Langsung ke konten utama

Dompetku hilang di dalam rumah. Aku bingung. Isinya uang receh dan surat-surat. Dompet bagiku adalah separuh nyawa. Semua tempat aku cari, semua tempat aku bongkar. Namun tak kunjung ketemu. Apakah aku panik? Tidak, karena aku panikpun sang dompet juga tidak mungkin bakal nongol. Apakah aku pusing? Lumayan, soalnya mencari KTP dan ATM di tanah perantauan itu sangat menyebalkan.

Aku sudah mengitari semua bagian di seisi kontrakan sampai khatam. Enggak ketemu!!! Meh!

Langsung aku merebahkan diri di kasur. Males nyarinya. Toh dicari juga gak bakal ketemu. Aku memutuskan untuk diam. Mencoba hening dan menganalisa kemana gerangan sang dompet.

Apabila ditilik dari pergerakanku, hanya ada tiga tempat yang memungkinkan menjadi persembunyiannya. Kamar Tidur dan Meja gambar. 

Kamar tidur adik yang berantakan itu membuatku malas untuk mencarinya. Terlalu banyak barang teronggok. Aku hanya mencari sekedarnya. Dan tentu saja nihil.

Opsi kedua adalah Meja Gambar. Tempat ini sangat sederhana. Hanya ada meja. Beberapa buku, dan meja miring tambahan. Dan ditempat inipun sudah aku obrak-abrik namun masih saja sang dompet tak kunjung ketemu.

Ahh tengik.
Aku masih saja berbaring sambil menyiapkan batin untuk kemungkinan terburuk. Melalui hari-hari tanpa dompet ber-KTP dan ATM. Yah mungkin beberapa hari ke depan aku bakal pulang kampung untuk mengurus KTP dan ATM. Di tanah perantauan tanpa dua kartu sakti itu aku hanya menjadi pecundang.

Kalau ada operasi dan tidak ada KTP adalah mimpi buruk. Kalau butuh uang dan tidak ada ATM adalah bencana alam.
Badanku mungkin memang rebahan kasur, tapi pikiranku melompat tak mau tertidur.

Postingan populer dari blog ini

Si Eja is Back!!

Tuyul kecil yang bernama Eja. suka menggelinding kemana-mana. kebiasaan terupdate dari si Tuyul ini adalah suka nyiumin knalpot sepeda motornya kakakku. iya, dia SUKA NYIUMIN KNALPOT.  makanya kalo motor abis di pake biasanya si Eja di buang dulu entah kemana. Abis nangis, soalnya dia suka gak terima kalo tiba-tiba di jauhin dari knalpot motor yang abis di pake. kasihan kan kalo ngemut knalpot panas, mending doi ngemut kerupuk atau ngemut dada ibunya saja (netek maksudnya -___-a). oh iya, kerupuk ini biasanya cuman di emut doang, jarang dimakan, kalo sedang gak mood si kerupuk cuman diremuk-remuk pake tangan. adegan 'meremuk kerupuk' itu ngingetin sama monsternya Ultraman saat menghancurkan gedung-gedung pencakar langit kota Tokyo. sama-sama Brutal!!! adegan ini setidaknya menjelaskan bahwa Si Eja suka di kelitikin perutnya pake kepala bapakku yang botak. mungkin si Eja merasa geli-geli anget gimana gitu kali yaaa. adegan paling lucu yang bisa bik...

Laporan harian:)

Setelah berteori ria tentang makna MANUSIA dengan mas roso di postingan kemarin, sekarang saatnya melaporkan banyak hal yang terjadi dua mingguan kemarin. Hari ini adalah hari ke 25 di bulan mei, masih saja panas, terkantuk-kantuk dan tentu saja bermalas-malasan. Hidupku tak banyak berubah kurasa, berkutat dengan rutinitas yang akhir-akhir ini kurasa cukup menyenangkan. Aku sedikit banyak telah belajar tentang pengendalian mood dan semangat. Ada beberapa poin penting yang pelu dicatat dibulan mei ini, yang pasti aku dari awal bulan telah di sibukkan oleh profesi idealisku yaitu sebagai komikus amatir. Yeah.. kurasa kalian mengerti apa yang aku maksudkan, yup.. aku mulai mengerjakan lemon tea dengan semangat. Sebuah komik labil tentang cinta yang tertangguhkan selama hampir 1 tahun (dan hampir saja ide itu membatu menjadi fosil dan bermutasi menjadi virus mematikan bernama “galau”:D). Banyak kejadian yang membuatku memantapkan niatku untuk mengkelarkan projek ini, sengenggak-enggaknya...

November Rain!

Sudah beberapa hari ini, studio tempatku mengerjakan komik sangat berantakan. Berantakan pake banget. Sama berantakannya kayak muka gue.  Sebenarnya yang berantakan cuman meja gambarnya sih, sebenarnya itu juga BUKAN meja gambar yang kayak di studio-studio komik gituh. Lebih tragis lagi, aslinya meja tempatku mengerjakan komik adalah meja makan. Setahun sekali saat lebaran, meja itu biasanya dikeluarkan buat tempat toples Rempeyek, Rengginang, Jenang, dan tentu saja makanan-makanan alien lainnya.  Akhir lebaran tahun ini, meja makan itu dengan resmi bertransmigrasi dari ruang tamu menuju studio komik yang keren banget ini. Begitu. Bulan November 2014 seminggu lagi bakal abis, Dompetku juga mulai menipis, harga BBM yang kemarin naik makin membuatku meringis.  Terus aku kudu piye?  Aku juga tidak tahu, namun yang pasti, aku harus mengerjakan beberapa halaman komik yang belum kelar. Hal itulah yang membuat studio tempatku mengerjakan komik menjadi sangat berantakan...