Langsung ke konten utama

Bad Day

'Hari ini melelahkan sekali' ucap batinku sembari menghela nafas saat merestart laptop yang error karena kebanyakan buka data di Medibang. 

Seharian ini internet WiFi tak dapat digunakan,  padahal aku memakai internet untuk melakukan apapun. Salah satunya ya mendengarkan musik dan menonton film. Tanpa kedua hal tersebut,  ada sesuatu yang hilang di hari ini. 

Ngomongin sesuatu yang hilang, kucingku yang raib beberapa hari ini akhirnya lagi-lagi ditemukan tak bernyawa. Terakhir kali aku melihatnya dua hari yang lalu. Ia mengeong lemah lalu beranjak pergi ke luar rumah. Padahal karena kukira lapar ia aku buatkan nasi campur telur. Aku masih melihatnya sampai ia menghilang di ujung jalan. Ia pergi meninggalkan 4 ekor anak kucing berusia 2-3 bulanan. 

Oh iya, 3 bulanan ini aku terus bekerja tanpa ada hari untuk liburan. Kurasa hal itu  salah satu faktor yang membuat hari ini sangat melelahkan. Yap,  aku kecapekan secara psikis.  Sementara ini solusinya ya istirahat dan agak sedikit santai dalam bekerja. Kali ini ada pekerjaan dari seorang mahasiswi TA dan klien cergam dari Fiverr. Dua-duanya belum beres.  It's make me so busy. 

Secara psikis keknya keadaanku juga tak terlalu baik. Banyak hal yang menjadi tempatku 'berbahagia sejenak' raib gara-gara pandemi. Misalnya,  CFD,  rapat IKILO,  berburu buku di Gramedia (ya ini masih bisa dilakukan sih,  cuman ya beda situasi saat new normal), bahkan ngelayap gayeng ke Pasar Klitikan. Banyak sekali yang hilang, dan gak salah dong kalau aku mengatakan kalau ' keadaan psikisku tak terlalu baik'. 

Pandemi ini masih terus ada entah sampai kapan. Kadang aku saat memutuskan untuk berkelana sejenak keluar rumah, pikiran ini berseloroh 'Gak kena corona,  tapi pikiran hampir gila juga sama aja,  Bos!'.

Oh iya, orang-orang di kampungku saat ini sedang agak sibuk. Mereka sedang mencari salah satu warga yang menghilang entah ke mana. Kebetulan orang yang hilang ini memang kurang waras. Berbagai leaflet dan warga sudah disebar ke berbagai penjuru,  namun Kang Tibi belum juga ketemu. 

Btw berat badanku nambah 5 KG, aku udah cerita soal ini belum sih. Aktivitas mager gara-gara pandemi membuat pembakaran kalori berkurang (atau mungkin faktor usia? Who knows). Ya seneng sih. Pengin aja punya tubuh ideal. Sejak dulu aku cungkring soalnya. 

Kurasa aku udah mulai ngantuk.  Aku sambung besok pagi deh. 

Mujix
Kurasa tak bahagia pun tak apa,  asal sehat lahir batin dan tak menderita karena permasalahan dunia ataupun akhirat.
Simo,  9 Februari 2021

Postingan populer dari blog ini

Si Eja is Back!!

Tuyul kecil yang bernama Eja. suka menggelinding kemana-mana. kebiasaan terupdate dari si Tuyul ini adalah suka nyiumin knalpot sepeda motornya kakakku. iya, dia SUKA NYIUMIN KNALPOT.  makanya kalo motor abis di pake biasanya si Eja di buang dulu entah kemana. Abis nangis, soalnya dia suka gak terima kalo tiba-tiba di jauhin dari knalpot motor yang abis di pake. kasihan kan kalo ngemut knalpot panas, mending doi ngemut kerupuk atau ngemut dada ibunya saja (netek maksudnya -___-a). oh iya, kerupuk ini biasanya cuman di emut doang, jarang dimakan, kalo sedang gak mood si kerupuk cuman diremuk-remuk pake tangan. adegan 'meremuk kerupuk' itu ngingetin sama monsternya Ultraman saat menghancurkan gedung-gedung pencakar langit kota Tokyo. sama-sama Brutal!!! adegan ini setidaknya menjelaskan bahwa Si Eja suka di kelitikin perutnya pake kepala bapakku yang botak. mungkin si Eja merasa geli-geli anget gimana gitu kali yaaa. adegan paling lucu yang bisa bik...

Laporan harian:)

Setelah berteori ria tentang makna MANUSIA dengan mas roso di postingan kemarin, sekarang saatnya melaporkan banyak hal yang terjadi dua mingguan kemarin. Hari ini adalah hari ke 25 di bulan mei, masih saja panas, terkantuk-kantuk dan tentu saja bermalas-malasan. Hidupku tak banyak berubah kurasa, berkutat dengan rutinitas yang akhir-akhir ini kurasa cukup menyenangkan. Aku sedikit banyak telah belajar tentang pengendalian mood dan semangat. Ada beberapa poin penting yang pelu dicatat dibulan mei ini, yang pasti aku dari awal bulan telah di sibukkan oleh profesi idealisku yaitu sebagai komikus amatir. Yeah.. kurasa kalian mengerti apa yang aku maksudkan, yup.. aku mulai mengerjakan lemon tea dengan semangat. Sebuah komik labil tentang cinta yang tertangguhkan selama hampir 1 tahun (dan hampir saja ide itu membatu menjadi fosil dan bermutasi menjadi virus mematikan bernama “galau”:D). Banyak kejadian yang membuatku memantapkan niatku untuk mengkelarkan projek ini, sengenggak-enggaknya...

November Rain!

Sudah beberapa hari ini, studio tempatku mengerjakan komik sangat berantakan. Berantakan pake banget. Sama berantakannya kayak muka gue.  Sebenarnya yang berantakan cuman meja gambarnya sih, sebenarnya itu juga BUKAN meja gambar yang kayak di studio-studio komik gituh. Lebih tragis lagi, aslinya meja tempatku mengerjakan komik adalah meja makan. Setahun sekali saat lebaran, meja itu biasanya dikeluarkan buat tempat toples Rempeyek, Rengginang, Jenang, dan tentu saja makanan-makanan alien lainnya.  Akhir lebaran tahun ini, meja makan itu dengan resmi bertransmigrasi dari ruang tamu menuju studio komik yang keren banget ini. Begitu. Bulan November 2014 seminggu lagi bakal abis, Dompetku juga mulai menipis, harga BBM yang kemarin naik makin membuatku meringis.  Terus aku kudu piye?  Aku juga tidak tahu, namun yang pasti, aku harus mengerjakan beberapa halaman komik yang belum kelar. Hal itulah yang membuat studio tempatku mengerjakan komik menjadi sangat berantakan...