Suatu ketika aku berjalan menyusuri waktu dan masa yg telah berlalu. Tak seperti kemarin,hari ini aku terlalu lelah untuk melangkah. Aku beristirahat sejenak sembari menatap langit biru khas jam 9 pagi pada masa itu. Tak jauh dari tempatku berdiri terdapat sebuah warung makan yg penuh akan pekerja dan buruh-buruh bangunan. Agak tak lazim memang, warung yg kumuh namun rapi dan bersih itu ternyata banyak pembeli. Nasi sayur, segelas kopi pait, sebatang rokok seakan menjadi tuan rumah yg bersahaja. Aku kemudian berjalan melewati deretan meja kayu tua tempat para buruh itu bersenda-gurau. Aroma oseng dan kepulan asap dapur mewarnai warung tersebut pagi itu. Sesosok wanita setengah baya menghampiriku menanyakan pesanan. Seperti biasanya aku meminta dia membuatkan segelas teh panas beraroma melati. Wanita itu kemudian berjalan menuju bagian belakang. Kulayangkan pandanganku ke segala arah, banyak hal yg terlihat. Diluar tampak ilalang tertiup angin sepoi-sepoi, terdengar pula celoteh para bu...