Perempuan berjilbab hitam itu duduk dikursi. Wajahnya tetap cantik jelita walaupun tak memancarkan cinta. Tak terlalu jauh untuk diraih, namun tak terlalu dekat untuk diacuhkan. Sekeping rasa iri ia berikan padaku. Kehidupan yang sempurna ada di depan matanya. Waktu berlalu begitu saja. Tidak ada seorangpun yang peduli lagi. kerena ada ego yang harus diisi dengan mimpi. Perempuan berjilbab hitam itu beranjak meninggalkan kursi. Terburu-buru tanpa menegur terlebih dahulu. Kepingan rasa iri yang ia berikan padaku berubah menjadi tanda tanya. Kehidupan yang sempurna di hadapannya akankah berlangsung selamanya? Perempuan berjilbab hitam itu berjalan cepat menuju pintu. Dia menoleh sesaat dan tersenyum penuh arti. Wajahnya kini biasa saja tapi memancarkan banyak cinta. Dia menghilang ditelan cahaya menyilaukan saat saat keluar pintu. Begitu tiba-tiba dan raib begitu saja. Semuanya kembali seperti semula. Bias kilauan warna putih perlahan mulai memudar. Perempuan berjilbab hitam itu kini ...