Langsung ke konten utama

Senjata Baru


Yeeea! Akhirnya kesampaian juga membeli Wacom Intuos. Semoga karirku sebagai komikus semakin bersinar. Beneran, aku benar-benar berharap agar karirku semakin bersinar tahun-tahun ke depan. Ah, balik lagi ke topik Wacom. Benda sakral ini aku beli dari Rochmat yang sangat beruntung memenangkan kompetisi komik Kitkat. Pemenangnya mendapatkan Wacom Intuos, dan kebetulan doi udah punya pen tablet di rumah, terus doi posting di grup Watsap, Pen Tablet ini aku beli dari honor komik Si Amed di bukunya Letter to Habibie, iya, Si Maniak Bakso Bakar itu berhasil mewujudkan mimpiku untuk memiliki Pen tablet. Tenang aja Med, kamu kebagian jatah bakso bakar kok. Hehehehe

Setelah Googling, aku mengetahui kalau harga pen tablet itu berkisar Rp.1.290.000. Entah dengan alasan kedekatan atau memang baik hati aku bisa mendapatkan pen tablet tersebut dengan harga Rp.1.000.000. Langsung deh aku kuras semua uangku di ATM, dan sepertinya lebaran tahun ini aku bakalan bokek lagi. Semoga saja dengan datangnya alat ini semangatku untuk berkomik bisa tumbuh dan bermekaran menjadi benih-benih yang baik di masa depan. Btw, gambar diatas adalah percobaan pertamaku menggunakan pen tablet ini. Latihan sederhana semacam menggaris dan menggores harus aku biasakan. Yah kurasa seperti itu dulu, bentar lagi waktu berbukapuasa. aku harus membuat teh hangat yang sedap. Percaya atau enggak memiliki benda ini sangat menyenangkan sekali.

Mujix
Kok buku 'Coloring Book' dari
penerbit belum nyampe ya!?
Padahal aku penasaran banget
bagaimana bentuk fisiknya.
hehehe
Simo, 21 Juni 2016

Postingan populer dari blog ini

Si Eja is Back!!

Tuyul kecil yang bernama Eja. suka menggelinding kemana-mana. kebiasaan terupdate dari si Tuyul ini adalah suka nyiumin knalpot sepeda motornya kakakku. iya, dia SUKA NYIUMIN KNALPOT.  makanya kalo motor abis di pake biasanya si Eja di buang dulu entah kemana. Abis nangis, soalnya dia suka gak terima kalo tiba-tiba di jauhin dari knalpot motor yang abis di pake. kasihan kan kalo ngemut knalpot panas, mending doi ngemut kerupuk atau ngemut dada ibunya saja (netek maksudnya -___-a). oh iya, kerupuk ini biasanya cuman di emut doang, jarang dimakan, kalo sedang gak mood si kerupuk cuman diremuk-remuk pake tangan. adegan 'meremuk kerupuk' itu ngingetin sama monsternya Ultraman saat menghancurkan gedung-gedung pencakar langit kota Tokyo. sama-sama Brutal!!! adegan ini setidaknya menjelaskan bahwa Si Eja suka di kelitikin perutnya pake kepala bapakku yang botak. mungkin si Eja merasa geli-geli anget gimana gitu kali yaaa. adegan paling lucu yang bisa bik...

Laporan harian:)

Setelah berteori ria tentang makna MANUSIA dengan mas roso di postingan kemarin, sekarang saatnya melaporkan banyak hal yang terjadi dua mingguan kemarin. Hari ini adalah hari ke 25 di bulan mei, masih saja panas, terkantuk-kantuk dan tentu saja bermalas-malasan. Hidupku tak banyak berubah kurasa, berkutat dengan rutinitas yang akhir-akhir ini kurasa cukup menyenangkan. Aku sedikit banyak telah belajar tentang pengendalian mood dan semangat. Ada beberapa poin penting yang pelu dicatat dibulan mei ini, yang pasti aku dari awal bulan telah di sibukkan oleh profesi idealisku yaitu sebagai komikus amatir. Yeah.. kurasa kalian mengerti apa yang aku maksudkan, yup.. aku mulai mengerjakan lemon tea dengan semangat. Sebuah komik labil tentang cinta yang tertangguhkan selama hampir 1 tahun (dan hampir saja ide itu membatu menjadi fosil dan bermutasi menjadi virus mematikan bernama “galau”:D). Banyak kejadian yang membuatku memantapkan niatku untuk mengkelarkan projek ini, sengenggak-enggaknya...

November Rain!

Sudah beberapa hari ini, studio tempatku mengerjakan komik sangat berantakan. Berantakan pake banget. Sama berantakannya kayak muka gue.  Sebenarnya yang berantakan cuman meja gambarnya sih, sebenarnya itu juga BUKAN meja gambar yang kayak di studio-studio komik gituh. Lebih tragis lagi, aslinya meja tempatku mengerjakan komik adalah meja makan. Setahun sekali saat lebaran, meja itu biasanya dikeluarkan buat tempat toples Rempeyek, Rengginang, Jenang, dan tentu saja makanan-makanan alien lainnya.  Akhir lebaran tahun ini, meja makan itu dengan resmi bertransmigrasi dari ruang tamu menuju studio komik yang keren banget ini. Begitu. Bulan November 2014 seminggu lagi bakal abis, Dompetku juga mulai menipis, harga BBM yang kemarin naik makin membuatku meringis.  Terus aku kudu piye?  Aku juga tidak tahu, namun yang pasti, aku harus mengerjakan beberapa halaman komik yang belum kelar. Hal itulah yang membuat studio tempatku mengerjakan komik menjadi sangat berantakan...