Langsung ke konten utama

Tangga Kedewasaan

Oda Tobira membuat manga yang cukup aneh, freak, dan mempunyai strorytelling yang 'acakadul'. ke-'acak-acakan yang amburadul'-an seorang Oda terlihat kala dia mempermainkan beberapa karakter di manganya yang berjudul Tomo'o, sebuah manga yang dipublikasikan pertama kali  oleh Shogakukan, Jepang pada tahun 2009. Shogakukan adalah 'Giant publisher' yang sangat berkompeten menerbitkan top manga di Jepang (tentu saja bersaing secara  ketat dengan Shonen Jump-nya Shueisha  ). Di Indonesia, manga bergenre drama kehidupan sehari-hari ini di terbitkan oleh Level Comic, salah satu penerbit yang fokus dalam menghadirkan komik-komik bertema dewasa dengan alur cerita yang lebih kompleks. Cara Oda Tobira dalam bertutur melalui manga yang aneh, freak, dan acakadul menjadi poin penting untuk disimak di tiap chapternya. Ada salah satu chapter dimana kita bisa melihat ketidak normalan Oda Sensei, bagian itu adalah Chapter 13 yang berjudul 'Menapaki Tangga Kedewasaan' di jilid 14.

sejak panel pertama, penggambaran dunia nyata menjadi sangat kabur. kita di ajak untuk terjebak sejenak dengan gerombolan anak yang terdiam menghadap pembaca di sebuah tempat gelap dengan tangga-tangga kecil. susunan tangga-tangga itu mengarah keatas dan berakhir di sebuah pintu berbentuk persegi panjang dengan ujung setengah lingkaran di atasnya. secara umum dalam chapter ini, beliau masih menggunakan alur cerita tiga babak. pembaca akan di suguhkan awal permasalahan mengenai seorang ibu guru yang tengah putus asa gara-gara tidak bisa berputar di palang. kemudian si Tomo'o Kinoshita, sang tokoh utama yang bloon, mengomentari adegan tersebut dengan hinaan, dan komik ini segera menjadi absurd ketika Keriko (Teman Sekelas Tomo'o) memaklumi kesalahan Ibu guru tersebut. kemudian adegan langsung berpindah ke panel segerombolan anak, dan si Keriko berjalan menapaki tangga hingga memasuki pintu berbentuk persegi panjang. itulah keanehan Oda Tobira dalam menggambarkan transisi menuju kedewasaan seseorang.



ini verita lain namun masih dalam chapter yang sama. salah satu dari segerombolan anak tersebut ada yang bernama Yoshinobu, dia bisa di bilang anak yang sama O'onnya dengan Tomo'o. ada adegan dia bertemu dengan seorang bapak tua tetangga sebelah. terlontarlah sebuah Jokes tentang 'penghisap debu' dan persoalan 'kejujuran seorang anak'. si bapak tua kemudian berkata bahwa dia bilang katakan jujur kenapa kau merusakkan penghisap debu itu' kemudian si bapak tertawa. satu hal yang bisa di ketahui, ternyata dia sedang melakukan Dajare, sebuah komedi adalah permainan kata dalam bahasa Jepang. Dajare terdiri dari dua kata da  dan share 洒落. Konon awalnya dajare adalah sesuatu yang intelektual karena memainkan kata-kata yang bunyinya mirip/sama namun ditulis menggunakan huruf yang berbeda. namun jokes plesetan itu tidak bisa membuat gerombolan itu tertawa. mereka terdiam beberapa saat, hingga akhirnya Yoshinobu terpaksa tertawa untuk menyenangkan hati bapak tua itu.

seperti yang bisa di tebak, Yoshinobu juga berjalan menuju pintu dunia orang dewasa.

satu chapter itu berisi tentang kejadian-kejadian sederhana mengenai 'pendewasaan' dari sudut pandang anak-anak. adegan-adegan di dalam komik itu bergerak dengan dinamis, kita di ajak untuk berbicara tentang 'dunia orang dewasa' secara tersirat. pelan, dan bahkan cukup kabur. alur 3 babak yang dia mainkan di dalam manga ini (Khususnya Chapter 13 yang berjudul 'Menapaki Tangga Kedewasaan' di jilid 14) juga tak berakhir dengan antiklimaks, tak ada penyelesaian yang jelas, mengambang dan seakan mengatakan kepada pembaca bahwa hidup itu tak sesimpel 'sinetron atau novel roman'. namun seaneh apapun Oda Tobira menjalankan dunia Tomo'o, ada satu yang pasti. dia adalah mangaka yang sangat menguasai storytelling, struktur naratif, dan tentu dia sadar akan Orientasi sebuah 'tema' yang mengacu pada 'kompleksitas dunia dewasa melalui anak-anak' dalam sebuah manga yang berjudul Tomo'o. 

dunia dewasa adalah dunia yang penuh kepalsuan, namun diantara kepalsuan-kepalsuan itu kalian akan bisa menemukan kebenaran akan kesadaran sebagai makhluk Tuhan.




Mujix
ketika aku terjatuh dari
Tangga Kedewasaan tadi malam
aku belajar satu hal,
selesaikanlah apa yang sudah kamu mulai"
Solo, 02 November 2012




Postingan populer dari blog ini

Si Eja is Back!!

Tuyul kecil yang bernama Eja. suka menggelinding kemana-mana. kebiasaan terupdate dari si Tuyul ini adalah suka nyiumin knalpot sepeda motornya kakakku. iya, dia SUKA NYIUMIN KNALPOT.  makanya kalo motor abis di pake biasanya si Eja di buang dulu entah kemana. Abis nangis, soalnya dia suka gak terima kalo tiba-tiba di jauhin dari knalpot motor yang abis di pake. kasihan kan kalo ngemut knalpot panas, mending doi ngemut kerupuk atau ngemut dada ibunya saja (netek maksudnya -___-a). oh iya, kerupuk ini biasanya cuman di emut doang, jarang dimakan, kalo sedang gak mood si kerupuk cuman diremuk-remuk pake tangan. adegan 'meremuk kerupuk' itu ngingetin sama monsternya Ultraman saat menghancurkan gedung-gedung pencakar langit kota Tokyo. sama-sama Brutal!!! adegan ini setidaknya menjelaskan bahwa Si Eja suka di kelitikin perutnya pake kepala bapakku yang botak. mungkin si Eja merasa geli-geli anget gimana gitu kali yaaa. adegan paling lucu yang bisa bik...

Laporan harian:)

Setelah berteori ria tentang makna MANUSIA dengan mas roso di postingan kemarin, sekarang saatnya melaporkan banyak hal yang terjadi dua mingguan kemarin. Hari ini adalah hari ke 25 di bulan mei, masih saja panas, terkantuk-kantuk dan tentu saja bermalas-malasan. Hidupku tak banyak berubah kurasa, berkutat dengan rutinitas yang akhir-akhir ini kurasa cukup menyenangkan. Aku sedikit banyak telah belajar tentang pengendalian mood dan semangat. Ada beberapa poin penting yang pelu dicatat dibulan mei ini, yang pasti aku dari awal bulan telah di sibukkan oleh profesi idealisku yaitu sebagai komikus amatir. Yeah.. kurasa kalian mengerti apa yang aku maksudkan, yup.. aku mulai mengerjakan lemon tea dengan semangat. Sebuah komik labil tentang cinta yang tertangguhkan selama hampir 1 tahun (dan hampir saja ide itu membatu menjadi fosil dan bermutasi menjadi virus mematikan bernama “galau”:D). Banyak kejadian yang membuatku memantapkan niatku untuk mengkelarkan projek ini, sengenggak-enggaknya...

November Rain!

Sudah beberapa hari ini, studio tempatku mengerjakan komik sangat berantakan. Berantakan pake banget. Sama berantakannya kayak muka gue.  Sebenarnya yang berantakan cuman meja gambarnya sih, sebenarnya itu juga BUKAN meja gambar yang kayak di studio-studio komik gituh. Lebih tragis lagi, aslinya meja tempatku mengerjakan komik adalah meja makan. Setahun sekali saat lebaran, meja itu biasanya dikeluarkan buat tempat toples Rempeyek, Rengginang, Jenang, dan tentu saja makanan-makanan alien lainnya.  Akhir lebaran tahun ini, meja makan itu dengan resmi bertransmigrasi dari ruang tamu menuju studio komik yang keren banget ini. Begitu. Bulan November 2014 seminggu lagi bakal abis, Dompetku juga mulai menipis, harga BBM yang kemarin naik makin membuatku meringis.  Terus aku kudu piye?  Aku juga tidak tahu, namun yang pasti, aku harus mengerjakan beberapa halaman komik yang belum kelar. Hal itulah yang membuat studio tempatku mengerjakan komik menjadi sangat berantakan...