Langsung ke konten utama

Naik Level

Alhamdulillah naik pangkat. Ya udah kali aja ada yang pengen tahu ceritanya gimana. Pertama kali bikin akun Fiverr 2019. Nemu marketplace ini dari sebuah post bisnis di Instagram. Kala itu langsung googling dan memutuskan membuat akun.

Bingung?  Tentu saja! Fiverr itu apaan njir!  Tapi aku cukup percaya diri jika aku adalah 'pembelajar yang tekun'. Saat itu tak langsung bikin Gig (gampangnya istilah buat lapak di Fiverr), aku menyibukkan diri dengan riset dan meneliti gig orang lain. Belajar lewat google dan Youtube. Dan oh iya saat itu aku belum punya Paypal. Jadi aku benar-benar harus belajar ekstra rajin di sela-sela kesibukanku berperang dengan hidup. Wuidih gaya. 

Baru sekitar 2 bulan setelahnya aku memberanikan diri membuat Gig. Berkali-kali. Buat, gak pede lalu delete. Buat, sepi,  bingung mau ngapain lalu delete lagi. Begitu terus ampe stuck. Lalu titik puncaknya aku membuat gig illustrasi dengan tema random. Namun kali ini tak ada adegan menghapus gig. Aku membuatnya,  lalu aku abaikan karena sudah pupus harapan. Bodo amatlah. 

Lalu 3 bulan setelah event tersebut datanglah inbox dari mbak-mbak bule minta digambarin Hey Arnolds. Aku bersorak gembira. Uoohh,  akhirnya aku merasakan momen indahnya 'pecah telor'! Kalau tak salah kala itu harga Gignya $15. Aku kerjakan dengan sepenuh hati. Dan itulah dolar pertamaku di marketplace ini.

Pecah telor tak serta merta membuat Gig ramai. Semuanya langsung 'mak pet', sepi lagi beberapa minggu. Berbekal googling aku menemukan grup Fiverr Seller Indonesia di FB. Langsung join. Di grup tersebut aku terus menyimak dan mempelajari postingan yang dikirim para member. Satu demi satu semua tips dan trick aku terapkan. Enggak zonk amat sih, ilmunya daging, cuman guenya aja yang gak bisa mengaplikasikan semua saran yang ada di situ. Kalau para master bilang,  beda orang beda jurus dan kasus. Tiga klien berhasil aku jaring. Dan total $40 aku dapat. 

$40 secara nominal sangat kecil.  Dan $40 itu HABIS terpotong biaya admin di Paypal gara-gara berkali-kali gagal menghubungkan akun Paypal dengan Bank (yang akhirnya problem berhasil aku selesaikan di detik-detik dollar terakhir). 

Setelah tiga klien tersebut Fiverrku sepi pembeli. Sangat sepi. Puluhan buyer request aku kirim, tak menghasilkan apapun. Aku capek. Lalu aku abaikan lagi. App aku hapus.  Dan aku kemudian memutuskan mencari pekerjaan yang lain. 

Saat itu aku mulai ngantor di Sukoharjo karena bosan freelance dan membutuhkan suasana baru. Dan oh iya, kalau tidak salah saat itu sekitar sebulan setelah simbahku wafat. Jadi aku benar-benar ingin ganti rutinitas. 

Di suatu hari di sela-sela pekerjaan kantor, aku menengok akun Fiverrku lagi. Aku akhirnya membuat Gig baru,  setelah riset sana-sini aku akhirnya memutuskan membuat lapak soal 'Illustrasi anak'. Dan seperti biasa, sepi. Tapi aku sudah terbiasa. Saat itu aku selain ngantor juga kadang ikutan kompetisi dan mengerjakan commision dari beberap klien freelance. 

Dan di tahun 2020 pandemi mulai terjadi. Semua kena imbas. Kantor juga kena. Kala itu lockdown pertama di Solo. Sesi 'work from home' akhirnya mulai aku lakukan demi menghindari wabah. Gaji kantor mulai terpotong setengah. 

Ada satu hal yang menarik kala itu. Karena pekerjaan kantor sudah tidak sesuai dengan harapan, aku memutuskan untuk resign. Yap. Resign saat wabah tak terencana itu datang! Bye-bye gaji tetap tak terlalu besar yang dipotong setengah! Terimakasih untuk banyak hal. Kembali ke semesta yang lama, yakni pekerja lepas. 

Beberapa minggu setelahnya datang lagi inbox dari klien baru di Fiverr. Aku mengetahuinya malah dari email. Telat respon beberapa hari. Dan ternyata penawarannya masih berlaku,  lalu berbincanglah kita. 

Awalnya kami membuat karakter. Ternyata beliau suka,  berimbas ke sebuah pekerjaan yang cukup besar,  yakni mengaplikasikan karakter tersebut ke sebuah buku anak sebanyak 25 halaman. 

Klien baru ini membawa dengan budget terbatas. Ia menawar sekitar 20% lebih murah dari harga yang aku tawarkan. Aku bingung. Kemudian aku menghitung secara garis besar. Sepertinya masih masuk anggaran. Toh Fiverrku sedang sepi parah. 

Toh aku udah banyak waktu nganggur lagi sejak resign. Anggap saja 'penglaris' yang sedang membuka kios di pagi hari. Ah ya sudah, aku ambilah pekerjaan itu. Beberapa pencapaian terkadang membutuhkan 'harga yang harus dibayar'.

Dan mak dhuar. Sejak job ini kelar dengan review bagus,  alhamdulillah Gig tersebut meledak dan mengundang job-job lainnya. Titik puncaknya ialah masa-masa naik ke level 1. Kala itu dalam satu waktu aku bahkan memegang 7 job dengan berpuluh-puluh halaman illustrasi buku anak. Para pria di luar sana sedang mabuk asmara, aku malah mabuk kerja. Jancuk.  Wkwkw. 

Aku belajar banyak soal bagaimana menghadapi berbagai klien. Berbagai klien di luar negeri dengan bahasa Inggris. Bah!  Selain belajar berkomunikasi, aku harus belajar memahami brief naskah para bule-bule itu. Paling susah kalau sudah ketemu sama naskah dengan beberapa jokes yang mengadaptasi kultur mereka. Ahh pertanda ngobrol pake lauk 'salah paham' selama beberapa hari.  Wkwkwk

Hari demi hari berlalu. Aku mengerjakan job di tempat ini dengan penuh perhatian. Bertemu klien yang loyal, yang ghosting,  yang cuman nanya-nanya doang, sampai warga Vrindafan yang minta kerjaan.  

Ternyata 'tumbal' $40 di Paypalku kala itu ada untuk menjadi jalan rezekiku saat ini. Sudah genap setahun sejak pandemi, Fiverrku butuh waktu selama itu dari 'No Level' hingga ke 'Level 2'. Perjalananku di Fiverr sepertinya masih panjang. Semoga ke depannya semakin baik. Amin.

Buat yang mau liat akun Fiverrku silahkan mampir ke tautan ini: 

https://www.fiverr.com/s2/15d55ad0fa

Mujix
Terimakasih sudah membaca ceritaku! 
Mau ngobrol atau tanya-tanya silahkan tulis di kolom komentar! 
Simo,  16 Maret 2021

Postingan populer dari blog ini

Si Eja is Back!!

Tuyul kecil yang bernama Eja. suka menggelinding kemana-mana. kebiasaan terupdate dari si Tuyul ini adalah suka nyiumin knalpot sepeda motornya kakakku. iya, dia SUKA NYIUMIN KNALPOT.  makanya kalo motor abis di pake biasanya si Eja di buang dulu entah kemana. Abis nangis, soalnya dia suka gak terima kalo tiba-tiba di jauhin dari knalpot motor yang abis di pake. kasihan kan kalo ngemut knalpot panas, mending doi ngemut kerupuk atau ngemut dada ibunya saja (netek maksudnya -___-a). oh iya, kerupuk ini biasanya cuman di emut doang, jarang dimakan, kalo sedang gak mood si kerupuk cuman diremuk-remuk pake tangan. adegan 'meremuk kerupuk' itu ngingetin sama monsternya Ultraman saat menghancurkan gedung-gedung pencakar langit kota Tokyo. sama-sama Brutal!!! adegan ini setidaknya menjelaskan bahwa Si Eja suka di kelitikin perutnya pake kepala bapakku yang botak. mungkin si Eja merasa geli-geli anget gimana gitu kali yaaa. adegan paling lucu yang bisa bik...

Laporan harian:)

Setelah berteori ria tentang makna MANUSIA dengan mas roso di postingan kemarin, sekarang saatnya melaporkan banyak hal yang terjadi dua mingguan kemarin. Hari ini adalah hari ke 25 di bulan mei, masih saja panas, terkantuk-kantuk dan tentu saja bermalas-malasan. Hidupku tak banyak berubah kurasa, berkutat dengan rutinitas yang akhir-akhir ini kurasa cukup menyenangkan. Aku sedikit banyak telah belajar tentang pengendalian mood dan semangat. Ada beberapa poin penting yang pelu dicatat dibulan mei ini, yang pasti aku dari awal bulan telah di sibukkan oleh profesi idealisku yaitu sebagai komikus amatir. Yeah.. kurasa kalian mengerti apa yang aku maksudkan, yup.. aku mulai mengerjakan lemon tea dengan semangat. Sebuah komik labil tentang cinta yang tertangguhkan selama hampir 1 tahun (dan hampir saja ide itu membatu menjadi fosil dan bermutasi menjadi virus mematikan bernama “galau”:D). Banyak kejadian yang membuatku memantapkan niatku untuk mengkelarkan projek ini, sengenggak-enggaknya...

November Rain!

Sudah beberapa hari ini, studio tempatku mengerjakan komik sangat berantakan. Berantakan pake banget. Sama berantakannya kayak muka gue.  Sebenarnya yang berantakan cuman meja gambarnya sih, sebenarnya itu juga BUKAN meja gambar yang kayak di studio-studio komik gituh. Lebih tragis lagi, aslinya meja tempatku mengerjakan komik adalah meja makan. Setahun sekali saat lebaran, meja itu biasanya dikeluarkan buat tempat toples Rempeyek, Rengginang, Jenang, dan tentu saja makanan-makanan alien lainnya.  Akhir lebaran tahun ini, meja makan itu dengan resmi bertransmigrasi dari ruang tamu menuju studio komik yang keren banget ini. Begitu. Bulan November 2014 seminggu lagi bakal abis, Dompetku juga mulai menipis, harga BBM yang kemarin naik makin membuatku meringis.  Terus aku kudu piye?  Aku juga tidak tahu, namun yang pasti, aku harus mengerjakan beberapa halaman komik yang belum kelar. Hal itulah yang membuat studio tempatku mengerjakan komik menjadi sangat berantakan...