Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2019

Halo, Mbak Thesa!

Beberapa tahun yang lalu dari hari ini. “Je! Em-Je!” Teriak seorang perempuan mungil agak cempreng. Suara penuh kehangatan itu asalnya dari seseorang di depan gedung Toko Buku Gramedia Slamet Riyadi. Waktu belum beranjak terlalu malam, saat itu kurasa habis adzan Isya. “Halo, Mbak Thesa!” Aku berseru dengan antusias. Dalam beberapa langkah aku sudah sampai di depan Mbak Thesa, seorang seniorku di jurusan Prodi TV dan Film kampus ISI Solo. Beberapa orang memang memanggilku ‘MJ’ (dibaca Em-Je. Enggak pake Es-Te. Apalagi 12) inisial dari ‘Mujix’. Insiden panggilan MJ itu terjadi gara-gara saat makrab aku 'sok asik' mengenalkan diri dengan nama tersebut. Kami bertemu dalam rangka COD buku komik ‘Proposal Untuk Presiden’. Mbak Thesa saat itu datang bersama temannya. Aku menyalaminya satu persatu sambil bertanya kabar. Kami memang sudah jarang bertemu sejak lulus kuliah. Kehebohan kami saat ngobrol ternyata memantik rasa penasar...

Hari Di mana aku berusia 30 Tahun

Hari di mana aku berusia 30 tahun. Hari-hari di tahun ini adalah hari yang membingungkan. Dan sudah berjalan hampir setengah tahun. Aku (sepertinya) masih di titik yang sama. Mempertanyakan banyak hal? Tentu saja. Menyalahkan banyak hal? Sudah pasti. Banyak hal yang harus aku benahi. Banyak sekali. Doakan segera beres agar bisa melaju lebih kencang dan gagah berani menjalani hidup. Mujix Mencoba membuat banyak list dan mempertanggungjawabkannnya. Bogor, 21 Januari 2019

Hari Saat Kamu Tidak Ada

Saat tidak ada kamu, matahari masih datang menyapaku. Saat tidak ada kamu, semua terus berjalan termasuk aku dan waktu Saat tidak ada kamu, banyak wanita bilang hatiku sekeras batu Saat tidak ada kamu, rasa cinta baru kadang datang namun malu Saat tidak ada kamu, aku akan terus berjalan tanpa ragu Mujix Bogor, 9 Januari 2019

Aku di ladang saat adzan berkumandang

Adzan berkumandang Aku masih di ladang Lembayung senja tak nampak Terhalang kenangan akan anak Ia kutinggal di tanah seberang Demi sebongkah emas berwarna terang Agar bisa kujual untuk sekolah Agar bisa kujual untuk bersedekah Adzan berkumandang Hari sebentar lagi selesai Aku akan segera pulang kandang Untuk sekedar berdoa dan bersantai Mendoakan aku Mendoakan kamu Mendoakan anakku Hingga adzan kembali bermula Kita masih belum bisa bersua Mujix Energiku terbatas. Bogor, 8 Januari 2018

Ojo Gumunan

'Ojo gumunan', nasihat dari Sang Pencipta Jagad kepada komikus kribo yang lebai gara-gara diinbox tokoh idolanya. Mugo-mugo lancar lan iso dadi dalan sing rodo padang. Yo gumun lah, goro-goro komen thok ngerti-ngerti nginbox kon ngirim contoh gambar. Tapi wis kebacut heboh sih. Wuakakakak. Hmmm, Ijek nunggu balesan. Beliau ngirim nomer WA tapi koyone salah ongko. Ra metu neng aplikasi. Asem. Dag dig dug ser. Uwaaah, crito neng neng twitter kui penak tenan. Untung followerku sithik. Ora ono bom notifikasi. *ijek gumun Ngoceh sak kesel'e (utowo hape mati) bar kui dihapus kabeh! Wis ah. Wis ah. Yen ucul yo wis. Urung jodhone. Naksir urung karoan tresno. Tresno wae kadang urung karoan rabi. Wis ah. Wis. Sudah mencoba terkoneksi via Whatsapp. Menunda untuk koar-koar atau printscreen barang bukti di medsos. Mujix Ijek deg-degan. Bogor, 5 Januari 2018

Tuhan itu...

Siang itu aku sedang menggambar. Mamak berada di kamar sedang sibuk mencoba menelfon adiknya. Adiknya mamakku, alias tanteku sedang ditimpa sedikit kemalangan. Anaknya sakit dan belum sembuh sejak hampir satu tahun yang lalu. Bolak-balik mamakku mencoba menelfon namun tidak ada jawaban. Tidak ada suara apapun dan hening. Tiba-tiba saja suasana senyap siang itu dirusak oleh celetukan mamakku. "Lha, si anu itu njaluk mari kok karo Yesus. Kudune ki karo Alloh!" Aku yang sedang menggambar tiba-tiba keselek mendengar pernyataan kontroversial beliau. "Hah!? Opone!? Piye-piye?!" Ucapku sambil membalikkan badan untuk memastikan pernyataan. "Yho kui mau, kapan kae jarene si anu ki pendak wengi ki ndonga ben anak'e mari, nek nduwe penjalukan kui yo nyuwun karo Alloh. Dudu Yesus." Tukasnya lagi. Mamakku memang lulusan SD. Jadi ada beberapa hal fundamental yang kadang perlu dimaklumi. Namun kali ini kayaknya beliau agak keterlaluan 'bercandanya'. ...

Hai, Tukang Ojek.

"Hai!" Terdengar suara anak kecil memanggilku yang sedang mengantri membeli sarapan di mamang-mamang tukang kupat. Aku menoleh. Anak kecil itu lalu melanjutkan ucapannya dengan sangat tengil. "... tukang ojek! Tolong anterin saya!" Aku gondok. Bocah kecil itu tertawa puas melihat ekspresiku. Sial. Aku diam saja. Ternyata trend ngegodain orang dengan kalimat 'Hai, Tukang ojek tolong anterin saya' dan 'Hei, Tayo! Hey Tayo!' Sedang sangat ngetren di Kota Hujan. Beberapa kali aku dikecengin semacam ini. Mulai dari cewek-cewek ABG, ampe yang paling baru bocah kecil ini. Bocah itu belum kapok, lagi-lagi ia memanggilku sama seperti beberapa saat yang lalu. "Hai..." Aku diem. "Hai...!!" Suaranya makin keras. Aku menoleh ke arah anak kecil berkemeja garis-garis itu. Dan lagi-lagi... "... tukang ojek! Tolong anterin saya!". Aku makin gondok. Dia tertawa lepas. Piring ditangan aku letakkan di atas pagar beton. Aku meng...