Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2015

Joy

Aku sedang merasa sangat bersemangat.  Semuanya baik-baik saja. Komik yang baru saja rilis dan nongol di toko buku, Komputer baru, Keluarga yang baik dan sehat wal afiat, beberapa mantan yang bisa terlupakan, dan tentu saja isi dompet yang cukup tebal ini sering membuatku tersenyum-senyum sendiri. Aku siap untuk menghadapi hidupku yang sangat Random ini.  Yah, mungkin aku juga akan sering bertemu dengan hari-hari yang berat, namun percayalah, hidupku terlalu besar untuk sekedar digagalkan oleh batu sandungan bernama 'satu hari yang berat'. Aku juga siap untuk jatuh cinta dengan seseorang lagi. Seseorang yang saat ini mungkin juga sedang mencari keberadaanku.   Hihihihihi, intinya sih Aku bersyukur memiliki hidup yang sangat menyenangkan. Semoga kebahagiaanku ini bisa memberi hari yang cerah untuk orang lain. Happy Tuesday Friends.   Mujix Seseorang yang sedang  doyan ngemil Tomat gara-gara kekurangan vitamin C. Simo, 25 Agustus 20...

Tujuh Poin

Baiklah, aku akan mencoba mendaftar apapun yang ingin aku lakukan abis lebaran ini.  Here we go! 1. Aku akan jadi komikus yang keren. Bikin komik yang bagus, belajar anatomi, proporsi dan semua hal yang bisa membuat komikku makin bagus. beberapa project yang tertunda harus segera dikelarin. Beberapa project yang masih 'nggantung' harus segera dipastikan. Beberapa hal yang bisa memaksaku untuk menjadi komikus keren adalah membuat komik. Ayo kelarin Lemon Tea! Ayo kelarin komik duet sama Om Fachmy dan Suryo. Ayo up date yang rutin buat komik Si Amed. Usiamu sudah mendekati 27 tahun lhoooh. Gak malu sama John Lennon, Sid Vicious, dan Kurt Cobain. Ayo segera bertindak untuk menjadi komikus yang keren. 2. Belajar 'Stand Up Comedy'. baiklah ini adalah salah satu cara agar aku bisa terus berinteraksi dengan umat manusia. Belum dimulai sih, namun aku berjanji untuk segera menulis naskah/materi Stand Up Comedy , minimal buat satu show lah. Sepertinya aku harus belaj...

Wipiiiii….Wipiiiii….

“Wipiiiii….” “Wipiiiii….” Suara bernada kecil aneh itu perlahan semakin mendekat ke arahku yang sedang berkutat mengedit komik dengan Adobe Photoshop. Aku sangat hapal siapa pemilik suara kecil tersebut, aku sangat paham sekali apa maksud suara kecil tersebut. Pemilik suara kecil itu akhirnya muncul dari balik lemari. Aku menoleh dengan sedikit memincingkan mata, ya, tuyul tengil itu muncul lagi. Tuyul tengil tersebut adalah Gantar, keponakan semata wayang yang saat ini sedang belajar berjalan. “Wipiii…” Kaki kecilnya membawa tubuhnya perlahan mendekati kursi tempatku duduk. Kedua tangannya diangkat dengan sedikit oleng kesana kemari bagai pemain sirkus yang sedang menjaga keseimbangan di seutas tali. Wajah gantar selalu berseri-seri, apalagi  jika mengetahui kalau aku sedang mengerjakan sesuatu di depan komputer. Iya. komputer. Gantar mengartikan ‘komputer’ sebagai ‘televisi’.  Kata ‘televisi’ ternyata menjadi ‘Wipiii…’ apabila diucapkan oleh seoran...

Letters To You

Hei, Kamu yang ada di situ, apa kabar? Kalau aku enggak salah saat ini kamu pasti sedang berusaha menyelesaikan studi S-1. Aku enggak tahu progressmu udah nyampe mana, tapi yang pasti kita udah lama banget tidak ketemu. Kalau enggak salah pertemuan terakhir kita adalah di gedung rektorat, aku sedang sok sibuk ngurus ijazah sarjana (yeeeeah, tepuk tangan duluuuh!) dan saat itu kamu sedang mengurus…. Euh… Saat itu kamu sedang mengurus apa sih? Aku ampe lupa nanya.  Di pertemuan itu ucapan ‘selamat wisuda’ yang kudengar darimu adalah sinyal dari Tuhan bahwa itu momen terakhir kalinya aku melihat kamu. Ternyata memang bener. Semenjak saat itu kita tidak lagi dipertemukan oleh takdir.  Sedikitpun. Sempurna dan tanpa celah. Gimana enggak? Setelah itu, beberapa kali aku ke kampus tidak terlihat satupun batang hidungmu. Beberapa kali sengaja lewat depan rumahmu tak nampak secuilpun ekormu. Kok enggak SMS atau telfon? Maaf nomer handphone-mu sudah aku hapus sem...