Langsung ke konten utama

‘Life and Time Scrooge Mc Duck’




Aku masih ingat, pertama kali melihat buku ‘Life and Time Scrooge Mc Duck’ di rental buku. Masih satuan dan hanya ada 2 seri, menyebalkan, ingin aku runtuhkan saja rental buku itu. Tentu kalian paham kan, perasaan seorang maniak buku komik ketika melihat buku buruannya tidak lengkap dan kalian masih memiliki rasa penasaran akan jalan ceritanya. Beberapa hari kemudian aku ke toko buku paling ramai di kotaku, aku melihat sebuah buku tebal tergeletak pasrah di rak buku komik eropa (biasanya di rak tersebut ada ‘Tintin’ atau ‘Smurf’ atau ‘Justin Bieber’). Dan bisa di tebak, buku itu adalah bundel komplit seri ‘Life and Time Scrooge Mc Duck’, full color, tebal, dan tentu saja MAHAL.

Harganya Rp.160.000, uang sebesar itu bisa di gunakan untuk membeli  Nasi Kucing banyak banget. Gile, nasib uang makanku selama satu bulan di pertaruhkan. Okey, sementara aku harus menahan keinginanku itu selama beberapa bulan. Rasanya gak  jelas, alhasil, setiap ke toko buku tersebut aku hanya bengong, menimang-nimang buku tebal tersebut, kemudian meletakannya lagi dengan pasrah penuh harap.
Minggu selanjutnya aku mengambil langkah dramatis, aku penasaran dengan cerita buku tersebut kemudian memutuskan untuk membaca buku itu disana. Yes, alternative yang cukup mudah kan. Aku ke sana seminggu sekali untuk menuntaskan satu chapter. Sesekali amatku jelalatan ngeliat satpam, petugas disana sangat agresif, makanya aku hanya menarget satu minggu satu chapter. Aku yakin, pemilik toko buku ini sudah sangat kaya raya, kurasa jika hanya ada seorang cowok kribo menumpang baca beberapa buku, tidak akan berpengaruh banyak dengan nilai kekayaan beliau. Sorry ya pak.

Sebulan kemudian, aku sudah jarang numpang baca buku komik ‘Life and Time Scrooge Mc Duck’, kesibukan job disana-sini memaksaku untuk fokus sejenak. Beberapa kerjaan seperti pembuatan Storyboard, komik Layanan masyarakat, dan membuat illustrasi membuatku lupa akan komik paman gober tersebut. Setelah bla-bla-bla dan bal-bla-bla, kerjaan itu akhirnya kelar, dan gajian.

Akhirnya selasa kemarin aku pergi ke toko buku tersebut, kalian mungkin tidak percaya, buku setebal itu ternyata sudah aku selesaikan hampir separuh melalui jalan ‘numpang baca’. Kuambil buku tersebut, novel grafis tentang kisah hidup ‘Paman Gober dan keluarga bebek’ itu akhirnya memaksa dompetku untuk memuntahkan uang Rp.160.000. aku berlari ke kasir, dan membayarnya.  Sesekali muncul perasaan ada rasa haru, takjub, kok bisa ya buku sekeren dan semahal ini terbeli oleh cowok kribo.

Dan tentu saja satu hari di kampung kali ini dihabiskan dengan petualangannya Paman Gober, Donal Duck, Kwik, Kwek,Kwak, Gerombolan Siberat, dan lain-lain. Sangat menakjubkan, Don Rossa (komikus Life and Time Scrooge Mc Duck) membuat kisah para bebek itu menjadi sangat realistis. Selain cara bertuturnya yang keren, penggemar wahid Carl Barks ini menyajikan gambar-gambar yang penuh ciri khas. Setidaknya penghargaan seperti “Will Eisner Award”, “Comic Buyer Fan Award”  tersabet oleh Don Rossa melalui Komik ini. 

Mujix
oh iya, selain ‘Life and Time Scrooge Mc Duck’
aku membeli 'Diary Si Bocah Tengil'-nya Jeff Kinney
dari buku vol 1 sampai 5
Solo, 19 Oktober 2012

Postingan populer dari blog ini

Si Eja is Back!!

Tuyul kecil yang bernama Eja. suka menggelinding kemana-mana. kebiasaan terupdate dari si Tuyul ini adalah suka nyiumin knalpot sepeda motornya kakakku. iya, dia SUKA NYIUMIN KNALPOT.  makanya kalo motor abis di pake biasanya si Eja di buang dulu entah kemana. Abis nangis, soalnya dia suka gak terima kalo tiba-tiba di jauhin dari knalpot motor yang abis di pake. kasihan kan kalo ngemut knalpot panas, mending doi ngemut kerupuk atau ngemut dada ibunya saja (netek maksudnya -___-a). oh iya, kerupuk ini biasanya cuman di emut doang, jarang dimakan, kalo sedang gak mood si kerupuk cuman diremuk-remuk pake tangan. adegan 'meremuk kerupuk' itu ngingetin sama monsternya Ultraman saat menghancurkan gedung-gedung pencakar langit kota Tokyo. sama-sama Brutal!!! adegan ini setidaknya menjelaskan bahwa Si Eja suka di kelitikin perutnya pake kepala bapakku yang botak. mungkin si Eja merasa geli-geli anget gimana gitu kali yaaa. adegan paling lucu yang bisa bik...

Laporan harian:)

Setelah berteori ria tentang makna MANUSIA dengan mas roso di postingan kemarin, sekarang saatnya melaporkan banyak hal yang terjadi dua mingguan kemarin. Hari ini adalah hari ke 25 di bulan mei, masih saja panas, terkantuk-kantuk dan tentu saja bermalas-malasan. Hidupku tak banyak berubah kurasa, berkutat dengan rutinitas yang akhir-akhir ini kurasa cukup menyenangkan. Aku sedikit banyak telah belajar tentang pengendalian mood dan semangat. Ada beberapa poin penting yang pelu dicatat dibulan mei ini, yang pasti aku dari awal bulan telah di sibukkan oleh profesi idealisku yaitu sebagai komikus amatir. Yeah.. kurasa kalian mengerti apa yang aku maksudkan, yup.. aku mulai mengerjakan lemon tea dengan semangat. Sebuah komik labil tentang cinta yang tertangguhkan selama hampir 1 tahun (dan hampir saja ide itu membatu menjadi fosil dan bermutasi menjadi virus mematikan bernama “galau”:D). Banyak kejadian yang membuatku memantapkan niatku untuk mengkelarkan projek ini, sengenggak-enggaknya...

November Rain!

Sudah beberapa hari ini, studio tempatku mengerjakan komik sangat berantakan. Berantakan pake banget. Sama berantakannya kayak muka gue.  Sebenarnya yang berantakan cuman meja gambarnya sih, sebenarnya itu juga BUKAN meja gambar yang kayak di studio-studio komik gituh. Lebih tragis lagi, aslinya meja tempatku mengerjakan komik adalah meja makan. Setahun sekali saat lebaran, meja itu biasanya dikeluarkan buat tempat toples Rempeyek, Rengginang, Jenang, dan tentu saja makanan-makanan alien lainnya.  Akhir lebaran tahun ini, meja makan itu dengan resmi bertransmigrasi dari ruang tamu menuju studio komik yang keren banget ini. Begitu. Bulan November 2014 seminggu lagi bakal abis, Dompetku juga mulai menipis, harga BBM yang kemarin naik makin membuatku meringis.  Terus aku kudu piye?  Aku juga tidak tahu, namun yang pasti, aku harus mengerjakan beberapa halaman komik yang belum kelar. Hal itulah yang membuat studio tempatku mengerjakan komik menjadi sangat berantakan...