Langsung ke konten utama

Beton Berwarna Pucat

Matahari bersembunyi dibalik pojokan. Malu-malu menyebarkan benalu. Hari yang penuh ketegangan hampir berakhir. Menyisakan keringat basah di sekujur badan. Bau cairan dari tubuh yang menempel di baju terkadang mengganggu ibuku. Beliau bilang bahwa aku harus rajin ganti baju. Kebersihan sangat penting, katanya.

Baju berganti artinya banyak benda yang harus dicuci. Aku bukanlah seorang pemalas, aku hanya orang besar yang belum terbiasa hidup terlalu cepat. Beberapa orang mengartikan 'hidup' seperti berkendara. Harus cepat. Harus segera sampai. Ternyata bukan hanya alat kelamin saja yang berharap bersegera untuk cepat.

Benda yang memiliki sedikit 'persamaan' dengan alat kelamin adalah motor matic. Sama-sama digemari oleh semua kalangan. Maaf untuk para pionir pencetus motor matic. Ini hanya bentuk pengekspresian kekaguman, tidak kurang dan tidak lebih.

Satu hal pasti yang kurasakan dari motor matic. Ayahku tidak lagi mengencangkan kakinya saat berkendara. Trauma akan nyawa yang menghilangkan nyawa para saudaranya membuat beliau sedikit takut ketika berkendara.

'Tidak usah takut', seperti itu semesta berbicara padaku melalui wajah tua ayahku. Beliau mempercayakan hidupnya padaku beberapa jam yang lalu. Saat mengantar kepergiannya untuk merantau.

Aku selalu sedih ketika melepas ayah dan ibuku merantau. Sedih tanpa air mata. Sekejap rasa kelu menyeruak di dalam dada. Selogis apapun pikiranku mengartikan mereka, hidup ini tidak ada tanpa kuasanya.

Mujix
Sedang berada di Pendopo Sriwedari.
Memantapkan banyak hal.
Semoga semua berjalan dengan semestinya. Terima kasih Tuhan
21 Juli 2016

Postingan populer dari blog ini

Si Eja is Back!!

Tuyul kecil yang bernama Eja. suka menggelinding kemana-mana. kebiasaan terupdate dari si Tuyul ini adalah suka nyiumin knalpot sepeda motornya kakakku. iya, dia SUKA NYIUMIN KNALPOT.  makanya kalo motor abis di pake biasanya si Eja di buang dulu entah kemana. Abis nangis, soalnya dia suka gak terima kalo tiba-tiba di jauhin dari knalpot motor yang abis di pake. kasihan kan kalo ngemut knalpot panas, mending doi ngemut kerupuk atau ngemut dada ibunya saja (netek maksudnya -___-a). oh iya, kerupuk ini biasanya cuman di emut doang, jarang dimakan, kalo sedang gak mood si kerupuk cuman diremuk-remuk pake tangan. adegan 'meremuk kerupuk' itu ngingetin sama monsternya Ultraman saat menghancurkan gedung-gedung pencakar langit kota Tokyo. sama-sama Brutal!!! adegan ini setidaknya menjelaskan bahwa Si Eja suka di kelitikin perutnya pake kepala bapakku yang botak. mungkin si Eja merasa geli-geli anget gimana gitu kali yaaa. adegan paling lucu yang bisa bik...

Laporan harian:)

Setelah berteori ria tentang makna MANUSIA dengan mas roso di postingan kemarin, sekarang saatnya melaporkan banyak hal yang terjadi dua mingguan kemarin. Hari ini adalah hari ke 25 di bulan mei, masih saja panas, terkantuk-kantuk dan tentu saja bermalas-malasan. Hidupku tak banyak berubah kurasa, berkutat dengan rutinitas yang akhir-akhir ini kurasa cukup menyenangkan. Aku sedikit banyak telah belajar tentang pengendalian mood dan semangat. Ada beberapa poin penting yang pelu dicatat dibulan mei ini, yang pasti aku dari awal bulan telah di sibukkan oleh profesi idealisku yaitu sebagai komikus amatir. Yeah.. kurasa kalian mengerti apa yang aku maksudkan, yup.. aku mulai mengerjakan lemon tea dengan semangat. Sebuah komik labil tentang cinta yang tertangguhkan selama hampir 1 tahun (dan hampir saja ide itu membatu menjadi fosil dan bermutasi menjadi virus mematikan bernama “galau”:D). Banyak kejadian yang membuatku memantapkan niatku untuk mengkelarkan projek ini, sengenggak-enggaknya...

November Rain!

Sudah beberapa hari ini, studio tempatku mengerjakan komik sangat berantakan. Berantakan pake banget. Sama berantakannya kayak muka gue.  Sebenarnya yang berantakan cuman meja gambarnya sih, sebenarnya itu juga BUKAN meja gambar yang kayak di studio-studio komik gituh. Lebih tragis lagi, aslinya meja tempatku mengerjakan komik adalah meja makan. Setahun sekali saat lebaran, meja itu biasanya dikeluarkan buat tempat toples Rempeyek, Rengginang, Jenang, dan tentu saja makanan-makanan alien lainnya.  Akhir lebaran tahun ini, meja makan itu dengan resmi bertransmigrasi dari ruang tamu menuju studio komik yang keren banget ini. Begitu. Bulan November 2014 seminggu lagi bakal abis, Dompetku juga mulai menipis, harga BBM yang kemarin naik makin membuatku meringis.  Terus aku kudu piye?  Aku juga tidak tahu, namun yang pasti, aku harus mengerjakan beberapa halaman komik yang belum kelar. Hal itulah yang membuat studio tempatku mengerjakan komik menjadi sangat berantakan...