Langsung ke konten utama

Dwi Koendoro

Dulu, dulu sekali. Kalau tidak salah mungkin 10 tahun yang lalu, aku yang ingin belajar komik dengan nekatnya men-tag atau menandai Pak Dwi Koendoro. Alasannya sederhana, ingin terhubung dengan 'legenda hidup' dunia komik yang karyanya selalu muncul di harian Kompas, yakni Panji Koming.

Kekaguman sepihak dan uforia bertemu medsos baru bernama Facebook, membuatku kalap untuk sering mengunggah gambar lalu menandai para master-master komik seperti beliau.

Kalian tahu apa yang luar biasa? Saat itu aku masih memakai nama alay yakni 'Mujiyono Sing Ra Cetho' (dipersilahkan untuk tertawa) dan gambar masih absurd, namun kok yha beliau 'selo-selo'-nya memberi komentar dan memberi sedikit ilmunya kepada 'netizen gagap' yang ingin jadi komikus seperti aku.

Saat itu aku langsung tertegun, Pak Dwi Koendoro yang 'sangat besar' itu ternyata memiliki sikap yang sangat 'low profile' dan menyenangkan. Banyak ilmu yang aku pelajari dari beliau, entah itu dari kolom komentar saat menandai karya. Atau dari komik-komik yang ia buat.

Favoritku tentu saja Sawung Kampret. Bagiku, karya itu adalah titik puncak sebuah 'peradaban komik' yang ingin aku capai. Kenapa? Karakternya hidup, ceritanya mantap, risetnya jalan, komedinya ancur-ancuran, adegan aksinya keren dan lain-lain.

Bagiku, Pak Dwi Koendoro adalah sosok guru dan idola di waktu yang sama. Sugeng tindak, Pak Dwi Koen. Swargi langgeng.

Mujix
Simo, 22 Agustus 2019

Postingan populer dari blog ini

Si Eja is Back!!

Tuyul kecil yang bernama Eja. suka menggelinding kemana-mana. kebiasaan terupdate dari si Tuyul ini adalah suka nyiumin knalpot sepeda motornya kakakku. iya, dia SUKA NYIUMIN KNALPOT.  makanya kalo motor abis di pake biasanya si Eja di buang dulu entah kemana. Abis nangis, soalnya dia suka gak terima kalo tiba-tiba di jauhin dari knalpot motor yang abis di pake. kasihan kan kalo ngemut knalpot panas, mending doi ngemut kerupuk atau ngemut dada ibunya saja (netek maksudnya -___-a). oh iya, kerupuk ini biasanya cuman di emut doang, jarang dimakan, kalo sedang gak mood si kerupuk cuman diremuk-remuk pake tangan. adegan 'meremuk kerupuk' itu ngingetin sama monsternya Ultraman saat menghancurkan gedung-gedung pencakar langit kota Tokyo. sama-sama Brutal!!! adegan ini setidaknya menjelaskan bahwa Si Eja suka di kelitikin perutnya pake kepala bapakku yang botak. mungkin si Eja merasa geli-geli anget gimana gitu kali yaaa. adegan paling lucu yang bisa bik...

Laporan harian:)

Setelah berteori ria tentang makna MANUSIA dengan mas roso di postingan kemarin, sekarang saatnya melaporkan banyak hal yang terjadi dua mingguan kemarin. Hari ini adalah hari ke 25 di bulan mei, masih saja panas, terkantuk-kantuk dan tentu saja bermalas-malasan. Hidupku tak banyak berubah kurasa, berkutat dengan rutinitas yang akhir-akhir ini kurasa cukup menyenangkan. Aku sedikit banyak telah belajar tentang pengendalian mood dan semangat. Ada beberapa poin penting yang pelu dicatat dibulan mei ini, yang pasti aku dari awal bulan telah di sibukkan oleh profesi idealisku yaitu sebagai komikus amatir. Yeah.. kurasa kalian mengerti apa yang aku maksudkan, yup.. aku mulai mengerjakan lemon tea dengan semangat. Sebuah komik labil tentang cinta yang tertangguhkan selama hampir 1 tahun (dan hampir saja ide itu membatu menjadi fosil dan bermutasi menjadi virus mematikan bernama “galau”:D). Banyak kejadian yang membuatku memantapkan niatku untuk mengkelarkan projek ini, sengenggak-enggaknya...

November Rain!

Sudah beberapa hari ini, studio tempatku mengerjakan komik sangat berantakan. Berantakan pake banget. Sama berantakannya kayak muka gue.  Sebenarnya yang berantakan cuman meja gambarnya sih, sebenarnya itu juga BUKAN meja gambar yang kayak di studio-studio komik gituh. Lebih tragis lagi, aslinya meja tempatku mengerjakan komik adalah meja makan. Setahun sekali saat lebaran, meja itu biasanya dikeluarkan buat tempat toples Rempeyek, Rengginang, Jenang, dan tentu saja makanan-makanan alien lainnya.  Akhir lebaran tahun ini, meja makan itu dengan resmi bertransmigrasi dari ruang tamu menuju studio komik yang keren banget ini. Begitu. Bulan November 2014 seminggu lagi bakal abis, Dompetku juga mulai menipis, harga BBM yang kemarin naik makin membuatku meringis.  Terus aku kudu piye?  Aku juga tidak tahu, namun yang pasti, aku harus mengerjakan beberapa halaman komik yang belum kelar. Hal itulah yang membuat studio tempatku mengerjakan komik menjadi sangat berantakan...