotif’-nya Beng Rahadian, dan yang paling gress ‘Do’ karya Handoko Hendroyono.

 Ah aku lupa nama pengarangnya, penting gak penting sih ya. Buku Biografinya Steve Jobs bakal aku barter sama buku ‘Panggil Aku Kartini Saja’ karyanya Pramoedya, Sedangkan buku ‘Do’ aku barter dengan buku ‘Blah-blah’. 

Pokoknya lebaran ini aku punya stok buku bagus buat membunuh waktu, atau malah sebaliknya, waktu yang akan membunuhku.  Gituh.

Beneran gak sih waktu bisa membunuh seseorang? Entah waktu atau takdir, yang  jelas kata ‘waktu’ telah menterorku beberapa bulan ini. Dua bulan lagi aku akan berumur 26 tahun. Ah, aku enggak kebayang tentang apa yang bakal terjadi di tahun itu, tapi di usiaku 25 tahun ini aku mengalami berbagai macam hal yang membuatku selalu termenung. Satu hal yang pasti di usiaku 25 tahun ini aku bakal lulus kuliah, mengerjakan beberapa projek komik, dan tentu saja harus segera serius memikirkan ‘apa yang harus segera dilakukan’. 

Nah, apa yang harus segera dilakukan sama seorang cowok kribo bernama Mujix?
Sepertinya banyak sekali.


Mujix
kemarin aku abis beli
sepatu Converse dan Tas Rangsel Consina loooh :3

Simo, 26 Juli 2014