megamendungkelabu

Kamis, 12 Juli 2018

Jatuh

Di suatu hari di Stasiun Pasar Senen. Siang itu aku terburu-buru karena memang mengejar kereta. Ketika tiba di depan pos pemeriksaan, tanganku merogoh kantong mencari tiket. Saat itulah ponsel pintarku terjatuh dari saku jaket.

"PRAAAAK!!!"

Suaranya cukup nyaring karena jatuh dari jarak yang agak tinggi. Beberapa orang kaget dan menoleh ke arahku. Aku mengambil ponsel pintar tersebut dengan muka datar, menatap seksama untuk sekedar memastikan keadaan.

Ahh, sedikit ada retakan. Aku diam, lalu kumasukkan begitu saja ke dalam kantong dan berjalan dengan santai menuju petugas pemeriksa tiket.

Sekelebat aku melihat wajah berkenyit  beberapa orang yang tahu kejadian terjatuhnya ponsel tersebut. Sepertinya mereka heran mengapa aku bisa bersikap se-woles-itu, tanpa ekspresi dan melanjutkan aktivitas seperti tidak ada kejadian apapun. Mungkin. Atau wajah mereka berkenyit karena melihatku yang tampan? Gak Mungkin.

Ya, ponselku baru saja jatuh. Namun ya sudahlah. Toh sudah jatuh. Andaikata dengan 'mengumpat'  bisa membuat ponsel itu 'terbang' dan gak jadi jatuh, maka aku akan mengumpat puluhan kali.

Namun ya begitulah. Ponsel jatuh dan lantai stasiun kala itu bagai cinta sepasang manusia yang sudah terikat oleh suratan takdir.

Kalau dipikir lagi, masih mending ponsel jatuh jika dibandingkan saat perasaanku 'jatuh' ketika patah hati, atau saat harga diriku 'jatuh' ketika didamprat dan dipermalukan klien gara-gara kerjaan gak sesuai ekspektasi. Dua-duanya sangat perih, man.

Ponsel jatuh? Tinggal beli lagi. Gak punya uang? Kerja. Kalau gak ada kerjaan? Kamu serius? Itu 'gak ada kerjaan' atau memang 'males kerja'?

Nah kalau perasaan atau harga diri yang jatuh? You need something better more than your money.

Di dalam hidup, 'jatuh' adalah sebuah keniscayaan. Yakin! Aku gak ngapusi!
Namun tetap tenang dalam berpikir dan bersikap saat 'jatuh' adalah sebuah pilihan. Susah? Jelas. Kalau mau gampang jadi netizen tukang nyinyir saja.

Yang pasti saat itu aku terlihat cool dan manly, ayak cogan-cogan di drakor yang kalian tonton, atau di webtoon. Padahal aslinya di dalam hati:

"Ah sial. Tau gitu, ponsel pintarnya aku kasih pelindung dulu deh. Hmmm."

Batinku saat melihat retakan di ponsel. Jadi poin penting yang ingin aku sampaikan adalah: Sikap elegan, wajah tampan, bisa menipu, namun isi perasaan siapa yang tahu. Be carefull ya gengs.

Mujix
Akhirnya bisa merasakan 'rush hour'-nya KRL jurusan Bogor-Jakarta. Salut buat para penumpang yang setiap hari mengalami hal tersebut. Kalian orang-orang kuat, gaes!
Simo, 13 Juli 2018