megamendungkelabu

Selasa, 28 Juni 2016

Perempuan Berjilbab Hitam

Perempuan berjilbab hitam itu duduk dikursi. Wajahnya tetap cantik jelita walaupun tak memancarkan cinta. Tak terlalu jauh untuk diraih, namun tak terlalu dekat untuk diacuhkan. Sekeping rasa iri ia berikan padaku. Kehidupan yang sempurna ada di depan matanya. Waktu berlalu begitu saja. Tidak ada seorangpun yang peduli lagi. kerena ada ego yang harus diisi dengan mimpi.

Perempuan berjilbab hitam itu beranjak meninggalkan kursi. Terburu-buru tanpa menegur terlebih dahulu. Kepingan rasa iri yang ia berikan padaku berubah menjadi tanda tanya. Kehidupan yang sempurna di hadapannya akankah berlangsung selamanya?

Perempuan berjilbab hitam itu berjalan cepat menuju pintu. Dia menoleh sesaat dan tersenyum penuh arti. Wajahnya kini biasa saja tapi memancarkan banyak cinta. Dia menghilang ditelan cahaya menyilaukan saat saat keluar pintu. Begitu tiba-tiba dan raib begitu saja.

Semuanya kembali seperti semula. Bias kilauan warna putih perlahan mulai memudar. Perempuan berjilbab hitam itu kini berada di luar sana dan bercengkrama dengan kehidupan yang benar-benar sempurna.

Semoga perjalananmu menyenangkan. Kursi kosong yang kamu tinggalkan, akan aku pindahkan ke samping pintu agar aku bisa mengingatmu.

Mujix
Buat Dek Vanda.
Terimakasih sudah memuji kalau aku lebih cakep kalau potong rambut. Terimakasih sudah mengajarkan aku kalau kematian bisa datang kapan saja dan tak bisa disangka. Salam buat Tuhan.
Simo, 28 Juni 2016