megamendungkelabu

Sabtu, 23 Desember 2017

Nikotopia dan Osamu Tezuka

"Wah, kamu komikus? Tau Osamu Tezuka dong!?"

Tanya seorang pemuda berkacamata dengan antusias saat bertemu denganku.

***

"Euh. Osamu siapa!?"
Aku menjawab terbata-bata dengan berpikir keras mencari siapa sebenarnya 'Osamu Tezuka'. Kebingungan? Tentu saja. Saat itu adalah masa kuliah di mana aku sibuk berbangga diri dan malas belajar gara-gara dilabeli 'komikus' oleh teman-teman sekampus. Pokoknya semacam mahasiswa songong sok seniman yang sering nongol di pameran lukisan gitulah.

Saat itu aku seketika mati kutu, bengong dan hanya bisa mendengarkan celoteh pemuda yang kuanggap 'orang awam' tersebut. Tiba-tiba saja pemuda itu bercerita penuh semangat mengenai komik favoritnya Candy-Candy, Sepatu kaca dan segudang sejarah komik Jepang, serta alasan mengapa 'Osamu Tezuka' bisa mendapat gelar 'dewa manga'.

Pemuda itu 'menamparku' dengan sangat santun. Suka tidak suka, akhirnya harus diakui kalau pengetahuanku tentang komik masih sangat payah. Pertemuanku dengan pemuda itu masih sedikit menyisakan 'dendam'. Dendam sebuah obrolan berkualitas nan asyik antara dua orang memiliki pengetahuan yang sebanding walau berbeda jenis.

Pemuda berkacamata itu bagai utusan dari Alam Semesta yang menyuruhku agar tidak malas belajar.  Sejak saat aku mulai banyak melahap buku teori soal komik dan berselancar di dunia maya untuk mencari jodoh, eh referensi.

Pertemuan berikutnya pasti akan sangat seru karena aku sudah memutuskan untuk belajar lagi mengenai seluk beluk dunia komik. Tidak ada lagi pose mati kutu dan bengong!

Waktu berjalan lurus. Aku sudah lulus kuliah. Lambat laun akhirnya aku sedikit tahu siapa Osamu Tezuka. Beliau adalah salah satu pionir dalam teknik dan genre-genre manga yang berkembang hingga saat ini.

Karyanya yang paling populer mungkin Astro Boy (atau Atom Boy), namun bagiku, Buddha adalah nomer satu. Btw Osamu Tezuka juga salah satu 'dewa' bagi Fujio Fujio, nama samaran duo mangaka yang kelak bakal menciptakan Doraemon dan Osomatsu San.

Dan apakah kalian ingat seberapa dahsyat komik Astro Boy dibuat ulang oleh Naoki Urasawa menjadi Pluto!? It's too awesome to be true! Beberapa fans fanatik mendedikasikan hidupnya untuk membaca semua karya Osamu Tezuka, gimana enggak, sepanjang kariernya, Tezuka telah menghasilkan lebih dari 700 manga dalam sekitar 170.000 halaman!!

Banyak! Banyak sekali sebenarnya hal yang ingin aku perbincangkan dengan pemuda berkacamata tersebut. Jika kami  sudah lelah dan jenuh membicarakan Osamu Tezuka, kurasa bisalah mendiskusikan (atau adu pamer) karya masing-masing.

Bukankah membicarakan karya pribadi dengan sesama pencipta karya seni adalah ladangnya sumber inspirasi!?

Pemuda berkacamata itu sepertinya bekerja di Jakarta. Pertemuan kami entah kenapa belum terwujud lagi. Lambat laun aku sedikit melupakan 'dendam' itu dan terbuai lagi dengan rutinitas hidup. Minggu demi minggu. Bulan demi bulan. Tahun demi tahun. Tahu-tahu dendam itu hilang begitu saja.

Pagi ini aku kaget dikejutkan berita di medsos jika pemuda berkacamata itu telah pergi untuk selamanya. Sudah menjadi kodrat manusia saat seseorang meninggal, maka ia akan mencari 'sesuatu' yang memiliki hubungan secara personal. Dendam itu bersemi kembali. Tumbuh subur dalam hitungan menit dengan wajah berduka dan menyeruak begitu saja melalui catatan ini.

***
"Wah, kamu komikus? Tau Osamu Tezuka dong!?"

Terimakasih Mas Nikotopia sudah mengenalkanku Osamu Tezuka.  Suatu saat jika kita bertemu di sana pasti akan kujawab dengan antusias.

"Tahuuu dong!!! Doi keren banget ya! Apalagi karyanya yang berjudul Buddha, is the best laaaah!!!"

Selamat jalan. Damai Semesta selalu menyertaimu.

Mujix
Yang sedang terhempas dan terjaga dari lingkar sepi pada titik sepi.
Simo, 23 Desember 2017