Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2016

Roda di Kandang Hamster.

Jika ada yang bilang kalau ' urip kui mung mampir ngombe ', bisa diartikan kalau dia seorang pemabuk. Jika dia tidak mabuk minuman keras, setidaknya dia mabuk keadaan ( mendem kahanan), mabuk wanita ( mendem wedokan), atau setidaknya mabuk cairan printer saat dikejar deadline setor revisi skripsi. Nah. Itu. Aku banget. 'Urip kui mung mampir nggambar!'. Ya, 'menggambar'! Bukan 'minum'! Kata 'minum' memiliki sebuah premis atau motivasi yang jelas, yaitu 'haus'. Satu kata penting yang tidak dituruti maka kematian adalah jawabannya. Padahal, semua manusia hidup di dunia ini berawal dari ketidaktahuan. Yak, mereka datang tiba-tiba tanpa tujuan yang jelas dan diprogram untuk selalu 'haus' akan sesuatu. Mungkin itulah sebabnya pepatah yang beredar selalu memakai kata ' ngombe' ! Bukan 'ngantor', 'ngomong',  apalagi 'nggambar'. Kenapa? Karena menggambar adalah sebuah aktivitas yang sulit. Jangan pernah...

Charger

Akhirnya gak jadi nonton The Mudub. Hujan dari sore itu memporak-porandakan rencanaku hari ini. Kecewa dan sedikit menyesal karena harus mengorbankan waktu dua hari selama di Solo. Harusnya aku di rumah. Harusnya aku bisa menyelesaikan pekerjaan. Harusnya... Harusnya... Aku harus melakukan 'sesuatu' agar kata 'harusnya...' itu tidak muncul terus di kepala yang mulai kelelahan ini. Nah, sesuatu yang kulakukan adalah.... Ke Solo Square menonton Dr.Strange 3D. Filmnya bagus. Visualnya top! Cerita dan alurnya standar. Tapi banyak jokes yang berhasil membuatku tertawa. Perasaanku membaik dengan perlahan. Setidaknya tidak seburuk beberapa jam sebelumnya. Di sepanjang jalan pulang menuju kontrakan aku terus saja berpikir dan mempertanyakan banyak hal. Keadaanku saat ini bagai smartphone yang sedang lowbat. Yah masih bisa beroprasi seperti biasa namun harus menggunakan energi listrik dengan bijak agar tidak mati mendadak. Dan kamu tau apa yang lebih buruk dari ' sm...

Dilema

Akan ada masa dimana kamu ingin kerja saat sedang liburan, dan pengen liburan saat sedang kerja. Perasaan itu sangat rumit. Semua pilihan terlihat brilian, semua pilihan tampak lebih baik. Namun dari pengalaman yang sudah-sudah. Ketika suatu keputusan telah diambil ada kalanya keputusan tersebut berjalan tidak sesuai rencana. Semacam mengalami variasi yang begitu dinamis, atau berakhir dengan begitu buruk karena satu dan lain hal. Jadi yang terjadi saat ini adalah: aku galau diantara dua pilihan, ingin pulang ke rumah untuk mengerjakan komik atau nonton The Mudub nanti malam di Muara Market. Btw aku udah di Solo dari hari Sabtu kemarin (dan postingan ini ditulis hari Rabu minggu berikutnya.) Sebenarnya sudah ada tindakan alternatif untuk menjembatani dua pilihan tersebut. Aku bisa di Solo untuk menonton The Mudub asal kerjaanku bisa selesai dikerjakan di sini (tentu saja tanpa ruang kerja kesayangan dan tambahan biaya hidup sehari-hari.) Tentu saja aku memilih keputusan tersebut. ...

Ketika Tidak Bisa Memeluk Angin

Ketika tidak bisa memeluk angin, genggamlah udara yang masih bisa kau hirup. Ketika tidak ada tangan yang digenggam, cobalah bertumpu dengan kayu yang kau temukan tadi pagi. Ketika matahari datang terlambat, tetaplah kau bangun dan menanak nasi untuk hari ini. Mujix Laper. Lalu aku memesan nasi goreng dan memakannya dengan sejuta tanya di kepala. Kerten, 24 Oktober 2016

Tiga Jam Laknat

Membosankan. Itu kata kedua yang muncul di kepalaku pagi ini. Kata pertama hanya sebuah pengingat kalau aku harus mewarnai komik Si Amed untuk edisi besok, btw udah sampai episode 80. Banyak sekali. Jangan abaikan postingan ini!!! Ada sebuah fakta baru yang mencengangkan!!! dibutuhkan waktu hampir 3 jam untuk mewarnai dan mengedit komik Si Amed!!!! Bagaimana? Caption- nya udah kayak postingan yang viral di FB belum!? Yah, Info yang sangat menarik bukan?! Atau malah membosankan!? Begitulah. Apabila kamu memandang dari posisi seorang fans yang peduli dan cinta mati sama Si Amed, fakta tersebut sangat menyenangkan. Semacam 'wah gitu ya?' momen. Lain ceritanya kalau kamu melihat fakta tersebut dari sudut pandang sang kreator. Informasi semacam itu tidak terlalu penting. Apaan!? Toh ketika komik gratisan itu kelar, masih ada kerjaan komik lain yang harus digambar. Kurasa itu sebuah contoh sederhana yang tepat untuk menggambarkan kehidupanku pagi ini. Yah, anggap saja aku sedang...

Kenangan yang Menyenangkan

Aku enggak tahu harus bercerita apa lagi di postingan ini. Beneran, beberapa hal yang penting sudah aku tulis via twitter. Beberapa sudah ter-dokumentasikan di FB. Sisanya aku biarkan menggumpal di pikiran. Entah kenapa akhir-akhir ini aku agak susah untuk mendongeng tentang apapun. Buat yang ingin bertanya kabar, intinya keadaanku baik-baik saja. Punggung sedikit ngilu gara-gara kerja bakti kemarin. Kurasa mengangkat adukan semen dan pasir dengan tubuhku yang rapuh ini bukan pilihan bijak saat kerjaan mulai menggila. Aku masih sibuk dengan banyak hal. Beberapa hal sangat penting, dan beberapa hal lainnya mungkin terlihat  useless di mata orang lain. Dan seperti biasa, aku tidak perduli. Semakin ke sini, semakin banyak hal yang berubah di sekitarku. Satu hal yang paling mencolok terlihat adalah usia. Hari ini adalah hari terakhirku di usia 27 tahun. Tinggal dua tahun lagi menuju usia kepala tiga. Mengkhawatirkan. Aku mungkin salah satu dari sekian pria yang mengkhawatirkan hal ...

Kisah angin dan Tukang Kebun yang tak memiliki Pohon.

Jadi. Pertengahan bulan Oktober ini, dia mau nikah. Yah, memang sudah seharusnya gitu sih. Beberapa hal yang berkecamuk di dada mengenai dia sudah aku padamkan sejak lama. Api yang membakar kayu itu sudah menjadi abu. Abu itu kini aku pandangi dengan seksama sebelum hilang tertiup angin. Kisah cintaku dengan dia memang salayaknya angin yang meniup keningmu saat panas terik. Datang tiba-tiba, mengusap lembut dengan segala kesalahpahaman dan pergi begitu saja meninggalkan sejejak rasa nyaman di dalam dada. Penyesalan mungkin memang ada. Bohong jika kubilang aku baik-baik saja tanpanya. Sedikit luka itu masih ada. Kecil seperti sayatan kertas saat   fokusmu teralihkan oleh yang lain. Teralihkan oleh yang lain, teralihkan oleh cinta yang lain, yang lebih dingin dan lebih tinggi namun tak teraih. Jangan salahkan siapapun ketika ikatan yang mulai kencang itu perlahan memudar. Kemudian terlepas dan singgah di lelaki yang lebih tepat. Dan mungkin lebih baik. Sudah saatnya membuk...

Atmosfer Awal Oktober

Sudah bulan Oktober lagi. Tinggal 16 hari lagi aku berada di usia 27 tahun. Itu artinya aku makin jauh meninggalkan masa muda yang menggelora. Perjalanan menuju usia yang ke 28 ini sedikit menakutkan. Berbagai hal yang membuatku cemas datang dan pergi silih berganti. Atmosfer negatif di sekitarku ini semakin pekat semenjak permasalahan komputer yang rusak beberapa bulan yang lalu. Sekarang sudah waras sih, hanya saja peristiwa itu meninggalkan banyak sekali pertanyaan yang belum terjawab hingga hari ini. Keadaanku sekarang cukup rumit. Entah sudah beberapa kali aku tersandung dan terjatuh hingga harus terpaksa berhenti. Yah. Pastinya fase berhenti adalah fase yang tepat untuk beristirahat. Makanya hari ini aku enggak ngapa-ngapain. Baca komik, makan, tidur, dan bikin sesuatu yang enak seperti mie rebus pake telor. Entah sampai kapan. Mungkun besok pagi aku akan memulai rutinitas itu kembali. Selamat beristirahat ya gaes. Doakan aku baik-baik saja. Masih banyak impian yang belum terwu...

Kopi hitam dan Televisi Nenek

Kopi hitam oleh-oleh dari Bogor kemarin tinggal dua bungkus. Kuseduh beberapa jam yang lalu dan sekarang sudah menjadi dingin. Kopi itu menemani petang ini yang  kuhabiskan bersama nenek. Kami berdua menyaksikan dagelan Kirun CS di Youtube. Hal itu aku lakukan semata-mata ingin membuat hati nenekku senang. Sudah beberapa hari ini televisi rusak. Sebenarnya masih bisa menyala sih, cuman kampret-nya hanya ada dua stasiun televisi yang bisa disaksikan, TVRI Jawa Tengah dan Indosiar. Itupun kemresek dan banyak 'semut'-nya. Televisi rusak sedikit banyak kurasa mempengaruhi kebahagiaan nenekku. Aku sedikit yakin, tayangan di Youtube itu membuat nenekku bahagia. Semoga saja. Mujix Sedang kehilangan sesuatu yang sangat penting. Rasanya sangat perih. Semoga saja Baju hijau kesayangan itu tidak merindukanku. Simo, 6 Oktober 2016