Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2020

Kencan yang Gagal

Kencan hari ini gagal. Selain faktor  sumber daya manusia yang buruk, alam turut andil dalam menyumbangkan cuaca yang tidak bersahabat. Sumber daya manusia yang buruk hari ini disponsori oleh ketidaktegasan dalam mengambil keputusan. Aku. Aku yang payah karena menjadi pria plin plan tak bisa pegang omongan sendiri. Harusnya kita janjian di Mojosongo. Aku saat menyanggupi pilihan tersebut dalan kondisi yang fit. Namun saat hari H, aku merasa Mojosongo sangatlah jauh. Belum lagi biaya ongkos yang mahal. Ketakutan demi ketakutan menumpuk memaksaku untuk mendadak minta pindah tempat.  Sialnya, energiku yang kurang bagus mengamini perbuatan tersebut. Fail level satu: Miskin & kondisi kurang fit. Aku kalah karena kehabisan energi dan tidak punya banyak uang. Pesan moralnya, jadilah orang yang kaya raya! Karena menyalahkan orang lain, cuaca, dan Tuhan sudah biasa, maka sekali lagi JADILAH ORANG KAYA!!! Mujix 26 Januari 2020

Gurita Gongso

Nalam itu aku pergi ke perayaan imlek di Pasar. Hidungku mencium bau harum nan menggoda yang ternyata berasal dari stan Gurita Cumi Gongso. "Pironan, Pak?" Tanyaku. "Selawe ewu, Mas!" Jawab sang penjual. "Suwun, Pak!" Kataku sambil ngloyor pergi. Aku punya duit. Cuman aku tidak punya anggaran untuk membeli cemilan yang satu porsinya Rp. 25.000. Mbok mending nggo tuku komik One Piece! Mbok mending tak tabung nggo tuku mas kawin. Mbok mending. Mbok Mending. Gitu terus. Semenjak peristiwa itu aku mendadak jadi bapak paruh baya yang hobi mengomel. Ketemu Si A langsung aku ceritain soal mahalnya harga Gurita Cumi Gongso. Ketemu Si B langsung aku ceritain soal mahalnya harga Gurita Cumi Gongso Ketemu Si C, ketemu si D, dan ketemu siapapun aku ceritain seberapa mahalnya cemilan yang satu porsinya Rp. 25.000. Gitu terus. Kalian tahu mengapa aku begitu cerewet soal uang? yang mungkin bagi sebagian orang nominal tersebut sangat receh. Karena aku sedang gi...

Koyo Dolanan

"Kabeh sing tak garap ki koyo dolanan!" Katanya bangga. "Gak ono deadline! Nek pengen garap yo tinggal garap!" Katanya lagi. 'Bener gak ono deadline, mulakmen gak ono duite!" Batinku yang tahu keadaannya dari kaca mata orang lain. Mujix Mencoba untuk tetap realistis. Jumat, 24 Januari 2020

Pulang

'Aku sedang tidak ingin pulang' begitu pikirku pagi itu. Semua keluhan itu muncul jika mengingat beberapa permasalahan terkait keuangan keluargaku di rumah beberapa minggu ini. Masalah duit dengan keluarga dekat memang rumit dan sensitif. Itulah yang membuatku gamang. Sudah lima hari aku berada di Sukoharjo, dan ini memang waktunya kembali ke rumah. Ya, aku malas pulang. Namun sialnya, aku juga sedang muak berada di kantor. Sebuah dilematis yang hakiki. Aku menghempaskan tubuhku ke kasur tipis di ruang kerja Pak Bos. Memikirkan apa hal terbaik yang harus aku lakukan. Di pagi hari nan damai itu pikiranku berkelana entah ke mana. Mengingat banyak hal baik rekaman ingatan berupa visual maupun audio. Lalu tercetuslah omongan Mas Bejita soal keluarga. Obrolan itu terjadi di wedangan Pak No beberapa hari yang lalu. Ia bilang 'Keluargo kui penting byats, Nde!'. 'Suk yen koe mati, sing nompo mayitmu ki dudu konco utowo wong liyo!' Katanya lagi. 'Sing nompo ...

Tentang Karya Feri

Di suatu sore yang biasa, aku membersihkan rak buku. Rumahku tidak ada plafonnya. Jadi setiap seminggu sekali, merapikan dan membersihkan studio adalah kegiatan rutin. Sesekali aku memilah barang, sesekali aku menumpuk buku, dan sesekali aku membuang sampah. Beberapa menit berlalu, perhatianku teralihkan oleh lembaran-lembaran fotokopi berwujud komik. Lalu benda-benda tersebut aku ambil. "Wah, kangen sekali dengan karya ini" aku berguman. Tumpukan kertas itu aku aku pindahkan ke tempat lain. Tempat yang lebih mudah dijangkau. Dengan harapan, setelah acara bersih-bersih ini selesai, aku bisa membacanya lagi. Waktu beranjak malam. Sudah ada segelas teh hangat dan camilan ringan hasil 'ngrampok' warung sebelah. Setumpuk kertas HVS bergambar nan penuh coretan yang sudah aku pilah  itu sudah berada di depanku. Aku menghela nafas panjang. Saatnya membaca  komik karya masa lalu dari kisah kawanku bernama Feri. Feri dan karyanya adalah salah satu dari sekian banyak miste...

Lha Ngopo!?

"Resolusimu nggo 2020 opo, Jik!" Mas Bejita bertanya padaku saat nongkrong di wedangan Pasar Klithikan pagi ini. Mau aku jawab 300 dpi, kok udah mainstream banget. Ya sudah aku jawab apa adanya. "Tahun ini aku gak buat resolusi, tapi buat kebiasaan baru!" Jawabku. "Dalam sehari aku harus, belajar Inggris satu jam. Menggambar komik lemon Tea, satu jam. Mencari jodoh bribak bribik kiwo tengen satu jam!" Imbuhku lagi. Mas Bejita ngangguk-ngangguk. Sepertinya ia paham, atau malah ngantuk, entahlah aku enggak tahu. "Terus?" Tanya Mas Jekek, yang dari tadi ikut nimbrung berbincang dengan kami. "Jika aku melakukan semua itu secara rutin dan disiplin..." "...sudah dapat dipastikan tahun depan aku sudah punya komik baru siap terbit dan skill berbahasa Inggris yang mumpuni!" Kataku penuh harap. "Dan Alhamdulillah, sudah hari ketiga di tahun 2020 kebiasaan-kebiasaan itu terlaksana satu demi satu!" Aku berbicara dengan ...