Langsung ke konten utama

Si Fulan

Ada seorang teman FB datang ke pertemuan kami. Sebut saja ia fulan. Ia adalah illustrator sukses dengan segudang pencapaian yang membuatnya bangga. Dan Malam ini ia memuntahkan semua kebanggaannya itu kepada kami dengan pongahnya. 

Sepanjang obrolan ia tak henti-hentinya merokok. Aku rasa ini meet up komunitas paling sumpek yang pernah aku datangi. Soalnya hampir 95% anggota kami tidak ada yang merokok. Dan ia dengan santainya klepas-klepus sambil omong besar. Sebagai orang yang 'baik', aku hanya menanggapinya agar ia krasan doang. Aslinya sih aku tak terlalu perduli. 

Asap putih terus mengepul. Setelah semua muntahan kesuksesannya sudah habis ia kemudian berganti topik ke salah satu anggota kami. Ia mem-bully-nya dengan banyak cara. Aku gak tau gimana bilangnya,  namun sangat terasa sekali ada banyak pernyataan bernada merendahkan. Aku sudah mulai gak nyaman. Satu atau dua kali aku masih maklum untuk menertawakan kawan. Namun ketika itu sudah berulang banyak kali,  aku merasa itu sangat menyebalkan. It's not good. Apakah itu selesai?  Enggak. Ia kemudian dengan asiknya mengkritik komunitas kami. Kritik yang aneh sih sebenarnya. Ia hanya mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang harusnya kami lakukan berdasarkan opininya. Eh masak sih? Emang dia bilang apa? 

"Harusnya kalian nongkrong di Starbuck,  jadi biar ada peluang bertemu klien! Bukan di wedangan semacam ini dan bertemu sesama komikus."

Yah,  bahkan ia menyindir soal ganti nama komunitas. Ah, kata-katanya aku ingat bener. Kalau tak salah ia bilang gini. 

"Ganti nama aja tuh IKILO, gak ada anggotanya yang hidup dari komik tuh! Kata 'Komikusnya'-nya diilangin aja. Ganti kata 'Illustrator'!"

Aku orang yang sebenarnya masih mentolerir kesombongan, satu atau dua kepongahan adalah sesuatu yang wajar. Namun lebih dari itu, dan apalagi sampai tidak menyisakan 'ruang' untuk orang lain berinteraksi. Sepertinya anda perlu ke psikiater atau bermusahabah dengan diri anda sendiri. 

Mujix
Lokasinya wingit, obrolannya memuakkan, lalu aku memutuskan pulang lebih cepat. Walau hujan gerimis, mata minus, dan lampu motor agak redup. 
22 November 2021

Postingan populer dari blog ini

Si Eja is Back!!

Tuyul kecil yang bernama Eja. suka menggelinding kemana-mana. kebiasaan terupdate dari si Tuyul ini adalah suka nyiumin knalpot sepeda motornya kakakku. iya, dia SUKA NYIUMIN KNALPOT.  makanya kalo motor abis di pake biasanya si Eja di buang dulu entah kemana. Abis nangis, soalnya dia suka gak terima kalo tiba-tiba di jauhin dari knalpot motor yang abis di pake. kasihan kan kalo ngemut knalpot panas, mending doi ngemut kerupuk atau ngemut dada ibunya saja (netek maksudnya -___-a). oh iya, kerupuk ini biasanya cuman di emut doang, jarang dimakan, kalo sedang gak mood si kerupuk cuman diremuk-remuk pake tangan. adegan 'meremuk kerupuk' itu ngingetin sama monsternya Ultraman saat menghancurkan gedung-gedung pencakar langit kota Tokyo. sama-sama Brutal!!! adegan ini setidaknya menjelaskan bahwa Si Eja suka di kelitikin perutnya pake kepala bapakku yang botak. mungkin si Eja merasa geli-geli anget gimana gitu kali yaaa. adegan paling lucu yang bisa bik...

Laporan harian:)

Setelah berteori ria tentang makna MANUSIA dengan mas roso di postingan kemarin, sekarang saatnya melaporkan banyak hal yang terjadi dua mingguan kemarin. Hari ini adalah hari ke 25 di bulan mei, masih saja panas, terkantuk-kantuk dan tentu saja bermalas-malasan. Hidupku tak banyak berubah kurasa, berkutat dengan rutinitas yang akhir-akhir ini kurasa cukup menyenangkan. Aku sedikit banyak telah belajar tentang pengendalian mood dan semangat. Ada beberapa poin penting yang pelu dicatat dibulan mei ini, yang pasti aku dari awal bulan telah di sibukkan oleh profesi idealisku yaitu sebagai komikus amatir. Yeah.. kurasa kalian mengerti apa yang aku maksudkan, yup.. aku mulai mengerjakan lemon tea dengan semangat. Sebuah komik labil tentang cinta yang tertangguhkan selama hampir 1 tahun (dan hampir saja ide itu membatu menjadi fosil dan bermutasi menjadi virus mematikan bernama “galau”:D). Banyak kejadian yang membuatku memantapkan niatku untuk mengkelarkan projek ini, sengenggak-enggaknya...

November Rain!

Sudah beberapa hari ini, studio tempatku mengerjakan komik sangat berantakan. Berantakan pake banget. Sama berantakannya kayak muka gue.  Sebenarnya yang berantakan cuman meja gambarnya sih, sebenarnya itu juga BUKAN meja gambar yang kayak di studio-studio komik gituh. Lebih tragis lagi, aslinya meja tempatku mengerjakan komik adalah meja makan. Setahun sekali saat lebaran, meja itu biasanya dikeluarkan buat tempat toples Rempeyek, Rengginang, Jenang, dan tentu saja makanan-makanan alien lainnya.  Akhir lebaran tahun ini, meja makan itu dengan resmi bertransmigrasi dari ruang tamu menuju studio komik yang keren banget ini. Begitu. Bulan November 2014 seminggu lagi bakal abis, Dompetku juga mulai menipis, harga BBM yang kemarin naik makin membuatku meringis.  Terus aku kudu piye?  Aku juga tidak tahu, namun yang pasti, aku harus mengerjakan beberapa halaman komik yang belum kelar. Hal itulah yang membuat studio tempatku mengerjakan komik menjadi sangat berantakan...