Langsung ke konten utama

Soto Bakso

Pagi ini aku terhenyak melihat sebuah adegan terlarang. Adegan terlarang nan haram itu berupa ditumpahkannya kuah bakso ke dalam soto! Parah!  Dan sialnya aku membeli Rp.10.000! Atau bisa dibilang dua porsi! 

Apalagi saat ada beberapa butir bakso yang hampir ikut tersapu ke dalam soto. Ini adalah mimpi buruk!

***

Semuanya bermula dari pagi ini, aku berada di Pasar Simo untuk belanja-belanji walaupun uang mepet. Target shopping kali ini adalah makanan kucing, shampoo kucing, dan lauk pauk beberapa snack untuk menemani kerja. 

Makanan kucingku habis. Para juragan sangat lapar. Hanya saja entah karena makanannya atau emang gaya hidup nasib Shiro masih diare. Nah untuk kali ini aku membeli makanan kucing yang berbeda. Semoga saja bisa sembuh. 

Lauk pauk kali ini KFC palsu yang harganya murah tapi enak. KFC asli satu potong 20K. Nah kalo beli KFC palsu uang segitu dapat empat potong. Otak hematku yang sedang sepi job semakin terasah akhir-akhir ini. 

Nah tak terlalu jauh dari penjual KFC palsu ada warung makan. Warung itu berada di samping tempat parkir dekat bagian kios ikan-daging. Aku sejak dulu penasaran dengan tempat itu. Lalu aku melihat sekilas menu yang tertempel di gerobak. 'Wah ada Soto, Bakso, dan Mie Ayam'. Hmmm nice,  Cukup komplit untuk sebuah warung kecil di Pasar. 

Aku bergegas mengendarai motor ke tempat tersebut. Suasana terlihat lengang. Beberapa sudut ruangan terlihat kusam. Di meja tak terdapat gorengan, roti, atau apapun yang biasanya jadi camilan saat makan soto. 

Aku segera memesan soto sambil mengeluarkan uang. Dahiku mengernyit heran. Jika ada menu mie ayam, bakso,  dan soto seharusnya ada tiga kuali dong. Kok cuman ada satu ya!? 

Penjual yang seorang ibuk-ibuk paruh baya itu menaruh berbagai macam irisan bahan soto ke dalam plastik. Ada touge,  irisan kubis,  bawang, dan sedikit suiran ayam. Pikiranku masih melayang menunggu sebuah konklusi, yaitu kuahnya bakal diambil dari kuali yang mana. 

Tanpa ragu sang penjual membuka satu-satunya kuali di dekat gerobak. Tampaklah sebuah pemandangan yang menyeramkan. Di dalam kuali itu tampak uap menggumpal dari air yang mendidih. Di atas air mendidih itu ada semacam tempat khusus buat bakso. Dan yah,  kalian benar. Warung itu memakai satu kuali yang sama untuk bakso, soto dan sepertinya juga Mie Ayam!?

Pagi ini aku terhenyak melihat sebuah adegan terlarang. Adegan terlarang nan haram itu berupa ditumpahkannya kuah bakso ke dalam soto! Parah!  Sebuah penistaan! Aku ingin menghujat penjualnya, namun niat itu aku urungkan. 

Aku menggertakkan gigi menahan amarah dalam diam, Soto itu sudah berada di tanganku. Segera saja aku meluncur kembali ke rumah. Aku masih mencoba untuk berprasangka baik dengan asumsi bahwa 'ini akan menjadi soto yang unik nan aesthetic'. 

Mangkok besar aku siapkan untuk memindah sang soto. Kutumpahkan perlahan. Aku mengambil mangkok kecil dengan nasi porsi sedang. Kuah soto kuguyur ke nasi sarapanku tersebut. 

Suapan pertama meluncur ke mulutku. Nyam-nyam-nyam. Aku kunyah dengan perlahan. Dan benar saja. Sensasi citarasa dimulutku ini terlihat sangat asing. Seperti alien yang tiba-tiba nongol di siang bolong pakai kaos partai.

Dan,  benarlah apa yang aku duga. Makanan ini bukanlah Soto. Makanan ini lebih tepatnya kuah bakso yang diberi ampas soto. Aku sedikit emosi pagi ini. Suka tidak suka menu makanan aneh itu tetap aku habiskan. 

Asumsiku bahwa 'ini akan menjadi soto yang unik nan aesthetic' memang benar. Hanya saja asumsi tersebut menggiringku ke sebuah kesimpulan pahit. Yakni, aku gak akan beli soto lagi di tempat tersebut. 

Di dalam hidup kadang ada aja kejadian yang memang tidak bisa dikompromikan. Di Soto Betawi adanya santan dan emping memang aneh, tapi tak seaneh ini. Maaf, sotomu bukan seleraku, Bu. 

Mujix
Orang yang mencintai Soto bagai orang tua yang mencintai anaknya. 
Simo, 15 Desember 2023

Postingan populer dari blog ini

Si Eja is Back!!

Tuyul kecil yang bernama Eja. suka menggelinding kemana-mana. kebiasaan terupdate dari si Tuyul ini adalah suka nyiumin knalpot sepeda motornya kakakku. iya, dia SUKA NYIUMIN KNALPOT.  makanya kalo motor abis di pake biasanya si Eja di buang dulu entah kemana. Abis nangis, soalnya dia suka gak terima kalo tiba-tiba di jauhin dari knalpot motor yang abis di pake. kasihan kan kalo ngemut knalpot panas, mending doi ngemut kerupuk atau ngemut dada ibunya saja (netek maksudnya -___-a). oh iya, kerupuk ini biasanya cuman di emut doang, jarang dimakan, kalo sedang gak mood si kerupuk cuman diremuk-remuk pake tangan. adegan 'meremuk kerupuk' itu ngingetin sama monsternya Ultraman saat menghancurkan gedung-gedung pencakar langit kota Tokyo. sama-sama Brutal!!! adegan ini setidaknya menjelaskan bahwa Si Eja suka di kelitikin perutnya pake kepala bapakku yang botak. mungkin si Eja merasa geli-geli anget gimana gitu kali yaaa. adegan paling lucu yang bisa bik...

Laporan harian:)

Setelah berteori ria tentang makna MANUSIA dengan mas roso di postingan kemarin, sekarang saatnya melaporkan banyak hal yang terjadi dua mingguan kemarin. Hari ini adalah hari ke 25 di bulan mei, masih saja panas, terkantuk-kantuk dan tentu saja bermalas-malasan. Hidupku tak banyak berubah kurasa, berkutat dengan rutinitas yang akhir-akhir ini kurasa cukup menyenangkan. Aku sedikit banyak telah belajar tentang pengendalian mood dan semangat. Ada beberapa poin penting yang pelu dicatat dibulan mei ini, yang pasti aku dari awal bulan telah di sibukkan oleh profesi idealisku yaitu sebagai komikus amatir. Yeah.. kurasa kalian mengerti apa yang aku maksudkan, yup.. aku mulai mengerjakan lemon tea dengan semangat. Sebuah komik labil tentang cinta yang tertangguhkan selama hampir 1 tahun (dan hampir saja ide itu membatu menjadi fosil dan bermutasi menjadi virus mematikan bernama “galau”:D). Banyak kejadian yang membuatku memantapkan niatku untuk mengkelarkan projek ini, sengenggak-enggaknya...

November Rain!

Sudah beberapa hari ini, studio tempatku mengerjakan komik sangat berantakan. Berantakan pake banget. Sama berantakannya kayak muka gue.  Sebenarnya yang berantakan cuman meja gambarnya sih, sebenarnya itu juga BUKAN meja gambar yang kayak di studio-studio komik gituh. Lebih tragis lagi, aslinya meja tempatku mengerjakan komik adalah meja makan. Setahun sekali saat lebaran, meja itu biasanya dikeluarkan buat tempat toples Rempeyek, Rengginang, Jenang, dan tentu saja makanan-makanan alien lainnya.  Akhir lebaran tahun ini, meja makan itu dengan resmi bertransmigrasi dari ruang tamu menuju studio komik yang keren banget ini. Begitu. Bulan November 2014 seminggu lagi bakal abis, Dompetku juga mulai menipis, harga BBM yang kemarin naik makin membuatku meringis.  Terus aku kudu piye?  Aku juga tidak tahu, namun yang pasti, aku harus mengerjakan beberapa halaman komik yang belum kelar. Hal itulah yang membuat studio tempatku mengerjakan komik menjadi sangat berantakan...