Langsung ke konten utama

Uang

Beberapa minggu ini keuangan cukup lancar. Heran, ada aja uang datang entah darimana. Aku sedikit curiga, jangan-jangan rusaknya komputer dan kasus buku kemarin cuman kong kalikong Tuhan agar aku memahami esensi dari benda yang bernama 'uang'.

Uang adalah benda yang harus selalu kau miliki untuk sekedar bisa aman melalui hari ini. Iya, hari ini yang penuh tanda tanya itu sebagian besar bisa diselamatkan dengan uang.

Boleh percaya atau tidak, akhir-akhir ini aku cukup berkepala dingin saat berurusan dengan uang. Ya, levelku hanya sekedar 'cukup' saja, masih ada beberapa momen dimana aku sangat ngilu gara-gara uang.

Misalnya momen kampret tentang uang parkir di Gramedia. Entah ada dendam apa, sang tukang parkir tiba-tiba saja nodong uang Rp.7.500 untuk parkir tiga jam. Alasannya karena aku ke Gramedia bukan untuk berbelanja. Oh sial. Saat itu aku benar-benar kesal sama tukang parkir botak tersebut, dan bisa ditebak, selama tiga jam, aku uring-uringan gak jelas.

Yoks. Hal itu setidaknya memberiku pencerahan. Suatu saat kalau ke Gramedia gak usah lama-lama. Kalau mau lama, mending parkir di luar saja. Toh kalau di luar malah gratis

Sejak saat itu aku kembali memikirkan esensi dari uang. Kalau dipikir-pikir, benda yang terbuat dari kertas itu sebenarnya bersifat sangat fana. Hari aku pegang, besok berpindah entah kemana. Hilang berubah wujud, atau mengendap menjadi rezeki yang bisa aku unduh suatu hari nanti.

Suatu hari yang masih dalam entah itu sebenarnya bisa diprediksi dari bagaimana aku memandang uang.

Jika hari ini uang telah menjadi hidupku, niscaya suatu saat ia akan membunuhku.

Jika hari ini uang hanya menjadi alatku, niscaya suatu saat ia akan membantuku.

Ah. Alhamdulillah untuk semua rezeki dan semua uang yang kumiliki hari ini. Iya, iya, uang walau fana aku tetap suka kok. Santai saja.

Mujix
Horee storyboard komik lepas Si Amed sudah kelar. Horee surat kontraknya sudah datang. Horeee royaltiku 8% dan potongan pajaknya 30%. Hiks hiks.
Simp, 18 Mei 2016

Postingan populer dari blog ini

Si Eja is Back!!

Tuyul kecil yang bernama Eja. suka menggelinding kemana-mana. kebiasaan terupdate dari si Tuyul ini adalah suka nyiumin knalpot sepeda motornya kakakku. iya, dia SUKA NYIUMIN KNALPOT.  makanya kalo motor abis di pake biasanya si Eja di buang dulu entah kemana. Abis nangis, soalnya dia suka gak terima kalo tiba-tiba di jauhin dari knalpot motor yang abis di pake. kasihan kan kalo ngemut knalpot panas, mending doi ngemut kerupuk atau ngemut dada ibunya saja (netek maksudnya -___-a). oh iya, kerupuk ini biasanya cuman di emut doang, jarang dimakan, kalo sedang gak mood si kerupuk cuman diremuk-remuk pake tangan. adegan 'meremuk kerupuk' itu ngingetin sama monsternya Ultraman saat menghancurkan gedung-gedung pencakar langit kota Tokyo. sama-sama Brutal!!! adegan ini setidaknya menjelaskan bahwa Si Eja suka di kelitikin perutnya pake kepala bapakku yang botak. mungkin si Eja merasa geli-geli anget gimana gitu kali yaaa. adegan paling lucu yang bisa bik...

Laporan harian:)

Setelah berteori ria tentang makna MANUSIA dengan mas roso di postingan kemarin, sekarang saatnya melaporkan banyak hal yang terjadi dua mingguan kemarin. Hari ini adalah hari ke 25 di bulan mei, masih saja panas, terkantuk-kantuk dan tentu saja bermalas-malasan. Hidupku tak banyak berubah kurasa, berkutat dengan rutinitas yang akhir-akhir ini kurasa cukup menyenangkan. Aku sedikit banyak telah belajar tentang pengendalian mood dan semangat. Ada beberapa poin penting yang pelu dicatat dibulan mei ini, yang pasti aku dari awal bulan telah di sibukkan oleh profesi idealisku yaitu sebagai komikus amatir. Yeah.. kurasa kalian mengerti apa yang aku maksudkan, yup.. aku mulai mengerjakan lemon tea dengan semangat. Sebuah komik labil tentang cinta yang tertangguhkan selama hampir 1 tahun (dan hampir saja ide itu membatu menjadi fosil dan bermutasi menjadi virus mematikan bernama “galau”:D). Banyak kejadian yang membuatku memantapkan niatku untuk mengkelarkan projek ini, sengenggak-enggaknya...

November Rain!

Sudah beberapa hari ini, studio tempatku mengerjakan komik sangat berantakan. Berantakan pake banget. Sama berantakannya kayak muka gue.  Sebenarnya yang berantakan cuman meja gambarnya sih, sebenarnya itu juga BUKAN meja gambar yang kayak di studio-studio komik gituh. Lebih tragis lagi, aslinya meja tempatku mengerjakan komik adalah meja makan. Setahun sekali saat lebaran, meja itu biasanya dikeluarkan buat tempat toples Rempeyek, Rengginang, Jenang, dan tentu saja makanan-makanan alien lainnya.  Akhir lebaran tahun ini, meja makan itu dengan resmi bertransmigrasi dari ruang tamu menuju studio komik yang keren banget ini. Begitu. Bulan November 2014 seminggu lagi bakal abis, Dompetku juga mulai menipis, harga BBM yang kemarin naik makin membuatku meringis.  Terus aku kudu piye?  Aku juga tidak tahu, namun yang pasti, aku harus mengerjakan beberapa halaman komik yang belum kelar. Hal itulah yang membuat studio tempatku mengerjakan komik menjadi sangat berantakan...