Langsung ke konten utama

suasana siang di teras kostku

Jumat siang detik ini matahari masih memuntahkan panasnya dengan liarnya. Awan putih yang terlihat kabur membaur semakin silau ditelan biasnya. Tapi aku tak perduli dan tetap mengacuhkan semua hal itu, aku hanya dapat merebahkan badanku di pundak angin sepoi yang menelusup di antara sela-sela sang siang,agar aku tetap diam dan tak mengerang. Tiba-tiba aku teringat dongeng picisan mengenai harapan sang penggembala domba. Suatu saat dia meminta kepada Tuhan setangkai bunga indah yang belum terjamah. Tuhan memberikan kaktus kecil penuh duri beracun di batangnya,sang penggembala diam. Kemudian dia meminta lagi kepada-Nya binatang mungil nan cantik untuk menemaninya di saat dia kesepian. Tuhan malah memberikan ulat kecil berbulu menjijikan untuknya. Sang penggembala domba sedih,dia kecewa,dia berteriak lantang di ujung cakrawala mengenai betapa tidak adilnya Tuhan terhadap keinginannya. Si gembala berlari, memukul domba dan menghardiknya sebagai protes kepada Tuhan. Penggembala domba itu kini sendiri tanpa dombanya. Namun kemudian dia teringat kaktus dan ulat kecil yang dia sembunyikan di balik angan. Sesaat dia sadar,kaktus itu berbunga. Sangat indah sekali,dan ulat itupun menghilang,berubah menjadi kupu-kupu kecil bersayap pelangi yang teramat cantik. Penggembala sadar,itulah jalan Tuhan. Indah pada waktunya,Tuhan tidak memberi apa yang penggembala harapkan,tetapi Dia memberi apa yang penggembala butuhkan. Walau telah sedih,kecewa,terluka tapi jauh diatas segalanya Tuhan sedang merajut sesuatu yang terbaik untuk kehidupan sang penggembala. Ingatan itu sekarang tersimpan di alam raya yang indah ini. Apapun itu... Biarlah hidup berjalan apa adanya....

Postingan populer dari blog ini

Si Eja is Back!!

Tuyul kecil yang bernama Eja. suka menggelinding kemana-mana. kebiasaan terupdate dari si Tuyul ini adalah suka nyiumin knalpot sepeda motornya kakakku. iya, dia SUKA NYIUMIN KNALPOT.  makanya kalo motor abis di pake biasanya si Eja di buang dulu entah kemana. Abis nangis, soalnya dia suka gak terima kalo tiba-tiba di jauhin dari knalpot motor yang abis di pake. kasihan kan kalo ngemut knalpot panas, mending doi ngemut kerupuk atau ngemut dada ibunya saja (netek maksudnya -___-a). oh iya, kerupuk ini biasanya cuman di emut doang, jarang dimakan, kalo sedang gak mood si kerupuk cuman diremuk-remuk pake tangan. adegan 'meremuk kerupuk' itu ngingetin sama monsternya Ultraman saat menghancurkan gedung-gedung pencakar langit kota Tokyo. sama-sama Brutal!!! adegan ini setidaknya menjelaskan bahwa Si Eja suka di kelitikin perutnya pake kepala bapakku yang botak. mungkin si Eja merasa geli-geli anget gimana gitu kali yaaa. adegan paling lucu yang bisa bik...

Laporan harian:)

Setelah berteori ria tentang makna MANUSIA dengan mas roso di postingan kemarin, sekarang saatnya melaporkan banyak hal yang terjadi dua mingguan kemarin. Hari ini adalah hari ke 25 di bulan mei, masih saja panas, terkantuk-kantuk dan tentu saja bermalas-malasan. Hidupku tak banyak berubah kurasa, berkutat dengan rutinitas yang akhir-akhir ini kurasa cukup menyenangkan. Aku sedikit banyak telah belajar tentang pengendalian mood dan semangat. Ada beberapa poin penting yang pelu dicatat dibulan mei ini, yang pasti aku dari awal bulan telah di sibukkan oleh profesi idealisku yaitu sebagai komikus amatir. Yeah.. kurasa kalian mengerti apa yang aku maksudkan, yup.. aku mulai mengerjakan lemon tea dengan semangat. Sebuah komik labil tentang cinta yang tertangguhkan selama hampir 1 tahun (dan hampir saja ide itu membatu menjadi fosil dan bermutasi menjadi virus mematikan bernama “galau”:D). Banyak kejadian yang membuatku memantapkan niatku untuk mengkelarkan projek ini, sengenggak-enggaknya...

November Rain!

Sudah beberapa hari ini, studio tempatku mengerjakan komik sangat berantakan. Berantakan pake banget. Sama berantakannya kayak muka gue.  Sebenarnya yang berantakan cuman meja gambarnya sih, sebenarnya itu juga BUKAN meja gambar yang kayak di studio-studio komik gituh. Lebih tragis lagi, aslinya meja tempatku mengerjakan komik adalah meja makan. Setahun sekali saat lebaran, meja itu biasanya dikeluarkan buat tempat toples Rempeyek, Rengginang, Jenang, dan tentu saja makanan-makanan alien lainnya.  Akhir lebaran tahun ini, meja makan itu dengan resmi bertransmigrasi dari ruang tamu menuju studio komik yang keren banget ini. Begitu. Bulan November 2014 seminggu lagi bakal abis, Dompetku juga mulai menipis, harga BBM yang kemarin naik makin membuatku meringis.  Terus aku kudu piye?  Aku juga tidak tahu, namun yang pasti, aku harus mengerjakan beberapa halaman komik yang belum kelar. Hal itulah yang membuat studio tempatku mengerjakan komik menjadi sangat berantakan...