megamendungkelabu

Rabu, 23 Mei 2018

Gagasan

Seberapa banyak orang di dunia ini yang gagasannya terhenti di pikiran? Banyaak. Kenapa? Ya, karena ketika gagasan itu diwujudkan, akan ada konsekuensi yang harus diterima, entah itu baik ataupun buruk.

Apalagi jika gagasan tersebut sudah sudah masuk ranah pasar dan memiliki konsumen. Akan banyak gagasan yang berasal dari dirimu harus dipangkas demi keuntungan/kepentingan pihak lain. Dan aku mengalaminya beberapa kali.

Ketika gagasan itu muncul di dalam benak, pilihannya hanya ada dua: diam atau bicara. Dan ketika berbicara dan pemikiranmu diabaikan, diam dan mengikuti arus adalah pilihan terbaik.

Mengikuti arus mungkin memang pilihan terbaik, namun kadang hal itu menyebalkan jika banyak gagasan yang sudah meledak-ledak di kepala.

Itu tandanya, gagasan tersebut harus segera dimunculkan ke permukaan.

Kepalaku juga sama seperti kepalamu. Tersimpan 'bom-bom' yang selalu meledak satu demi satu. Jika orang-orang lain memilih diam atau mengikuti arus, maka aku memilih opsi yang lain. Hal yang aku lakukan dengan banyak pemikiran dan gagasan tersebut adalah mengubahnya ke berbagai media.

Media apa saja? Dan bagaimana? Ya tergantung sih.

Bisa jadi komik (Si Amed, Proposal Untuk Presiden, dll), cerita pendek (tulisan di blog, IG rahasia, dll), sumpah serapah (berkicau di twitter @mujixmujix, buku harian),  Film dan lagu (Ya, aku punya beberapa karya). Intinya media yang ada dan bisa kamu buat.

Bagaimana? Bagaimana cara  yang sederhana dalam memilah berbagai gagasan? It's my way:

1. Reality check. Bisa diwujudkan? Jika bisa, apakah membutuhkan waktu? Dana? Partner? Atau bisa dilakukan sendiri? Diperiksa dulu deh dengan seksama.

2. Untuk apa? Hanya untuk bersenang-senang atau tuntutan pekerjaan? Atau dua hal tersebut berada di sebuah gagasan yang sama?

3. Nilai fungsi. Ada manfaat apakah jika gagasan tersebut diwujudkan? Uang? Kebahagiaan? Kebanggaan? Status sosial? memberi poin guna untuk masyarakat banyak? Atau hanya iseng?

Yah, kurasa 3 poin tersebut sudah cukup untuk dijadikan pertimbangan saat merealisasikan gagasan. Terlalu rumit? Ide dan pemikiran itu seperti api. Bisa membakar rumahmu atau memberikanmu teh panas yang bisa menghangatkan hati yang sendu.

Ketika semua gagasan bercampur rumit hingga tak tampak satu hal pun, aku hanya perlu keluar sebentar dari zona aman dan bersenandung memanggil gagasan itu.

Dan akhirnya. Gambar ini adalah salah satu bukti bahwa aku pernah (dan sedang) terjun ke belantara pasar sektor komik, untuk merealisasikan gagasan orang lain.

Beneran, dan itu sangat menyenangkan.  Aku jadi tahu mengenai pentingnya membuat naskah yang terstruktur. Bagaimana berdiskusi dengan editor demi mendapatkan sebuah karya yang matang.

Adapula momen dimana kita harus bersitegang mengenai hal-hal kecil semacam menghindari menggambar 'adegan berdarah' untuk komik anak.

Banyak sekali yang bisa dipelajari, namun Intinya dari pekerjaan ini, aku jadi yakin bahwa bukan tidak mungkin untuk belajar sambil bekerja. Bekerja sambil bermain. Atau ketiga-tiganya. Apapun. Selama kamu menikmatinya, setiap hari dan setiap pekerjaan adalah tempat untuk mewujudkan gagasan.

Mujix
Dua jam lagi menuju waktu berbuka.
Bogor, 23 Mei 2018