Langsung ke konten utama

Pertanyaan Besar

Pagi ini aku terbangun dengan satu pertanyaan besar, 'apakah aku sudah hidup sebaik-baiknya sebagai seorang manusia?'

'Belum!' tiba-tiba saja diriku yang lain berteriak di suatu sudut pikiran. Aku tersadar ternyata masih banyak yang menyita hidupku hingga tidak ada waktu untuk memikirkan orang lain.

Orang lain? Ya, orang lain! Aku sangat mempercayai, sebaik-baiknya manusia adalah manusia yang berguna bagi manusia lain.

Pematik pertanyaan besar pagi ini mungkin disebabkan oleh postingan kawan di sebuah halaman Facebook. Sebuah gambar perempuan berjilbab yang dibuat pake pensil dengan caption 'my power',  yang entah kenapa aku bisa melihat 'harapan' dari sang kreator di sana.

Harapan yang membuatnya untuk terus berjuang dengan gigih tanpa meninggalkan kebanggaan terhadap diri sendiri. Sebuah kekuatan besar yang kurasa sudah sangat cukup untuk menggulingkan congkaknya dunia.

Jujur saja, dari hati yang paling dalam walau sangat tipis, aku sebenarnya sedikit iri. Kenapa aku tidak (atau belum) bisa seperti itu?

Iri hati? Bagaimana mungkin bisa menjadi 'sebaik-baiknya manusia' jika masih menebar bibit buruk seperti itu!

Untuk itulah aku menyibukkan diri dengan banyak hal agar bibit itu bisa layu dan mungkin gagal tumbuh agar hidupku jadi lebih baik.

Bersyukurlah jika kalian yang membaca postingan ini masih memiliki alasan yang kuat untuk bisa tetap hidup menantang dunia. Percayalah, untuk golongan 'para manusia patah arang', mencari alasan untuk sekedar bangun tidur saja susahnya minta ampun.

Nah buat kalian yang baca postingan ini, pikirkan baik-baik pertanyaan ini,
'apakah kalian sudah hidup sebaik-baiknya sebagai seorang manusia?'

Mujix
Kok paketanku belum datang ya?
Ternyata bukan hanya perasaan saja yang berbakat untuk datang terlambat.
Simo, 24 Juni 2016

Postingan populer dari blog ini

Si Eja is Back!!

Tuyul kecil yang bernama Eja. suka menggelinding kemana-mana. kebiasaan terupdate dari si Tuyul ini adalah suka nyiumin knalpot sepeda motornya kakakku. iya, dia SUKA NYIUMIN KNALPOT.  makanya kalo motor abis di pake biasanya si Eja di buang dulu entah kemana. Abis nangis, soalnya dia suka gak terima kalo tiba-tiba di jauhin dari knalpot motor yang abis di pake. kasihan kan kalo ngemut knalpot panas, mending doi ngemut kerupuk atau ngemut dada ibunya saja (netek maksudnya -___-a). oh iya, kerupuk ini biasanya cuman di emut doang, jarang dimakan, kalo sedang gak mood si kerupuk cuman diremuk-remuk pake tangan. adegan 'meremuk kerupuk' itu ngingetin sama monsternya Ultraman saat menghancurkan gedung-gedung pencakar langit kota Tokyo. sama-sama Brutal!!! adegan ini setidaknya menjelaskan bahwa Si Eja suka di kelitikin perutnya pake kepala bapakku yang botak. mungkin si Eja merasa geli-geli anget gimana gitu kali yaaa. adegan paling lucu yang bisa bik...

Laporan harian:)

Setelah berteori ria tentang makna MANUSIA dengan mas roso di postingan kemarin, sekarang saatnya melaporkan banyak hal yang terjadi dua mingguan kemarin. Hari ini adalah hari ke 25 di bulan mei, masih saja panas, terkantuk-kantuk dan tentu saja bermalas-malasan. Hidupku tak banyak berubah kurasa, berkutat dengan rutinitas yang akhir-akhir ini kurasa cukup menyenangkan. Aku sedikit banyak telah belajar tentang pengendalian mood dan semangat. Ada beberapa poin penting yang pelu dicatat dibulan mei ini, yang pasti aku dari awal bulan telah di sibukkan oleh profesi idealisku yaitu sebagai komikus amatir. Yeah.. kurasa kalian mengerti apa yang aku maksudkan, yup.. aku mulai mengerjakan lemon tea dengan semangat. Sebuah komik labil tentang cinta yang tertangguhkan selama hampir 1 tahun (dan hampir saja ide itu membatu menjadi fosil dan bermutasi menjadi virus mematikan bernama “galau”:D). Banyak kejadian yang membuatku memantapkan niatku untuk mengkelarkan projek ini, sengenggak-enggaknya...

November Rain!

Sudah beberapa hari ini, studio tempatku mengerjakan komik sangat berantakan. Berantakan pake banget. Sama berantakannya kayak muka gue.  Sebenarnya yang berantakan cuman meja gambarnya sih, sebenarnya itu juga BUKAN meja gambar yang kayak di studio-studio komik gituh. Lebih tragis lagi, aslinya meja tempatku mengerjakan komik adalah meja makan. Setahun sekali saat lebaran, meja itu biasanya dikeluarkan buat tempat toples Rempeyek, Rengginang, Jenang, dan tentu saja makanan-makanan alien lainnya.  Akhir lebaran tahun ini, meja makan itu dengan resmi bertransmigrasi dari ruang tamu menuju studio komik yang keren banget ini. Begitu. Bulan November 2014 seminggu lagi bakal abis, Dompetku juga mulai menipis, harga BBM yang kemarin naik makin membuatku meringis.  Terus aku kudu piye?  Aku juga tidak tahu, namun yang pasti, aku harus mengerjakan beberapa halaman komik yang belum kelar. Hal itulah yang membuat studio tempatku mengerjakan komik menjadi sangat berantakan...