Langsung ke konten utama

Nenek Tua Di Perempatan Jalan


Dulu waktu kuliah pernah pulang malam dari kampus, kurasa saat itu udah lebih dari jam 00.01 WIB. Darimana aku tahu? Karena ankringan di ujung perempatan sudah tutup.

Suasana sangat lengang. Aku berjalan kaki dengan harap-harap cemas. Dari kejauhan terlihat sesosok nenek menyapu di perempatan. Dan sialnya aku harus melalui perempatan tersebut jika harus sampai ke kost. Aku terus berjalan saja menuju perempatan itu dengan hati gamang.

Pelan dan terus melangkah akhirnya aku sampai di perempatan. Nenek itu masih terus menyapu. Aku mencoba melirik beliau, namun sayang wajahnya tidak terlihat jelas.

Ada satu yang aneh. Biasanya jika melewati seseorang atau kerumunan orang, aku selalu permisi. Namun untuk saat itu aku diam saja. Entah kenapa.

Aku melewati nenek yang terus menyapu itu dalam hening dan hanya terdengar suara gesekan lidi dan jalan beraspal. Aku mulai berjalan menjauh dari perempatan.

"Sreekkk.... Sreeekkk.... Sreeeekkk"
Suara sapu itu masih terdengar perlahan.
Aku berhenti sejenak. Mulai berpikir dengan kalut. Pelan-pelan aku mencoba menoleh ke arah suara tersebut.

Dan apa yang terjadi?
Nenek menyapu itu tiba-tiba sudah lenyap dari perempatan. Hilang! Seketika bulu romaku berdiri sambil jantung berdegup kencang.

Apakah aku berlari ngacir tunggang langgang seperti film-film horror lokal yang sering tayang di bioskop?

Tidak! Aku hanya mengumpat berbagai nama binatang di dalam hati dan bersyukur jika aku pernah mengalami kejadian se-horror tersebut. Bajindul tenan ogh!

Mujix
Plot twist: ternyata nenek tersebut
Adalah tim 'Minta Tolong' yang menguji
Rasa kemanusiaanku dalam membantu sesama. Fail kau, Jix! Fail!
Bogor, 31 Maret 2018.

Postingan populer dari blog ini

Si Eja is Back!!

Tuyul kecil yang bernama Eja. suka menggelinding kemana-mana. kebiasaan terupdate dari si Tuyul ini adalah suka nyiumin knalpot sepeda motornya kakakku. iya, dia SUKA NYIUMIN KNALPOT.  makanya kalo motor abis di pake biasanya si Eja di buang dulu entah kemana. Abis nangis, soalnya dia suka gak terima kalo tiba-tiba di jauhin dari knalpot motor yang abis di pake. kasihan kan kalo ngemut knalpot panas, mending doi ngemut kerupuk atau ngemut dada ibunya saja (netek maksudnya -___-a). oh iya, kerupuk ini biasanya cuman di emut doang, jarang dimakan, kalo sedang gak mood si kerupuk cuman diremuk-remuk pake tangan. adegan 'meremuk kerupuk' itu ngingetin sama monsternya Ultraman saat menghancurkan gedung-gedung pencakar langit kota Tokyo. sama-sama Brutal!!! adegan ini setidaknya menjelaskan bahwa Si Eja suka di kelitikin perutnya pake kepala bapakku yang botak. mungkin si Eja merasa geli-geli anget gimana gitu kali yaaa. adegan paling lucu yang bisa bik...

Laporan harian:)

Setelah berteori ria tentang makna MANUSIA dengan mas roso di postingan kemarin, sekarang saatnya melaporkan banyak hal yang terjadi dua mingguan kemarin. Hari ini adalah hari ke 25 di bulan mei, masih saja panas, terkantuk-kantuk dan tentu saja bermalas-malasan. Hidupku tak banyak berubah kurasa, berkutat dengan rutinitas yang akhir-akhir ini kurasa cukup menyenangkan. Aku sedikit banyak telah belajar tentang pengendalian mood dan semangat. Ada beberapa poin penting yang pelu dicatat dibulan mei ini, yang pasti aku dari awal bulan telah di sibukkan oleh profesi idealisku yaitu sebagai komikus amatir. Yeah.. kurasa kalian mengerti apa yang aku maksudkan, yup.. aku mulai mengerjakan lemon tea dengan semangat. Sebuah komik labil tentang cinta yang tertangguhkan selama hampir 1 tahun (dan hampir saja ide itu membatu menjadi fosil dan bermutasi menjadi virus mematikan bernama “galau”:D). Banyak kejadian yang membuatku memantapkan niatku untuk mengkelarkan projek ini, sengenggak-enggaknya...

November Rain!

Sudah beberapa hari ini, studio tempatku mengerjakan komik sangat berantakan. Berantakan pake banget. Sama berantakannya kayak muka gue.  Sebenarnya yang berantakan cuman meja gambarnya sih, sebenarnya itu juga BUKAN meja gambar yang kayak di studio-studio komik gituh. Lebih tragis lagi, aslinya meja tempatku mengerjakan komik adalah meja makan. Setahun sekali saat lebaran, meja itu biasanya dikeluarkan buat tempat toples Rempeyek, Rengginang, Jenang, dan tentu saja makanan-makanan alien lainnya.  Akhir lebaran tahun ini, meja makan itu dengan resmi bertransmigrasi dari ruang tamu menuju studio komik yang keren banget ini. Begitu. Bulan November 2014 seminggu lagi bakal abis, Dompetku juga mulai menipis, harga BBM yang kemarin naik makin membuatku meringis.  Terus aku kudu piye?  Aku juga tidak tahu, namun yang pasti, aku harus mengerjakan beberapa halaman komik yang belum kelar. Hal itulah yang membuat studio tempatku mengerjakan komik menjadi sangat berantakan...