megamendungkelabu

Rabu, 31 Juli 2019

Berjuang dan Berusaha

Berjuang dan berusaha adalah aktivitas paling melelahkan di dalam hidup. Putus asa sekalian malah lebih enak. Kegamangan dua sisi antara 'hak untuk kalah' dan 'kewajiban untuk menang' sering membuat manusia terjerembab dalam lembah-lembah paling gelap.

Mujix
Hanya tinggal menyertakan tangan kiri.
Hidup untuk melengkapi sebuah peran.
Rabu, 31 Juli 2019

Senin, 29 Juli 2019

Tembok Pembatas Diri

Aku masih terus berusaha untuk menghancurkan tembok pembatas diri yang terus bermunculan. Namun sayangnya saat ini martil besar andalanku hilang entah ke mana. Yang bisa kulakukan ya hanya memukulnya pakai batu kecil.

Hingga tangan lecet.
Hingga terluka dan berdarah.
Tembok itu tentu saja masih tegar berdiri.

Aku mengambil nafas panjang. Duduk diam merenungi nasib sambil mencoba introspeksi diri. Ya sudahlah, aku akan menghancurkan tembok dengan perlahan dan sesuai dengan kemampuanku. Sambil sesekali istirahat dan mencari martil besar andalanku yang saat ini entah di mana.

Mujix
Sudah nemu linggis di genggaman.
Lumayanlah. Let's do this
Simo, 29 Juli 2019

Sabtu, 27 Juli 2019

29.08.2019

Abis dari Jogja. Capek banget. Capek banget lahir dan batin. Secara lahir ya jelas dong gegara perjalanan jauh Simo ke Jogja bolak-balik dalam satu hari. Dari Simo aku naik motor Karisma lawas menuju Colomadu, rumah Mas Angga Tantama. Nah dari sana aku bersama Angga, Jeki, dan Diaz naik mobil bareng menuju Jogjatorium, lokasi dimana diadakan acara 'Jogja Creator Meet Up'.

Secara batin capeknya sangat relatif sih. Mengesampingkan berbagai persoalan pribadi, (yang enggak bisa aku tulis di sini) menurutku acara ini ampas banget. Yes, secara 'konten' sebenarnya aku nyesel jauh-jauh datang ke acara tersebut. Gak 'worth it' banget lah.

Tapi pelajaran dan ilmu yang aku dapat dari aktivitas ini belum terlihat. Atau mungkin di luar sana terjadi peristiwa penting yang terjadi gara-gara acara ini. Entahlah. Takdir itu aneh. Namun menurutku sementara ini, acara tersebut gak terlalu penting.

Mujix
Akhirnya sampai rumah lagi.
Setelah ini istirahat. Lalu mulai berusaha lagi.
Kotagede, 27 Juli 2019

Jumat, 19 Juli 2019

Mobil Yang Berhenti

Mobil itu berhenti di tengah jalan agak menanjak. Dari mana aku tahu? Ada sebongkah batu mengganjal roda-rodanya.  Entah apa yang membuatnya tak bergerak sedikitpun.

Mungkin ban yang bocor. Mungkin kehabisan bensin. Atau mungkin sopirnya sedang tidur di dalam dan malas untuk mengemudikannya.

Yang manapun intinya mobil tersebut itu masih berhenti di tengah jalan. Bagi orang yang melaju, melihat orang yang berhenti sangatlah aneh. Begitu juga sebaliknya. Atau mungkin juga tidak. Siapa yang tahu.

Apa yang harus dilakukan agar mobil itu bisa berjalan?

Jika ban bocor, tentu saja harus ditambal. Atau ganti ban. Biasanya mobil kan punya ban cadangan. Kalo ndak ada ya harus ditambal.

Jadi, solusi untuk ban yang bocor tentu saja bukan memberikan bensin. Atau membetulkan posisi spion. Cebong mana paham!?

Mujix
Sedang capek
Simo, 23 Juli 2019

Selasa, 09 Juli 2019

Iklan FB

Jadi kemarin di lini masa FB muncul iklan tokai palsu yang dijual di Buka Palak, walaupun palsu, benda tersebut mirip banget dengan aslinya. Asem!

Kan aku jijik dong. Langsung deh aku report postingan itu. Klik ini, klik itu, trus ampe selesai. Dan eng ing eng.

Iklan itu beberapa hari ini sudah hilang. Berganti dengan promo aplikasi/ situs streaming film kartun!! Yang setiap postingannya berisi potongan video lucu dari serial kartun Tom & Jerry, atau Bugs Bunny, dan lain-lain.

Sebuah perubahan yang drastis! Aku jadi teringat diskusi dengan Mas Oki, seorang dosen Universitas New York yang aku bikin cinderamatanya saat worksop 'Permodelan 3D dengan Teknologi Photogrametry' di komunitas Ansora, minggu lalu.

Beliau bilang jika, semua file yang kita masukkan ke internet, datanya benar-benar dipake sama orang sana. Jadi jika kita pake FB atau medsos, itu enggak benar-benar gratis. Kita menjualnya dengan data, baik itu foto, video ataupun tulisan-tulisan yang terunggah.

Dan ucapan beliau terbukti dari kasus sederhana bergantinya iklan tokai menjadi iklan kartun. Secara gitu, hampir 80% postinganku pasti komik atau illustrasi.

Belum lagi Fanspage Si Amed, yang  postingan Infografisnya kemarin ternyata mendapatkan respon yang bagus. Unggahan terakhir bahkan sampai menjangkau lebih dari 14.000 pemirsa. Itu semua data yang aku barter (secara tersirat) dengan pihak pemilik medsos di internet.

Isu itu sudah beredar sejak lama. Jika memang 'jualan' sudah menjadi pola pikir, aku rasa tidak apa-apa jika pola pikir tersebut diterapkan dalam bermedia sosial.

Mereka memberikan iklan tokai atau kartun (atau obat pembesar alat kelamin), kita bisa membalasnya dengan menjual citra pribadi atau produk.

Atau hal yang paling sederhana, jadikan tempat menyimpan foto, pemikiran-pemikiran, hingga gagasan-gagasan brilian kita. Terlanjur basah ya sudah mandi sekalian.

Etapi aku enggak mau ngomongin yang ribet-ribet semacam pencurian data dan bagaimana dunia ini berjalan selayaknya video-video konspirasi yang nongol di yutup.

Aku cuman pengen bilang, jika ada sesuatu yang membuatmu kurang nyaman ada baiknya diungkapkan. Entah itu lewat perkataan atau tulisan.

Just say it.
Hidupmu terlalu berharga untuk sekedar menumpuk tetek bengek yang tak terlalu penting.

Mujix
Waktu berjalan sangat cepat!
Simo, 16 Juli 2019

Senin, 08 Juli 2019

Buku Favorit

Buku favoritku disobek keponakan, Senja (1,5 thn). Rasanya nyesek! Kecewa! Pesan moralnya adalah jangan meletakkan benda (favoritmu) di sembarang tempat! Epadahal gak sembarang amat juga sih. Di lantai karpet di kamar gambar gitu.

Cuman kali itu aku sedang mlipir ke dapur buat bikin kopi. Nah pas aku mengaduk kopi sambil bernyanyi tralala trilili, sang tuyul cilik yang sangat fasih mengucapkan kata 'bebek' itu masuk ke kamar.

Beliau membawa buku itu ke ruang tamu. Di-smack down-lah benda itu sampai berkeping-keping.

Hatiku langsung, mak prempeeeeng. Padahal satu jam lalu kondisinya masih mulus dan kinyis-kinyis. Trus ngeliat keadaan buku sampulnya sobek-sobek itu sangat membuatku 'nggrantes'.

Rasanya seperti patah hati secara tiba-tiba. Sebuah keadaan di mana aku tidak bisa membuat 'orang lain yang aku cinta' untuk mencintaiku. Langsung muter lagu Cidro-nya Lord Didi Kempot.

Trus, seperti biasa, seperti manusia umumnya yang sedang kesal, aku berkeluh kesah dong sambil ngedumel  sambil mikir 'why, God!? Why!?'

Trus God-nya yang sedang nongkrong di wedangan sambil mabar  'mobel lejen' bilang: 'Why, not!?'

Kenapa harus buku komik Slam Dunk Favoritku, sih!!!?? Kenapa!!??

Kenapa bukan buku 'Kapan Kamu Nikah?' yang ampe detik ini gak pernah bisa aku  sentuh selembarpun!!??

Kenapa!!??

Nah lalu, perasaanku tiba-tiba memburuk, dong. Udah kayak Squidward yang digangguin Spongebob.

Aku mau ngapain ini!? Semangat langsung ambyar. Balik lagi ke trek susahnya dah kayak nyuruh orang yang sedang 'post power syndrom' untuk mengubah dunia.

Aku melihatnya dengan tatapan nanar dan berkaca-kaca. Aku mengambil nafas panjang. Kemudian tanganku bergerak untuk merobeknya perlahan.

"Sreeeeekkkk!!!" Melodi suram itu terdengar.

Merobeknya lagi pelan-pelan.
Sembari mendengar bunyi kertas yang aku sobek, jantungku berdegup kencang.

Ya sudah, SEKALIAN saja kurusak cover buku tersebut, sampul yang sudah berpisah dengan buku.

"Sreeeeekkkk!!!"
Nadanya sangat menyayat sanubari.

Aku terus menyobek sampul halamam buku tersebut sambil mengamati perasaan burukku yang bergejolak di dalam dada.

Aku amati dalam-dalam.
Seperti memahami helaan demi helaan nafas saat bermeditasi.

Wuih. Sensasinya horror, sodara-sodara!!

Gak percaya!? Coba hancurkan action figure favoritmu sekarang juga! Eh jangan ding, mending kasih ke aku saja.

"Sreeeeeekkk!!!"
Suaranya menusuk jantung.

Sisi bijakku bilang:

'sabar, kamu harus belajar ikhlas, semua hal di dunia ini fana. Relakanlah. Jadilah manusia yang DEWASA.'

Etapi, Sisi bajinganku juga tereak kenceng bets:

"DEWASA JANC****K-MU GEDHIIII!!!"

Sisi baikku:

"Kamu harus ikhlas, sabar, agar..."

Sisi bajinganku motong obrolan dengan kerad:

"NDANG JALUK IJOL KARO MISUHHH!!!! OJO LALI BANTING BUKU!!!"

Langsung deh pertandingan nyolot di ruang imajiner itu udah kayak debat politik di tipi.

Aku tidak menuruti keduanya.
Yang aku lakukan adalah terus menghancurkannya sampai kecil-kecil. Ampe habis. Terus aku kumpulin dan kubuang deh ke tempat sampah.

Setelah itu aku membuat postingan ini sambil menertawakan entah apa.

Mungkin menertawai aku yang masih sangat 'lekat' dengan benda. Namanya juga manusia. Mungkin lho ya. Tapi yo embuh.

Kedua sampul tersebut sudah remuk seperti remah-remah. Aku marah.
Aku kecewa. Ya, aku benar-benar meresapi emosi itu di dalam sanubari.

Apakah bisa aku ledakkan?
Oh tentu saja bisa, Ferguso! Gampang! Pemicunya udah ada! Tinggal mak dhueeeerrr!!

Namun rasanya lucu, jika mengumbar 'emosi yang tidak baik' itu di depan anak kecil.

Gak minat owe meledakkan amarah gara-gara hal semacam itu. Ntar aja dilampiasin dengan jogging muterin lapangan ampe ngos-ngosan dan pegel-pegel.

Apalagi jika mengingat buku itu aku beli di Gladak. Sebuah surga loak di mana kamu bisa menemukan banyak buku bagus dengan harga murah!

Kalau tidak salah ingat, harga buku itu hanya 5 ribu. Kalau sedang beruntung, jika beli borongan agak banyak, kadang bisa kena 3 ribu.

Karena saat ini aku sedang nabung mas kawin buat kamu, jadi ya udah deh cari komik second it's oke bin gak papa.

Doain jika nanti sudah kaya seperti Hotman Ibukota Prancis, aku akan memborong semua jilid lengkapnya!

Dari peristiwa ini belajar banyak hal. Pertama, aku harus lebih disiplin, jika sudah dipakai letakkan di tempat semula.

Kedua, jangan terlalu menyisipkan 'aku' di banyak tempat, secukupnya dan sewajarnya saja. Susah dong!? Makanya belajar!

Ketiga, jadilah orang kaya! Baik secara materi maupun hati nurani. Kalo punya duit banyak mah tinggal beli on len. Kalo punya keikhlasan banyak, ya tinggal senyum penuh kerelaan lalu menjalani hidup seperti biasanya.

Etapi karena aku gak kaya-kaya amat, ya udah aku candain peristiwa nyebelin tersebut melalui catatan kayak gini.

Biar apa? Biar kagak lupa kalo aku belum nyelesein buku  'Kapan Kamu Nikah?' yang ampe detik ini belum aku baca ampe kelar. Heran, bisikan maut apa yang saat membawa buku itu ke kasir ya!?

Well sial, ternyata aku benar-benar sudah menjadi lelaki paruh baya. Sok dewasa. Berusaha bijak. Pasang topeng 'gak papa, I am fine' padahal sad bois club bets. Hahahaha.

Dan utas ini mending aku akhiri aja dengan sebuah UMPATAN KASAR NAMA BINATANG di dalam hati, sebagai penanda bahwa aku sudah baik-baik saja dan kembali beraktivitas seperti biasa.

NB: setelah menulis ini perasaanku jadi membaik. Emosi yang meluap-luap tadi entah hilang ke mana. Alhamdulillah.

NB lagi: jadi kalau suatu saat kalian sedang mengalami emosi yang tak tertahankan, segeralah menjauh untuk memberi jeda. It's works, trust me.

Mujix
Sedang bingung ngatur jadwal
Simo, 8 Juli 2019

Jumat, 05 Juli 2019

Tidak ada rindu

Terakhir aku rindu padamu, mungkin beberapa tahun yang lalu. Selalu aku kirimi pesan singkat. Tidak pernah kau balas, namun aku yakin sudah kau baca.

Berpuluh rindu sudah berlalu, dan masih tak ada balasan darimu. Lalu di suatu hari nan dramatis, sisa rinduku hampir habis. Dengan kekuatan tekad terakhir ku kirimkan pesan singkat yang berbunyi:

"Hei, apa kabar? Sibuk apa nih?" Saat mengetik tombol 'send', kuselipkan sebuah tekad tersirat. Sebuah pernyataan jika kau tidak membalas pesanku kali ini, maka tak ada rindu lagi yang akan kusisakan untukmu.

Dan tentu saja.
Tidak ada balasan.

Sejak saat itu aku memutuskan untuk melebur rasa rinduku padamu dengan segala logika di kepalaku. Tidak ada lagi rasa rindu. Terakhir aku rindu padamu, mungkin beberapa tahun yang lalu.

Mujix
Kepalaku pusing.
Sepertinya gara-gara hidupku yang di luar kontrol.
Simo, 5 Juli 2019