Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2018

Dua Pendekar

Dahulu kala. Era dimana dunia masih penuh angkara murka, tersebutlah seorang calon kesatria yang bergelar 'Pendekar Rambut Bergelombang'. Entah darimana gelar itu datang, tak ada yang tahu karena semua risalah tentang ia masih belum terkuak dengan benar. Di pagi hari yang penuh kabut di sebuah pasar, tersiarlah sebuah kabar bahwa akan ada para pendekar sakti yang akan turun gunung. Konon para pendekar itu berada di sebuah padepokan bernama Ragasukma, sebuah tempat wingit nan penuh mistis yang hanya tertulis di lembaran lontar para mpu dan resi. Terhembus berita bahwa mereka akan berkumpul di tanah lapang bukit yang menjulang bagai menara di arah barat tanah pasundan. Tanpa menunggu waktu berputar dengan pilu, Pendekar Rambut Bergelombang ini langsung memacu kudanya untuk segera bertolak ke sana. Malam berganti rupa. Siang menapak bersama sang surya. Di tanah lapang, sekarang berubah menjadi hutan jati itu telah hadir berbagai macam sosok yang bersembunyi di sela-sela udara. ...

Hari terakhir di usia 20an.

Aku bangun kesiangan. Jam 8.30 WIB. Mungkin karena kemarin kelelahan setelah seharian berada di Jakarta. Hal yang paling menyebalkan dari Jakarta adalah cuacanya yang panas. Kurasa hal tersebut yang membuat orang-orang berlomba memasang pendingin di berbagai sudut. Panasnya matahari ditambal dinginnya pendingin elektronik. Tubuh mau tidak mau akan memberontak. Mungkin aku memang bangun terlalu siang. Namun setidaknya aku sudah sholat subuh. Setengah tidak sadar, tadi malam aku dibangunkan oleh mamak untuk mematikan kompor. Kompor yang tengah menanak nasi ketan. Tolong matikan kompor setelah lima menit. Beliau juga bilang, kalau sempat boleh jugalah merebus air panas. Kalau tidak sempat ya bolehlah tidur lagi. Saat itu jam setengah empat pagi. Aku sedang berada di semesta 'diam termenung menunggu lima menit untuk mematikan kompor'. Di dalam lima menit yang sangat sepi itu tiba-tiba pikiranku mengumandangkan sebuah kalimat penuh harapan. "Hidupmu gak buruk-buruk amat kok,...

Jembatan.

Sore yang sangat suram. Di luar mendung. Pekerjaan ada yang lepas, udah diperkirakan sih. Namun ya tetep aja rasa kecewa ini menghampiri dan memelukku dengan sangat erat. Sebenarnya aku ingin berkata kasar. Ingin meluapkan. Namun apa daya, sikap 'gentle nan elegan ala lelaki sejati' ini menghalangi. Situasi ini sangat tidak mengenakkan. Apalagi jika mengingat berbagai macam persoalan lain yang belum selesai. Rasanya ingin melarikan diri. Yah, sepertinya abis ini aku mau lari. Muterin komplek gitu ampe ngos-ngosan dan banyak berkeringat. Sambil mengutuk, mengecam, dan berkeluh kesah tentang kehidupanku sore ini yang suram. Hahaha. Sudah ya, aku mau sholat Ashar. Trus lari. Mandi. Setelah itu mungkin mau bikin teh sambil baca-baca buku. Semoga saja mendapat pencerahan dan membuat hati menjadi lebih baik. Mujix Belum rezeki. Belum jodoh. Dan hingga hari masih belajar menjadi diri sendiri yang awesome. Bogor, 17 Oktober 2018.

Hujan Sore Ini

Sore ini hujan turun. Gemericiknya bersahut-sahutan dengan suara berisik televisi. Tidak ada bau tanah yang dikecup air basah. Tidak ada pula kenangan tentang kamu di masa lalu. Yang ada hanya sedikit rasa nyeri di tangan kanan. Datang tiba-tiba entah karena apa. Suara guruh kadang terdengar sesekali. Padahal udara dingin belum sampai di ulu hati. Semuanya berteriak untuk menenggelamkan aku di lautan waktu. Aku yang sedang berhenti dan kehabisan energi. Sepertinya sang televisi sudah saatnya harus segera dimatikan. Mujix Istirahat bentar Bogor, 16 Oktober 2018

Sherina Munaf

Saat aku kelas 2 SMP, Sherina Munaf menginspirasiku membuat karakter komik bernama 'Nicky'. Awalnya nge-fans saat ia main di film Petualangan Sherina. Ya, Si Nicky, mungkin adalah karakter komik wanita pertama yang aku buat. Oh, jangan tanya kenapa namanya sangat 'english' sekali. Aku gak tahu kenapa. Mungkin karena saat itu tenar Westlife, dan ada anggotanya yang bernama Nicky, kok namanya keren gitu. Ya sudah aku embat. Nicky adalah tokoh 'heroine' dari serial komik 'Panca Semesta'. Komik 'Panca Semesta' kalo diceritain mah bakal banyak banget. Komikku jaman dulu mah 'ngoyo woro' tapi gak kelar.  Yang ingin aku omongin ialah, intinya, Sherina Munaf adalah pernah menjadi 'role model' perempuan keren saat SD dan SMP, yang akhirnya semua inspirasi tersebut terwajahkan di tokoh komik bernama Nicky. Waktu berlalu dan terus berjalan. Sejak SMA hingga tahun kemarin, aku benar-benar 'lupa' dan tidak terlalu perduli lagi soal...

Pencapaian Tetangga

Pencapaian orang-orang di sekitarku dari hari ke hari makin hebat. Ada yang juara dan menang kompetisi. Ada yang baru saja menikah. Ada yang punya momongan. Ada yang mulai membangun rumah. Ada yang launching buku baru. Ada yang happy karena punya pacar. Ada yang liburan ke luar negeri. Ada yang share berita politik penuh kebencian tanpa merasa bersalah sedikitpun. Ada yang jatuh hati padaku tapi tak mau bilang. Ada yang bla... bla... bla... lanjutkan dengan berbagai pencapaian orang lain yang berhasil membuatmu iri. Sementara saat mereka bergelimang berbagai pencapaian, aku sore ini masih di depan meja gambar dengan perasaan hampa karena bingung mau ngapain. Yang akhirnya sepanjang sore aku tidak ngapa-ngapain. Kalau kata Pooh di film Christhoper Robin, Just doing nothing. Pekerjaan yang kemarin udah kelar. Pekerjaan yang baru udah datang tapi malas ngerjain. Belum lagi perasaan iri dengki di hati ini yang perlahan tapi pasti mulai menguasai. Aku berharap ada keajaiban te...