November Rain!
Sudah beberapa hari ini, studio tempatku
mengerjakan komik sangat berantakan. Berantakan pake banget. Sama berantakannya
kayak muka gue. Sebenarnya yang
berantakan cuman meja gambarnya sih, sebenarnya itu juga BUKAN meja gambar yang
kayak di studio-studio komik gituh. Lebih tragis lagi, aslinya meja tempatku
mengerjakan komik adalah meja makan. Setahun sekali saat lebaran, meja itu
biasanya dikeluarkan buat tempat toples Rempeyek, Rengginang, Jenang, dan tentu
saja makanan-makanan alien lainnya. Akhir lebaran tahun ini, meja makan itu
dengan resmi bertransmigrasi dari ruang tamu menuju studio komik yang keren
banget ini. Begitu.
Bulan November 2014 seminggu lagi bakal abis, Dompetku juga mulai menipis, harga BBM yang kemarin naik makin membuatku meringis. Terus aku kudu piye? Aku juga tidak tahu, namun yang pasti, aku harus mengerjakan beberapa halaman komik yang belum kelar. Hal itulah yang membuat studio tempatku mengerjakan komik menjadi sangat berantakan. Kertas HVS bertebaran dimana-mana, sisa jeruk dan buah pir tadi malem, komik-komik impor yang numpuk buat referensi nggambar, pokoknya ngangenin banget. Beberapa hari ini bukan hanya studioku saja yang berantakan, aktivitasku juga berantakan.
Random banget!! Ada kerjaan ilustrasi yang gajinya belum turun separo, proyek tengyu yang entah berujung kemana, kopi darat sama komikus top, ngerjain Bab 3 komik Proposal yang ogah-ogahan, duet bersama The Mudub yang mempertaruhkan ‘harga diri’ demi sebuah nadzar kelulusan kuliah, sampai yang paling gress, rutinitas meng-lay out Majalah Kreasi yang bakal datang minggu ini. Pokoknya bulan November ini ‘berantakan’ banget. Aku enggak akan menceritakan detail aktivitas di bulan November di postingan ini. Aku cuman pengen curhaaaat! Yeesss! It’s Curhat Time!!
Curhat pertama tentang Bab 3 komik Proposal yang ngerjainnya sambil ogah-ogahan. Walaupun ogah-ogahan, tetep dikerjain sih. Proses penintaannya sudah sampai halaman 10. Hal yang membuat Bab ini terasa sangat panjang adalah proses riset yang cukup ribet, hingga detail-detail di setiap panel yang cukup rumit. Bab ini penuh dengan referensi. Bab ini banyak background yang harus digambar berdasarkan lokasi aslinya di Kota Cirebon. ini dia penampakan salah satu halamannya.
proses pemindahan
dari storyboard ke tinta
foto. Mujix. 2014
Semisal
bagaimana riuhnya suasana Pasar Kanoman, asoeynya Alun-alun Kejaksaan, suasana
ruang kerja Redaksi Koran, hingga mengkhayalkan pertemuan dramatis sang
karakter di tengah konvoy segerombolan komunitas Vespa. Banyak banget yang mesti aku gambar di Bab
ini. Target bab ini untuk selesai di akhir bulan November sepertinya hanya
omong kosong. Sorry Coy! Hal kerennya
sih, dari Bab ini aku belajar untuk sabar dan bagaimana cara untuk
mempertahankan mood.
Belajar sabar
banget men! ngerjain komik Full book dan single fighter itu sangar banget! Aku sering mikir gini ‘perasaan
ni komik udah dikerjain, tapi kok enggak kelar-kelar ya’. Bwahahha, setidaknya
hari ini udah nyampe bab 3. Ada progres kok. Intinya sih gitu.
Curhat kedua tentang radio. Beneran, udah
beberapa bulan ini aku selalu mendengarkan radio saat mengerjakan komik. Radio
favoritku adalah JPI FM. Isinya seru dan absurd abis, banyak acara dangdut sama
campursari. Beneran jadi komikus yang bahagia di saat-saat seperti ini.
Rutinitasku kira-kira seperti ini, aku biasanya sudah di meja gambar dari jam 7
malam, terkadang malah habis maghrib. Jam-jam segitu aku biasanya men-charge radio, suasana disabotase dengan
acara Famili 100-nya Om Tukul Arwana hingga D-terong Show.
Kalo lagi mood
biasanya lanjut ke sinetron Tukang Bubur Naik Haji. Nah pukul jam 9 malam
biasanya semua udah pada tidur tuh, gantian deh aku yang nyetel radio. Aku
paling ngefans sama acara JPI bergoyang, isinya lagu dangdut (beneran lagu
dangdut semua! Kurang sangar apa coba gue!), kirim-kiriman salam, dan penyiar
yang ‘kacau abis’ bernama Lek Bimo.
Doi keren banget, baca SMS sama cuap-cuap aja bisa bikin aku ketawa ngakak-ngakak.
Salut deh pokoknya. Acara ter-keren kedua adalah ‘Wingko Babat’ singkatan dari
‘Wengi Kongko Bareng Sobat’.
Acara ini mengudara biasanya jam 11 malam, isinya
duet maut penyiar mas Yoyon Aliando dan Mbah Sumo Siwon Suju. Mereka dalam
acara ini dikisahkan sebagai cucu dan kakek yang ‘akur enggak akur’. Acaranya
enggak kalah pecah sama ‘JPI bergoyang’, kacau balau, ada pantun, kirim-kiriman
salam, lagu campursari dan kecroh-kecrohan
dua penyiar yang sama sarap-nya.
Dua acara ini keren banget, kalo luang sempatkan untuk mendengarkan mereka,
lokasinya di sini niih 106.3 FM.
Curhat ketiga tentang Mbah Rembyung. Iya ini
tentang nenekku yang paling awesome
sedunia. Hari ini doi sakit. Katanya sih kena Herpes, bahasa gaulnya Dompo.
Semacam penyakit kulit yang nyerinya minta ampun. Pagi tadi doi pergi ke klinik
untuk periksa, dan tiba-tiba saja doi pulang membawa banyak obat. Ada obat
salep, ada penurun darah tinggi, tablet pereda nyeri, hingga multivitamin
penambah nutrisi.
Aku tuh suka enggak tegaan kalau liat orang tua sakit.
Apalagi kalau malam sering terdengar rintihan nenek yang menahan nyeri, itu
hatiku udah cekot-cekot gak karuan. Cekot-cekotnya sama kayak ngeliat mantan
udah dapat cowok baru, terus mereka selfie bareng dan ‘entah kenapa‘ foto itu
kemudian nongol di beranda pesbuk. Sakitnya ituh di sini men!! Sambil nunjuk
bulu ketiak, bulu ketiaknya Cita Citata. Aku berharap agar nenek cepet sembuh.
Segera sembuh dan bisa ngajak Gantar lagi.
Curhat keempat tentang ponakan aku yang paling
ganteng, Si Gantar. Dia sekarang udah bisa merangkak coy. Kata mamanya sih usia-usia segitu dia
paling seneng mempelajari hal-hal yang baru. Selain merangkak dia juga seneng nyethoti manuk, itu lhooh aktivitas
ngajakin burung nyanyi pake tangan.
Gantar dan ritual memanggil burung!
foto. Anna Subekti.2014
Aku enggak tahu bahasa Indonesianya sih.
Semakin lama aktivitasnya makin enggak jelas bukan hanya nyethoti manuk, ayam, kucing bahkan kipas anginpun dia cethoti, gokil beuds.
Beberapa bulan ini
bermunculan anak kecil disekitar
rumahku. Ada si Eja, si Kayla, hingga yang paling Up date nongon bayi baru
didepan rumah bernama Bilal. Ini kenapa pada punya bayi semua sih!!? Kacau! Sepertinya
ini pertanda dari langit untuk diriku agar segera married. Sama siapa? Embuh.
Mungkin sama radio. pfft.
Curhat kelima tentang diriku sendiri. Hei,
hari ini umurku sudah 26 tahun lebih sekian. Aku sedang menjalani karir
impianku sebagai komikus. Keren sih, cita-citaku akhirnya kesampaian juga,
cita-cita dari SMP coy! Keren tapi
kok pake kata ‘sih’? aku bingung ngomongnya dari mana, namun satu hal yang
pasti karir ini sangat menantang. Komikus hampir sama dengan wirausahawan! Bossnya dalah dirimu sendiri. Kamu malas, isi dompet amblas! Kamu rajin, makan
enak bisa rutin. Kata ‘sih’ untukku sangat kompleks. Intinya aku enggak
‘semalas’ itu namun juga tidak ‘serajin’ itu.
Terkadang aku bertemu malam-malam
menyebalkan, di mana aku enggak yakin dengan apa yang sedang aku kerjakan.
Kehilangan alasan untuk terus menggambar. Passion berkomik yang tiba-tiba
lenyap entah kemana. Terkadang aku
bertemu malam-malam seperti itu. Jika malam-malam seperti itu datang, yang bisa
aku lakukan hanya bertahan, bertahan dan terus bertahan.
Aku tak pernah
menyerah untuk menyemangati diri sendiri dengan mem-visual-kan berbagai keinginan yang kelak akan terkabul. Bagiku
membuat ‘komik yang bagus’ itu seperti lelaku
Bandung Bondowoso saat membuat Candi Sewu untuk Roro Jonggrang dalam semalam. kalian paham maksudku?
enggak? sudahlah. aku juga sedang males buat ngejelasinnya.
Mujix
Akhir Desember ini komik The Proposal harus kelaaarrr!!
Berubah jadi saiya supeeer!!
Solo, 24 November 2014
<< Beranda