Langsung ke konten utama

hidup itu menyenangkan seperti potong rambut

yeaaah akhirnya bikin postingan lagi :)
sudah cukup lama aku tidak menulis keseharianku. apa kabar diriku? pertanyaan itu enaknya dijawab bagaimana yah :D

beberapa hari ini aku sudah berganti model rambut, yup aku sudah memotong habis rmbut keritingku. kepala nan horor itu sekarang sudah jinak lagi, ramah lingkungan, wangi, dan tentu saja enak dipandang (jangan di tendang lho yaa). kalian tahu kenapa rambut yang indah ciptaan T uhan ini aku pangkas dengan paksa? tentu saja gara-gara aku kedatangan tamu aneh itu-itu tuh. waktu itu aku dihadapkan pada sebuah pilhan yang sangat sulit. apakah aku harus tetap gondrong kribo atau berubah menjadi seonggok pentol korek dengan rambut gundul dikepalanya. aku memilih gundul, karena memang tidak ada cara yang lain untuk mengatasi para tamu itu. saat itu sudah hampir jam 8 malam saat aku memutuskan untuk potong rambut. hujan turun cukup deras, kadang aku khawatir bakal basah kuyup sampai kost, dan apabila masih sederas itu aku akan men-cencel ritual potong rambut itu. entah sampai kapan... :)
sampai di perempatan Gendengan ternyata tidak hujan, yah hujan sih namun gak begitu deras, dengan kata lain tuhan yang maha esa menakdirkan diriku untuk potong rambut.
di sebuah warung potong rambut aku berhenti,tampak sedikit kumuh namun tertata rapi. warrung itu yang pasti adalah potong rambut madura. kadang kala aku mempunyai inmajinasi yang mengerikan tentang orang madura, terutama potong rambutnya. aku membayangkan dalamwrung itu ada bapak-bapak gemuk membawa sebilah clurit untuk memotong rambutku, dengan senyum menyeringan sembari memelintir kumis panjangnya. aku ingat tempat itu berada di sebrang perempatan, aku harus erjalan sedikit jauh dari tempat aku turun angkot. aku membuk pintu toko yang terbuat dri plastik bening agak sedikit tebal(mungkin lebih tepatnya tirai kali yah). aku sudah mengharapkan bertemu ada bapak-bapak gemuk membawa sebilah clurit untuk memotong rambutku, dengan senyum menyeringan sembari memelintir kumis panjangnya. didalam warung itu yang ada hanya sesosok bapak kurus berkumis agak tebal, dia mengenakan pakaian garis-garis berwarna hujau krem berpadu hitam. celana? apa kalian bertanya soal celananya? aku sedikit lupa, gak penting melihat celana bapak-bapak tua:D

desain interior toko itu cukup sederhana, ada poster model ambut yang sering nongol disalon maupun toko potong rambut. di sampingnya ada almari dengan kaca besar lengkap berbagau peralatan potong rambut. aku segera saja request dengan bapak tersebut.

aku: "pak potong rambut"

bapak itu: "oh iya mas"
(bengong sejenak)

bapak: "piye mas?"
(kata-kata ini muncul setelah aku sudah duduk beberapa detik di kursi panas, aku heran sudah tahu mau potong rambut masih ditanyain bagaimana)

aku: "apane?"

bapak itu: "rambutnya itu lho, mau dipotong bagaimana"
(tentu saja dia sabar menjawab pertanyaanku, melihat fenomena ini aku menjadi paham pepatah "pembeli adalah raja")

aku: hem.......................
(belagak mikir, padahal orang keriting tuh cuman punya dua plihan, kal gak gundul ya dikriboin kayak sekarang)

bapak itu: "piye mas"
(kurasa dia sudah tidak tahan melihat aku yang masih mikir)

aku: "gini pak, aku pengen rambutku ini dipotong mohawk halus, jangan terlalu ekstrim,maklum saya anak sekolahan.
(yah... aku mengabaikan kedua opsi tersebut, dan kulirik wajahnya terlihat dia tampak bingung menanggapi peryataan konyolku. aku yakin dia sedang berpikir "alah mas-mas rambut koyo ngene di gundul rampung, ndang bar")

bapak itu: "mohawk alus piye?"
(pertanyaan bagus, anda membuatku mendeskripsikan sebuah "mohawk halus" yang tidak ada pengertiannya di google sekalipun )

aku: "itu lho pak, mohawk yang rambutnya dipangkas di bagian pinggir dan disisakan tengah, tapi yang tengah jangan terlalu tebal, di buat agak tipis saja".
(modar, entah salah atau benar aku tidak perduli)

bapak itu: "hm......"
(manggut-manggut, entah paham atau semakin bingung)


dimulailah prosesi pemotongan rambut keramatku, kala itu aku pasrah saja dengan apa yang terjadi. bapak itu mengambil semacam alat potong rambut elektronik, di dorongnya benda aneh itu keaah rambutku. ajaiiiib, rambutku berguguran dengan sukses. aku bersyukur tidak menemui pedang atau clurit:)
saat mencukur itu suasananya sangat aneh, aku mungkin menjadi sisa-sisa stamina bapak itu. aku maklum saat itu sudah hampir jam 8 malam. terjadi obrolan basa-basi-busuk sebenarnya. tentu saja aku masi memegang prinsip "orang baru, dunia baru dan cerita baru". si bapak hanya pasif,takut kalo terlalu aktip dia bukan hanya memotong rambut,mungkin telingakupun jadi korban.

setelah hampir setengah jam kepalaku di pegang dengan paksa, diperbudak gunting elektronik yang mirip vibrator, di acuhkan oleh si bapak, akhirnya ritual itu selesai. bagaimana dengan rekuestku yang "mohawk yang rambutnya dipangkas di bagian pinggir dan disisakan tengah, tapi yang tengah jangan terlalu tebal, di buat agak tipis saja"?

tentu saja gagal total (mungkin si bapak merasa misinya berhasil namun aku menganggap permintaanku telah diabaikannya). dia hanya nyengir kuda sambil berkata
"wah mesti mengo do pangling mas". aku membatin "ya iyalah pak, habis dipotong gitu ". aku membayar 5000 rupiah,masih cukup murahlah, daipada aku harus kembali kekampung minta tolong sama nenekku(dulu waktu kecil yang terbiasa memonopoli rambu ini adalah pakdhe parsono, sama nenekku):D.

yeah itulah sekelumit cerita tentang potong rambutku. aku baru nyadar ternyata daripada tahun baru, idul fitri, atau ulang tahun saat yang tepay untuk membuat resolusi adalah saat potong rambut, aku jadi paham bagaimana perasaan para cewek atau cowok ketika patah hati dan kemudian potong rambut. beberapa resolusi yang aku canangkan saat itu adalah aku harus merampungkan lemon tea, memperbaiki sikap bodohku dalam menyikapi hidup, melupakan sanasuke, memperbaiki tujuan akhirku dan tentu saja mencari cinta yang baru. cukup sulit kurasa, namun aku yakin akan bisa melalui itu semua. aku tahu bahwa takdir itu ada, walau kadang menyebalkan tentunya.
kurasa cukup postinganku kali ini, maklum aku nulisnya diwarnet. mungkin suatu kali aku harus beli modem kali yaa. oke sampai jumpa esok hari

S.E.M.A.N.G.A.T

Postingan populer dari blog ini

Si Eja is Back!!

Tuyul kecil yang bernama Eja. suka menggelinding kemana-mana. kebiasaan terupdate dari si Tuyul ini adalah suka nyiumin knalpot sepeda motornya kakakku. iya, dia SUKA NYIUMIN KNALPOT.  makanya kalo motor abis di pake biasanya si Eja di buang dulu entah kemana. Abis nangis, soalnya dia suka gak terima kalo tiba-tiba di jauhin dari knalpot motor yang abis di pake. kasihan kan kalo ngemut knalpot panas, mending doi ngemut kerupuk atau ngemut dada ibunya saja (netek maksudnya -___-a). oh iya, kerupuk ini biasanya cuman di emut doang, jarang dimakan, kalo sedang gak mood si kerupuk cuman diremuk-remuk pake tangan. adegan 'meremuk kerupuk' itu ngingetin sama monsternya Ultraman saat menghancurkan gedung-gedung pencakar langit kota Tokyo. sama-sama Brutal!!! adegan ini setidaknya menjelaskan bahwa Si Eja suka di kelitikin perutnya pake kepala bapakku yang botak. mungkin si Eja merasa geli-geli anget gimana gitu kali yaaa. adegan paling lucu yang bisa bik...

Laporan harian:)

Setelah berteori ria tentang makna MANUSIA dengan mas roso di postingan kemarin, sekarang saatnya melaporkan banyak hal yang terjadi dua mingguan kemarin. Hari ini adalah hari ke 25 di bulan mei, masih saja panas, terkantuk-kantuk dan tentu saja bermalas-malasan. Hidupku tak banyak berubah kurasa, berkutat dengan rutinitas yang akhir-akhir ini kurasa cukup menyenangkan. Aku sedikit banyak telah belajar tentang pengendalian mood dan semangat. Ada beberapa poin penting yang pelu dicatat dibulan mei ini, yang pasti aku dari awal bulan telah di sibukkan oleh profesi idealisku yaitu sebagai komikus amatir. Yeah.. kurasa kalian mengerti apa yang aku maksudkan, yup.. aku mulai mengerjakan lemon tea dengan semangat. Sebuah komik labil tentang cinta yang tertangguhkan selama hampir 1 tahun (dan hampir saja ide itu membatu menjadi fosil dan bermutasi menjadi virus mematikan bernama “galau”:D). Banyak kejadian yang membuatku memantapkan niatku untuk mengkelarkan projek ini, sengenggak-enggaknya...

November Rain!

Sudah beberapa hari ini, studio tempatku mengerjakan komik sangat berantakan. Berantakan pake banget. Sama berantakannya kayak muka gue.  Sebenarnya yang berantakan cuman meja gambarnya sih, sebenarnya itu juga BUKAN meja gambar yang kayak di studio-studio komik gituh. Lebih tragis lagi, aslinya meja tempatku mengerjakan komik adalah meja makan. Setahun sekali saat lebaran, meja itu biasanya dikeluarkan buat tempat toples Rempeyek, Rengginang, Jenang, dan tentu saja makanan-makanan alien lainnya.  Akhir lebaran tahun ini, meja makan itu dengan resmi bertransmigrasi dari ruang tamu menuju studio komik yang keren banget ini. Begitu. Bulan November 2014 seminggu lagi bakal abis, Dompetku juga mulai menipis, harga BBM yang kemarin naik makin membuatku meringis.  Terus aku kudu piye?  Aku juga tidak tahu, namun yang pasti, aku harus mengerjakan beberapa halaman komik yang belum kelar. Hal itulah yang membuat studio tempatku mengerjakan komik menjadi sangat berantakan...