Langsung ke konten utama

Hari terakhir di usia 20an.

Aku bangun kesiangan. Jam 8.30 WIB. Mungkin karena kemarin kelelahan setelah seharian berada di Jakarta. Hal yang paling menyebalkan dari Jakarta adalah cuacanya yang panas. Kurasa hal tersebut yang membuat orang-orang berlomba memasang pendingin di berbagai sudut. Panasnya matahari ditambal dinginnya pendingin elektronik. Tubuh mau tidak mau akan memberontak.

Mungkin aku memang bangun terlalu siang. Namun setidaknya aku sudah sholat subuh. Setengah tidak sadar, tadi malam aku dibangunkan oleh mamak untuk mematikan kompor. Kompor yang tengah menanak nasi ketan. Tolong matikan kompor setelah lima menit. Beliau juga bilang, kalau sempat boleh jugalah merebus air panas. Kalau tidak sempat ya bolehlah tidur lagi.

Saat itu jam setengah empat pagi. Aku sedang berada di semesta 'diam termenung menunggu lima menit untuk mematikan kompor'. Di dalam lima menit yang sangat sepi itu tiba-tiba pikiranku mengumandangkan sebuah kalimat penuh harapan.

"Hidupmu gak buruk-buruk amat kok, Jix!".
Iya masih single, iya masih belum punya penghasilan tetap, masih tersendat dalam mengembangkan karir. Diri yang belum terlalu dewasa. Namun banyak hal baik (yang mungkin tidak aku suka) terjadi di usia 20an.

Single sementara untuk mencari pasangan yang terbaik. Ya percaya aja sih, udah ada takdirnya kok. Penghasilan yang besar namun harus direlakan untuk keluarga dan orang lain, juga sebuah perbuatan mulia. Cita-citaku juga tercapai, karyaku udah banyak, orang-orang mengenalku sesuai dengan apa yang aku inginkan. Belum lagi saat ini aku bisa berada di Bogor untuk menemani kedua orang tua dan berbakti kepada mereka berdua. Beneran gak buruk-buruk amat.

Permasalahan soal status 'Single, macetnya karir, dan pendewasaan' kurasa adalah pekerjaan rumahku di tahun tahun berikutnya di usia 30an. Suka tidak suka, masa itu akan datang, mulai besok. Walau terlihat naif dan munafik, aku berjanji sekali lagi, aku akan hidup penuh kesadaran dan belajar menjalani hari demi hari tanpa penyesalan. Amin

Mujix
No caption!
21 Oktober 2018

Postingan populer dari blog ini

Si Eja is Back!!

Tuyul kecil yang bernama Eja. suka menggelinding kemana-mana. kebiasaan terupdate dari si Tuyul ini adalah suka nyiumin knalpot sepeda motornya kakakku. iya, dia SUKA NYIUMIN KNALPOT.  makanya kalo motor abis di pake biasanya si Eja di buang dulu entah kemana. Abis nangis, soalnya dia suka gak terima kalo tiba-tiba di jauhin dari knalpot motor yang abis di pake. kasihan kan kalo ngemut knalpot panas, mending doi ngemut kerupuk atau ngemut dada ibunya saja (netek maksudnya -___-a). oh iya, kerupuk ini biasanya cuman di emut doang, jarang dimakan, kalo sedang gak mood si kerupuk cuman diremuk-remuk pake tangan. adegan 'meremuk kerupuk' itu ngingetin sama monsternya Ultraman saat menghancurkan gedung-gedung pencakar langit kota Tokyo. sama-sama Brutal!!! adegan ini setidaknya menjelaskan bahwa Si Eja suka di kelitikin perutnya pake kepala bapakku yang botak. mungkin si Eja merasa geli-geli anget gimana gitu kali yaaa. adegan paling lucu yang bisa bik...

Laporan harian:)

Setelah berteori ria tentang makna MANUSIA dengan mas roso di postingan kemarin, sekarang saatnya melaporkan banyak hal yang terjadi dua mingguan kemarin. Hari ini adalah hari ke 25 di bulan mei, masih saja panas, terkantuk-kantuk dan tentu saja bermalas-malasan. Hidupku tak banyak berubah kurasa, berkutat dengan rutinitas yang akhir-akhir ini kurasa cukup menyenangkan. Aku sedikit banyak telah belajar tentang pengendalian mood dan semangat. Ada beberapa poin penting yang pelu dicatat dibulan mei ini, yang pasti aku dari awal bulan telah di sibukkan oleh profesi idealisku yaitu sebagai komikus amatir. Yeah.. kurasa kalian mengerti apa yang aku maksudkan, yup.. aku mulai mengerjakan lemon tea dengan semangat. Sebuah komik labil tentang cinta yang tertangguhkan selama hampir 1 tahun (dan hampir saja ide itu membatu menjadi fosil dan bermutasi menjadi virus mematikan bernama “galau”:D). Banyak kejadian yang membuatku memantapkan niatku untuk mengkelarkan projek ini, sengenggak-enggaknya...

November Rain!

Sudah beberapa hari ini, studio tempatku mengerjakan komik sangat berantakan. Berantakan pake banget. Sama berantakannya kayak muka gue.  Sebenarnya yang berantakan cuman meja gambarnya sih, sebenarnya itu juga BUKAN meja gambar yang kayak di studio-studio komik gituh. Lebih tragis lagi, aslinya meja tempatku mengerjakan komik adalah meja makan. Setahun sekali saat lebaran, meja itu biasanya dikeluarkan buat tempat toples Rempeyek, Rengginang, Jenang, dan tentu saja makanan-makanan alien lainnya.  Akhir lebaran tahun ini, meja makan itu dengan resmi bertransmigrasi dari ruang tamu menuju studio komik yang keren banget ini. Begitu. Bulan November 2014 seminggu lagi bakal abis, Dompetku juga mulai menipis, harga BBM yang kemarin naik makin membuatku meringis.  Terus aku kudu piye?  Aku juga tidak tahu, namun yang pasti, aku harus mengerjakan beberapa halaman komik yang belum kelar. Hal itulah yang membuat studio tempatku mengerjakan komik menjadi sangat berantakan...