Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2022

Fase Murung

Misal tak ada kerjaan full time,  mungkin aku bakalan sering berada di fase murung yang berkelanjutan. Tak melakukan apa-apa secara berlebihan, dan tentu saja dipusingkan keadaan kekurangan uang.  Bukannya sok sok an menebak rejeki, Tuhan. Namun beberapa hal sepertinya memang butuh pengorbanan dan kesungguhan dalam melakukan tindakan. Baik dan buruknya sudah menjadi konsekuensi.  Sebenarnya aku sudah cukup sering terjebak di fase burn out yang parah sejak dulu. Namun lucunya aku bisa lepas,  terjerat,  lepas dan terjerat lagi. Hal tersebut terjadi seiring usia yang semakin tua dan problem yang kian kompleks.  Seberapa kompleks?  Ya misalnya memikirkan pengen upgrade device sementara kondisi keuangan tidak terlalu bersahabat. Belum lagi harus memikirkan mau menikah sama siapa padahal gak punya mbak crush sama sekali. Hehehe Capek. Iya sih.  Cuman yowislah. Dilakoni karo mlaku ae.  Mujix Ah aku self healing yang gagal di wiken kemarin membuatku...

Hujan di Salatiga

Hujan turun dengan deras. Untuk kali ini aku setidaknya berada di tempat yang teduh. Aku berencana pergi berkunjung ke rumahnya Argha. Yang jaraknya sekitar hampir 35 Km dari rumahku di Simo.  Aku tidak begitu suka hujan saat bepergian. Basah,  dingin, dan lembab.  Namun siapalah aku, jangankan hujan,  bad mood pun tak bisa aku prediksi. Dan hari ini, sudah kedua kalinya aku bertemu hujan. Hujan pertama aku temui di Susukan, saat aku salah mengambil belokan tadi.  Salah mengambil belokan adalah sebuah kesalahan yang biasa saat ke tempat baru. Yang jadi masalah adalah rasa percaya diri berlebihan dan mengabaikan untuk memeriksa ulang rutenya. Jadi aku tadi harus berkendara lebih jauh karena tersesat. Hal tersebut membuatku sampai lebih lama di tempat tujuan.  Aku masih belum bertemu Argha. Karena sudah memasuki jam makan siang, aku memilih untuk pergi mencari warung. Rasa capek (perjalanan 3 jam),  perut lapar dan energi terkuras adalah  beberapa h...

Sarapan Nasi Uduk

Aku memulai pagi ini dengan salah baca jam, telat setengah jam. Setelah melihat di meja makan tak ada sarapan, aku segera melancong ke Pasar Simo. Pikirku, 'pekerjaan yang sepertinya akan melelahkan seharian ini setidaknya ingin kumulai dengan sarapan enak?'. Sarapan enak. Apa itu sarapan enak? Sialnya pagi ini aku tidak bisa menjawab pertanyaan itu. Pokoknya aku harus segera ke luar rumah untuk mencari makan. Kenapa harus segera? Soalnya kebingungan memutuskan sesuatu itu memakan banyak waktu.  Motor kugeber ke arah timur. 15 menit aku sudah sampai pasar. Aku segera menepikan motorku ke warung soto. Ah terlihat ramai, aku malas. Tak jadi berhenti dan kembali melenggang pelan. Nasi kuning, lontong sayur, ah. Tidak ada satupun yang menggugah selera. Pencarianku berhenti di warung bubur ayam. Alhamdulillah. Baru memakirkan motor sudah curiga. Sepertinya sudah hampir habis, benar saja. Aku malas berpikir, lansung saja aku segera duduk di kursi. Sang penjual menanyakan pesanan. Aku...