22:35
Up date apaan lagi
ya? Baiklah, pokoknya aku akan terus berusaha menulis apapun agar blog ini
kelihatan di update. Obrolan kali ini
diawali dengan tema berjudul ‘kuliahnya lelaki sejati’. Jadi gini coy, kuliahku
sudah hampir kelar. Hampir itu artinya ‘belum kelar’, tapi sudah hampir.
‘kuliahnya lelaki sejati’ yang belum kelar itu ternyata sudah membuat kehebohan
seantero jagat persilat lidahan di ISI Surakarta. Ada kabar gembira, selain
kulit manggis yang kini ada ekstraknya, kabar gembira lain berupa
terselesaikannya skripsiku yang awesome
itu.
Banyak yang enggak nyangka skripsiku bisa kelar, banyak yang gak nyangka kalau
aku bisa mengurusi anak ‘semata wayang ‘ yang bernama skripsi. Tugas akhirku
ini berwujud 7 jilid skripsi yang beratnya minta ampun. Hampir 4 rim kertas HVS
terbuang untuk sekedar nge-print dari
proposal pengajuan sampai skripsi final. Tepuk tangan buat kita semua. Skripsi
itu menyita banyak waktu, uang dan tenaga. Aku jadi enggak tega buat galau
kalau mengingat skripsi yang belum kelar. Alhasil hidupku beberapa bulan ini
dinamis banget, berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain hanya untuk
menjilid dan mencari tanda tangan.
Berpindah dari aktivitas satu ke aktivitas
lain hanya untuk meluangkan waktu mengerjakan bab yang belum selesai. Berpindah
dan terus berpindah. Seperti berpindahnya hati seorang lelaki dalam mencari
cinta sejati. Cieeee
Ngomongin cinta sejati, cinta sejati itu apa sih? Apanya
cinta laura? keponakannya kali ya? Ngomongin keponakan, keponakanku yang baru
sudah berusia 5 bulan. Inget kan keponakannku yang bernama Gantar Bumi
Mangakara. Doi sekarang sudah bisa mengkurep,
ada yang tahu bahasa Indonesianya mengkurep.
Apa ya? Pokoknya kebalikannya dari kata ‘telentang’ gitu. Selain bisa mengkurep, doi sekarang penyuplai air liur terbesar di
keluarga kami. Doi doyan ngeces (dibaca: nge-charge), siapaun yang mencoba menggendongnya harus siap ber-harakiri terkena liur berlendir itu.
Yaick, tapi, adik bayi itu hebat ya, diem dan ngeces aja masih kelihatan imut.
Coba kalo aku yang ngeces (gak usah dibayangin woy!), pasti bakal terlihat
amit-amit. Oh iya, doi sekarang juga
punya keahlian baru. Si Gantar bisa boker, ngeces, dan nangis secara bersamaan.
Ada yang tau kontak persennya World
Guiness Book of Record gak sih? Mau aku masukin ke rekor divisi BAYI AJAIB.
Ajaib banget pokoknya, doi datang memberi kebahagiaan di keluarga kami. Semanis
itu? Iya, semanis itu.
Selain kebahagiaan kami yang manis, aku juga sedang
berurusan dengan seseorang yang manis. Seseorang yang manis itu bernama
*******, eh apa? Enggak kebaca? Namanya komplitnya ******* **** ****** doi
mahasiswi *****. Eh? Kenapa ke sensor gini sih. Ah terserahlah, jadi gini, doi
masuk ke komikknya yang baru dan aku mau ngasih dia gituh. Doi masih mudik,
balik tanggal 10-an Agustus 2014, sia-sia banget enggak sih ngobrolin orang
yang bukan siapa-siapa gitu? Sayang doi bukan pacar dan bukan gebetan. Ah, sudahlah.
ehm, apa lagi ya? Oh iya sesuatu yang manis itu bisa berupa dapet kiriman kartu
pos dari Regina. Doi anak sebelah yang lucu dan kreatif abis. Doi ngefans roket
dan bulan. Rencananya aku bakal bales kartupos itu abis lebaran, Si Amed juga
mau kirim gambar ayam goreng buat mbak Regina.
Hahahaha, salam ayam goreng, gituh
katanya.
Beberapa hari ini aku mudah emosi. Sepertinya tantanganku
puasa kali ini adalah menahan emosi. Emosi itu terkadang berwujud kemarahan
yang terselubung, rasa minder, sedih dan grogi yang bercampur. Ah, enggak bisa
dijelasin dengan kata-kata deh. Puasa Ramadhan yang cukup pelik. Apalagi
perubahan pola makan yang mendadak. Aku adalah seorang manusia yang baru bisa
mikir kalau ada segelas teh hangat di meja kerja.
Manja ya? Iya, sangat manja,
masih untung aku enggak merokok. Bisa dibayangkan manusia-manusia di luar sana
yang mengorbankan setengah hari hanya untuk sebatang rokok saat berbuka. Pola
makan yang berubah mendadak berpengaruh terhadap pola jam kerjku di bulan
Ramadhan ini.
Aku menggunakan waktu siang hari untuk aktivitas di luar semacam
ngampus nyari tanda tangan, pergi minjem buku, bersih-bersih rumah.
Pergi minjem buku. Nah, kalau ini adalah kegiatan keluar
rumah yang paling menyenangkan setelah nge-date
sama gebetan. Hari ini aku mempunyai pinjaman buku baru yang bagus,
daripada ‘pinjaman’ aku lebih suka menyebutnya ‘barteran’. Barteran pertama
dalah buku Biografinya Steve Jobs karya Walter Isaacson. Buku ini keren banget,
harganya diatas 100 ribu pokoknya. Buku yang mahal biasanya isinya bagus. Beneran,
akhir-akhir ini aku sering beli buku mahal. Misalnya buku ‘Introvert Advantage’,
berbagai komik lokal seperti ‘Lotif’-nya Beng Rahadian, dan yang paling gress ‘Do’
karya Handoko Hendroyono.
Ah aku lupa nama pengarangnya, penting gak penting
sih ya. Buku Biografinya Steve Jobs bakal aku barter sama buku ‘Panggil Aku
Kartini Saja’ karyanya Pramoedya, Sedangkan buku ‘Do’ aku barter dengan buku ‘Blah-blah’.
Pokoknya lebaran ini aku punya stok buku bagus buat membunuh waktu, atau malah
sebaliknya, waktu yang akan membunuhku. Gituh.
Beneran gak sih waktu bisa membunuh seseorang? Entah waktu
atau takdir, yang jelas kata ‘waktu’
telah menterorku beberapa bulan ini. Dua bulan lagi aku akan berumur 26 tahun. Ah,
aku enggak kebayang tentang apa yang bakal terjadi di tahun itu, tapi di usiaku
25 tahun ini aku mengalami berbagai macam hal yang membuatku selalu termenung. Satu
hal yang pasti di usiaku 25 tahun ini aku bakal lulus kuliah, mengerjakan beberapa
projek komik, dan tentu saja harus segera serius memikirkan ‘apa yang harus
segera dilakukan’.
Nah, apa yang harus segera dilakukan sama seorang cowok
kribo bernama Mujix?
Sepertinya banyak sekali.
Mujix
kemarin aku abis beli
sepatu Converse dan Tas Rangsel Consina loooh :3
Simo, 26 Juli 2014
<< Beranda