Langsung ke konten utama

Naik Pesawat

Pencapaian terkerenku kali ini adalah bisa naik pesawat terbang karena menang lomba komik. Rasanya sangat menyenangkan memiliki pengalaman baru ini. Kesan yang bisa aku katakan tentang naik pesawat hanya ada dua kata.

Mendebarkan dan menakjubkan.

Perasaan berdebar dipersembahkan oleh berbagai peristiwa kecelakaan yang diberitakan oleh berbagai media. Ngeri juga membayangkan benda besi sebesar itu bisa terbang ke langit. Aku jadi ingin mempelajari teori gravitasi dan massa benda lagi.

Sensasi saat pesawat berbelok sangat dirasakan oleh tubuh. Berasa ngambang dan sedikit membuat telinga berdenging. Apalagi dengan pemandangan langit biru tiada batas di luar jendela. Keren.

Gumpalan awan putih yang menggunung bagai gula-gula kapas tak henti-hentinya membuatku kagum. Kalo bisa sih aku pengen melompat dan mendarat di awan yang kayaknya empuk itu.

Iya, kayaknya sih empuk. Tapi nyatanya gumpalan awan itu tidak seempuk yang aku kira. Ada saat dimana pesawat yang aku tumpangi, Lion Air, iya yang harganya murah dan katanya raja delay itu, menerobos awan dengan gagah berani.

Daripada disebut mirip kapas, awan dan mega-mega berarak yang sering aku kagumi dari bawah itu lebih mirip kabut. Bisa ditembus begitu saja meninggalkan getaran-getaran yang membuatku memikirkan apa hakikat manusia hidup di dunia. Njiiiirrrrr!!!!

Perjalanan dari Solo ke Jakarta ditempuh kurang lebih satu jam. Agar tidak telat aku harus berangkat dari rumahku di Boyolali pukul empat pagi. Berdua dengan kakakku, Mas Jack, jalanan sepi Solo Simo, kami terobos sembari bercerita banyak hal.

Dari banyak hal yang terlontar, yang paling aku ingat adalah obrolan tentang kematian. Selama seorang manusia bisa atau telah meninggalkan sesuatu yang bermanfaat untuk orang lain, kematian bukanlah sesuatu yang buruk. Dan selama di dalam pesawat di ketinggian entah berapa ribu meter di atas sana, aku memikirkan hal-hal itu berulang kali.

Apakah aku puas dengan hidupku?

Apakah hidupku sudah bermanfaat untuk orang lain?

Dan yang paling penting, mengapa aku masih berada di dunia yang serba berisik ini?

Mujix
Siapa bilang semua pramugari itu cantik? Yang tadi malah tembem dan ghinuk-ghinuk :p
Jakarta, 7 Agustus 2016

Postingan populer dari blog ini

Si Eja is Back!!

Tuyul kecil yang bernama Eja. suka menggelinding kemana-mana. kebiasaan terupdate dari si Tuyul ini adalah suka nyiumin knalpot sepeda motornya kakakku. iya, dia SUKA NYIUMIN KNALPOT.  makanya kalo motor abis di pake biasanya si Eja di buang dulu entah kemana. Abis nangis, soalnya dia suka gak terima kalo tiba-tiba di jauhin dari knalpot motor yang abis di pake. kasihan kan kalo ngemut knalpot panas, mending doi ngemut kerupuk atau ngemut dada ibunya saja (netek maksudnya -___-a). oh iya, kerupuk ini biasanya cuman di emut doang, jarang dimakan, kalo sedang gak mood si kerupuk cuman diremuk-remuk pake tangan. adegan 'meremuk kerupuk' itu ngingetin sama monsternya Ultraman saat menghancurkan gedung-gedung pencakar langit kota Tokyo. sama-sama Brutal!!! adegan ini setidaknya menjelaskan bahwa Si Eja suka di kelitikin perutnya pake kepala bapakku yang botak. mungkin si Eja merasa geli-geli anget gimana gitu kali yaaa. adegan paling lucu yang bisa bik...

Laporan harian:)

Setelah berteori ria tentang makna MANUSIA dengan mas roso di postingan kemarin, sekarang saatnya melaporkan banyak hal yang terjadi dua mingguan kemarin. Hari ini adalah hari ke 25 di bulan mei, masih saja panas, terkantuk-kantuk dan tentu saja bermalas-malasan. Hidupku tak banyak berubah kurasa, berkutat dengan rutinitas yang akhir-akhir ini kurasa cukup menyenangkan. Aku sedikit banyak telah belajar tentang pengendalian mood dan semangat. Ada beberapa poin penting yang pelu dicatat dibulan mei ini, yang pasti aku dari awal bulan telah di sibukkan oleh profesi idealisku yaitu sebagai komikus amatir. Yeah.. kurasa kalian mengerti apa yang aku maksudkan, yup.. aku mulai mengerjakan lemon tea dengan semangat. Sebuah komik labil tentang cinta yang tertangguhkan selama hampir 1 tahun (dan hampir saja ide itu membatu menjadi fosil dan bermutasi menjadi virus mematikan bernama “galau”:D). Banyak kejadian yang membuatku memantapkan niatku untuk mengkelarkan projek ini, sengenggak-enggaknya...

November Rain!

Sudah beberapa hari ini, studio tempatku mengerjakan komik sangat berantakan. Berantakan pake banget. Sama berantakannya kayak muka gue.  Sebenarnya yang berantakan cuman meja gambarnya sih, sebenarnya itu juga BUKAN meja gambar yang kayak di studio-studio komik gituh. Lebih tragis lagi, aslinya meja tempatku mengerjakan komik adalah meja makan. Setahun sekali saat lebaran, meja itu biasanya dikeluarkan buat tempat toples Rempeyek, Rengginang, Jenang, dan tentu saja makanan-makanan alien lainnya.  Akhir lebaran tahun ini, meja makan itu dengan resmi bertransmigrasi dari ruang tamu menuju studio komik yang keren banget ini. Begitu. Bulan November 2014 seminggu lagi bakal abis, Dompetku juga mulai menipis, harga BBM yang kemarin naik makin membuatku meringis.  Terus aku kudu piye?  Aku juga tidak tahu, namun yang pasti, aku harus mengerjakan beberapa halaman komik yang belum kelar. Hal itulah yang membuat studio tempatku mengerjakan komik menjadi sangat berantakan...