Aku baru saja beli sempak. Sempak terakhir yang aku pakai terbeli beberapa tahun silam. Semenjak dua bulan lalu (atau lebih? Mbuh lah lali) sempak lamaku sudah tipis dan bolong-bolong di bagian pantat. Aku termenung dengan banyak pikiran berkecamuk. Biasanya nih biasanya, kan aku kalo membeli sempak yang 'low tier', alias 'gak bagus-bagus amat tapi murah'. Kebiasaan ini aku adopsi dari kehidupan mahasiswaku yang misqueen. Hiks sedih. Baiklah untuk 'balas dendam', kali ini aku akan beli yang agak mahalan. Demi kenyamanan si otong, demi gengsi masa lalu, demi romantisme laki-laki (eh, gimana-gimana?!), demi..... Ya pokoknya gitulah. Intinya gak papa deh kali ini keluar duit lebih. Okey. It's time to sempak baru! Yahoooy! Waktu berganti dengan perlahan. Di sore hari nan cerah itu, kugeber motor ke arah timur. Langit biru berjalan berdampingan dengan awan berarak. Angin dingin musim hujan menerpa wajahku dengan ramah. Suasana hatiku sangat baik. Ah, Petuala...