Langsung ke konten utama

Bertahan di sana

Aku selalu mengalami kesulitan setiap kali membuat postingan baru di blog ini. Yah, semacam perasaan enggan untuk menceritakan hal-hal yang terjadi di sekitarku. Beberapa permasalahan memang tak harus diceritakan. Beberapa permasalahan memang terkadang harus selesai tanpa harus dicatat. Hanya saja, 'perasaan enggan' itu akhir-akhir ini menjadi candu untuk memaksaku malas meng-up date blog ini. Alasan 'sibuk' dan 'tidak punya alat' sudah tidak pantas untuk disematkan padaku. Aku udah punya komputer. Aku udah punya waktu yang cukup luang. dan satu hal yang pasti aku sudah memiliki koneksi internet yang tidak terbatas. Apa lagi yang kurang?

Satu hal yang kurang, satu hal namun sangat vital.
Satu hal itu bernama 'alasan'.

Semenjak aku memutuskan move on tahun 2012 lalu, aku hanya bersandar dipundak para 'alasan' sementara yang rapuh. Alasan-alasan sementara itu gugur satu persatu ketika tujuan demi tujuan telah terpenuhi. Sudah terpenuhi, dan seyogyanya aku harus menemukan alasan baru.

Beberapa minggu lagi aku akan berusia 27 tahun. Sebuah usia yang mengingatkanku akan seorang Kurt Cobain, Sid Vicious, dan John Lennon.

Perjalanan untuk menemukan alasan baru terbilang cukup rumit.
Beberapa kali aku harus tersesat di belantara logika.
Berhenti melangkah dan memastikan jalan yang telah aku ambil.
Tak jarang aku berjalan kembali ke belakang untuk sekedar memeluk diri sendiri yang tengah bersedih.

Pasti ada alasan kenapa aku masih berada di bumi yang besar ini.

Aku teringat dengan seseorang kawan yang bernama sama denganku.
Dia telah meninggal belum lama. Nama yang sama namun usia yang berbeda. Kenyataan tersebut membuatku untuk segera bergegas. Berakhirnya kehidupan tidak ada yang tahu.

Aku saat ini hanya tahu satu hal, Aku harus bertahan dengan semua semesta di sekitarku, mencoba bertahan dan melakukan yang terbaik. Terimakasih untuk Jesus Crist, Mark Zuckerberg, Bakuman, Sanasuke dan Kakak yang menasihatiku dengan sangat Awesome di bulan September ini. Aku berjanji untuk hidup sehidup-hidupnya mulai detik ini. Urip kui kudu urup.

Mujix
Seseorang yang sedang
mengalami quarter life crisis,
19 September 2015

Postingan populer dari blog ini

Si Eja is Back!!

Tuyul kecil yang bernama Eja. suka menggelinding kemana-mana. kebiasaan terupdate dari si Tuyul ini adalah suka nyiumin knalpot sepeda motornya kakakku. iya, dia SUKA NYIUMIN KNALPOT.  makanya kalo motor abis di pake biasanya si Eja di buang dulu entah kemana. Abis nangis, soalnya dia suka gak terima kalo tiba-tiba di jauhin dari knalpot motor yang abis di pake. kasihan kan kalo ngemut knalpot panas, mending doi ngemut kerupuk atau ngemut dada ibunya saja (netek maksudnya -___-a). oh iya, kerupuk ini biasanya cuman di emut doang, jarang dimakan, kalo sedang gak mood si kerupuk cuman diremuk-remuk pake tangan. adegan 'meremuk kerupuk' itu ngingetin sama monsternya Ultraman saat menghancurkan gedung-gedung pencakar langit kota Tokyo. sama-sama Brutal!!! adegan ini setidaknya menjelaskan bahwa Si Eja suka di kelitikin perutnya pake kepala bapakku yang botak. mungkin si Eja merasa geli-geli anget gimana gitu kali yaaa. adegan paling lucu yang bisa bik...

Laporan harian:)

Setelah berteori ria tentang makna MANUSIA dengan mas roso di postingan kemarin, sekarang saatnya melaporkan banyak hal yang terjadi dua mingguan kemarin. Hari ini adalah hari ke 25 di bulan mei, masih saja panas, terkantuk-kantuk dan tentu saja bermalas-malasan. Hidupku tak banyak berubah kurasa, berkutat dengan rutinitas yang akhir-akhir ini kurasa cukup menyenangkan. Aku sedikit banyak telah belajar tentang pengendalian mood dan semangat. Ada beberapa poin penting yang pelu dicatat dibulan mei ini, yang pasti aku dari awal bulan telah di sibukkan oleh profesi idealisku yaitu sebagai komikus amatir. Yeah.. kurasa kalian mengerti apa yang aku maksudkan, yup.. aku mulai mengerjakan lemon tea dengan semangat. Sebuah komik labil tentang cinta yang tertangguhkan selama hampir 1 tahun (dan hampir saja ide itu membatu menjadi fosil dan bermutasi menjadi virus mematikan bernama “galau”:D). Banyak kejadian yang membuatku memantapkan niatku untuk mengkelarkan projek ini, sengenggak-enggaknya...

November Rain!

Sudah beberapa hari ini, studio tempatku mengerjakan komik sangat berantakan. Berantakan pake banget. Sama berantakannya kayak muka gue.  Sebenarnya yang berantakan cuman meja gambarnya sih, sebenarnya itu juga BUKAN meja gambar yang kayak di studio-studio komik gituh. Lebih tragis lagi, aslinya meja tempatku mengerjakan komik adalah meja makan. Setahun sekali saat lebaran, meja itu biasanya dikeluarkan buat tempat toples Rempeyek, Rengginang, Jenang, dan tentu saja makanan-makanan alien lainnya.  Akhir lebaran tahun ini, meja makan itu dengan resmi bertransmigrasi dari ruang tamu menuju studio komik yang keren banget ini. Begitu. Bulan November 2014 seminggu lagi bakal abis, Dompetku juga mulai menipis, harga BBM yang kemarin naik makin membuatku meringis.  Terus aku kudu piye?  Aku juga tidak tahu, namun yang pasti, aku harus mengerjakan beberapa halaman komik yang belum kelar. Hal itulah yang membuat studio tempatku mengerjakan komik menjadi sangat berantakan...