Haeei gaes!! Apa kabra? Jadi ginih nih, bagi aku, iya akuuuh, Idul fitri ini adalah idul fitri yang dramatis. Aku berpikir seperti itu setelah melihat tetanggaku. Iya, tetanggaku. Aku punya tetangga. Aku bukan jin botol yang terperangkap di tengah gurun Sahara. Tetanggaku itu, sebut saja namanya ‘Bunga’, menangis meraung-raung sambil memeluk bapak saat halal bi halal. Beneran, menangis meraung-raung layaknya kontestan pogram televisi ‘Masih Dunia Lain’ yang kerasukan roh astral macan tutul. Beberapa jam sebelumnya, tetanggaku yang bernama ‘kumbang’ juga melakukan hal yang sama. Di dapur saat dia sungkem dengan nenek, tangisan memecah heningnya pagi damai di hari nan fitri. Ada apa sih idul fitri ini? Kok serba menangis gituh? Hari idul fitri ini yang harusnya menjadi momen untuk berbagi kebahagiaan antar sesama anggota keluarga. Harusnya seperti itu, namun untuk beberapa orang, perayaan hari raya Idul Fitri adalah momen krusial penguras emosi dikarenakan b...