Mamakku selalu jualan sayur. Baik saat masih di perantauan. Ataupun saat balik kampung di rumah. Di perantauan beliau konsumennya adalah tetangga sekitar. Kanan, kiri,depan, dan belakang. Ada juga sih yang tidak beli sayur di tempat mamakku, namun masih bisa di maklumi. Namun toh, masih banyak tetangga yang 'berbaik hati' melariskan dagangan beliau. Sekarang Mamak sudah balik lagi ke rumah. Insiden pemicunya adalah meninggalnya simbah, yang secara tidak langsung membuat mamak mudik untuk selamanya. Setelah peristiwa simbah meninggal, keadaan mamak selalu bermuram durja. Sedih. Berduka. Dan itu berlangsung cukup lama. Setelah hari-hari yang berat, lembar baru harus ditulis kembali. Hanya dalam beberapa saat setelah nafas terhirup, mamakku kembali mencoba peruntungannya lagi. Ada hidup yang terus berjalan. Ada perut yang harus diberi makan. Dan mamakku membangun warungnya lagi. Bangunan sederhana berbahan bambu dan genteng sisa rumah simbahku sudah disulap menjadi warung kelon...