Langsung ke konten utama

Tuhan itu...

Siang itu aku sedang menggambar. Mamak berada di kamar sedang sibuk mencoba menelfon adiknya. Adiknya mamakku, alias tanteku sedang ditimpa sedikit kemalangan. Anaknya sakit dan belum sembuh sejak hampir satu tahun yang lalu.

Bolak-balik mamakku mencoba menelfon namun tidak ada jawaban. Tidak ada suara apapun dan hening. Tiba-tiba saja suasana senyap siang itu dirusak oleh celetukan mamakku.

"Lha, si anu itu njaluk mari kok karo Yesus. Kudune ki karo Alloh!"

Aku yang sedang menggambar tiba-tiba keselek mendengar pernyataan kontroversial beliau.

"Hah!? Opone!? Piye-piye?!" Ucapku sambil membalikkan badan untuk memastikan pernyataan.

"Yho kui mau, kapan kae jarene si anu ki pendak wengi ki ndonga ben anak'e mari, nek nduwe penjalukan kui yo nyuwun karo Alloh. Dudu Yesus." Tukasnya lagi.

Mamakku memang lulusan SD. Jadi ada beberapa hal fundamental yang kadang perlu dimaklumi. Namun kali ini kayaknya beliau agak keterlaluan 'bercandanya'.

"Mak, asline aku prekewuh ngajari wong tuwo, tapi nek sing iki aku crito sithik soal Tuhan, yo!" Ujarku.

"Maksud'e?" Mamakku bingung.

Aku mengambil nafas panjang. Di kepalaku sedang menyederhanakan beberapa ilmu filsafat dan teologi yang selama ini aku pelajari agar bisa 'sedikit' meluruskan pemikiran mamakku.

Postingan populer dari blog ini

Si Eja is Back!!

Tuyul kecil yang bernama Eja. suka menggelinding kemana-mana. kebiasaan terupdate dari si Tuyul ini adalah suka nyiumin knalpot sepeda motornya kakakku. iya, dia SUKA NYIUMIN KNALPOT.  makanya kalo motor abis di pake biasanya si Eja di buang dulu entah kemana. Abis nangis, soalnya dia suka gak terima kalo tiba-tiba di jauhin dari knalpot motor yang abis di pake. kasihan kan kalo ngemut knalpot panas, mending doi ngemut kerupuk atau ngemut dada ibunya saja (netek maksudnya -___-a). oh iya, kerupuk ini biasanya cuman di emut doang, jarang dimakan, kalo sedang gak mood si kerupuk cuman diremuk-remuk pake tangan. adegan 'meremuk kerupuk' itu ngingetin sama monsternya Ultraman saat menghancurkan gedung-gedung pencakar langit kota Tokyo. sama-sama Brutal!!! adegan ini setidaknya menjelaskan bahwa Si Eja suka di kelitikin perutnya pake kepala bapakku yang botak. mungkin si Eja merasa geli-geli anget gimana gitu kali yaaa. adegan paling lucu yang bisa bik...

Laporan harian:)

Setelah berteori ria tentang makna MANUSIA dengan mas roso di postingan kemarin, sekarang saatnya melaporkan banyak hal yang terjadi dua mingguan kemarin. Hari ini adalah hari ke 25 di bulan mei, masih saja panas, terkantuk-kantuk dan tentu saja bermalas-malasan. Hidupku tak banyak berubah kurasa, berkutat dengan rutinitas yang akhir-akhir ini kurasa cukup menyenangkan. Aku sedikit banyak telah belajar tentang pengendalian mood dan semangat. Ada beberapa poin penting yang pelu dicatat dibulan mei ini, yang pasti aku dari awal bulan telah di sibukkan oleh profesi idealisku yaitu sebagai komikus amatir. Yeah.. kurasa kalian mengerti apa yang aku maksudkan, yup.. aku mulai mengerjakan lemon tea dengan semangat. Sebuah komik labil tentang cinta yang tertangguhkan selama hampir 1 tahun (dan hampir saja ide itu membatu menjadi fosil dan bermutasi menjadi virus mematikan bernama “galau”:D). Banyak kejadian yang membuatku memantapkan niatku untuk mengkelarkan projek ini, sengenggak-enggaknya...

November Rain!

Sudah beberapa hari ini, studio tempatku mengerjakan komik sangat berantakan. Berantakan pake banget. Sama berantakannya kayak muka gue.  Sebenarnya yang berantakan cuman meja gambarnya sih, sebenarnya itu juga BUKAN meja gambar yang kayak di studio-studio komik gituh. Lebih tragis lagi, aslinya meja tempatku mengerjakan komik adalah meja makan. Setahun sekali saat lebaran, meja itu biasanya dikeluarkan buat tempat toples Rempeyek, Rengginang, Jenang, dan tentu saja makanan-makanan alien lainnya.  Akhir lebaran tahun ini, meja makan itu dengan resmi bertransmigrasi dari ruang tamu menuju studio komik yang keren banget ini. Begitu. Bulan November 2014 seminggu lagi bakal abis, Dompetku juga mulai menipis, harga BBM yang kemarin naik makin membuatku meringis.  Terus aku kudu piye?  Aku juga tidak tahu, namun yang pasti, aku harus mengerjakan beberapa halaman komik yang belum kelar. Hal itulah yang membuat studio tempatku mengerjakan komik menjadi sangat berantakan...