Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2013

Dompet

Aku berjalan terburu-buru mengejar bis Karunia Mulya yang tiba-tiba muncul mendadak dari pintu Terminal Tirtonadi. Bis itu berwarna biru tua dengan kondisi fisik yang sangat memprihatinkan, Seperti hidupku, pffft. Sudah layak untuk ‘pensiun’ dan beralih dimensi ke pembuangan sampah untuk didaur ulang menjadi sendok. Ah, jadi garpu juga gak papa sih. Yang penting  jangan jadi sempak.  Beberapa detik sebelum aku melompat ke pintu bis tersebut tiba-tiba aku tersadar sesuatu yang sangat penting. Dompetku tertinggal di kontrakannya Bang Arum. Ya, dompetku tertinggal. Aku ketik dengan huruf capital biar agak dramatis. DOMPETKU TERTINGGAL !!!!   Kayaknya sih t erselip dengan aduhai di atas tabung LPG tak jauh dari pintu kamar mandi. Jadi, Di dalam waktu yang sepersekian detik itu aku harus mengambl keputusan yang penting. Apakah aku harus kembali ke kontrakan dengan berjalan kaki ke suatu tempat yang jaraknya ‘cukup membuat kaki kram’ untuk mengambil dompet  atau aku ...

Komik 'Viva La Indonesia', 'Si Amed' dan 'The Proposal'

Beberapa bulan belakangan ini aku benar-benar berasa menjadi komikus profesional. Gimana enggak. Setiap hari aku hanya bertemu dengan naskah komik dan naskah komik. Naskah skripsi? Lupakan. jahat gak tuh? Kurasa kesibukanku ini berawal dari tawaran sebuah penerbit di jakarta yang kemarin itu tuh. Iyah. Yang komiknya udah kelar dengan tokoh utamanya Pak Kipli dan Mbak Yani. Mereka berdua sebenarnya karakter  figuran dan hampir gak penting di komik Lemon Tea. Iyee, komik laknat yang gak kelar-kelar itu. Berisik amat sih.  Komik dengan bertokoh utama Pak Kipli dan Mbak Yani itu berjudul ‘Viva La Indonesia’. Komik itu aku kerjakan selama 3 bulan. Satu bulan aku kerjakan di Kota Bogor sehabis magang, dan membuat kurus kering karena kebanyakan begadang.   Serunya sih ‘Viva La Indonesia’ Berisi kumpulan komik bertema sosial politik tapi bernuansa Indonesia banget. Secara naratif aku mengambil karakter manga 4 koma, aku gunakan secara membabi buta dengan beberapa...

Change Guy!!

Di dunia ini ada pria-pria yang  selalu sibuk dengan pikirannya sendiri. Pria-pria itu  jarang berkerumun sambil minum kopi dan bercerita banyak hal. Mereka lebih suka berkerumun dengan berbagai hal di otaknya yang terus datang dan tidak kunjung pergi. Seluruh dunia sepertinya bersepakat bahwa pria-pria itu hanyalah fatamorgana semata. Mengesalkan memang. Sekedar kalian tahu, ‘Pria-pria yang selalu sibuk dengan pikirannya sendiri’ itu terkadang mengalami malam-malam yang menyiksa. Mereka memandang dunia hanya hari ini dengan pertempuran-pertempuran yang tak kunjung usai. Tak ada hari ini. Hanya ada hari kemarin yang sepertinya masih saja kacau dan hanya ada hari esok dengan segudang rencana yang sepertinya masih belum terurus. Sebuah dunia yang isinya hanya dugaan semata saja. Bagi mereka ‘malam-malam yang menyiksa’ adalah kesadaran akan semua olah cipta rasa karsa seorang manusia. Iya. Sedramatis itu. Dimalam-malam itu mereka menciptakan sebuah dunia yang tak terpiki...