Langsung ke konten utama

Kisah angin dan Tukang Kebun yang tak memiliki Pohon.

Jadi. Pertengahan bulan Oktober ini, dia mau nikah. Yah, memang sudah seharusnya gitu sih.

Beberapa hal yang berkecamuk di dada mengenai dia sudah aku padamkan sejak lama. Api yang membakar kayu itu sudah menjadi abu. Abu itu kini aku pandangi dengan seksama sebelum hilang tertiup angin.

Kisah cintaku dengan dia memang salayaknya angin yang meniup keningmu saat panas terik. Datang tiba-tiba, mengusap lembut dengan segala kesalahpahaman dan pergi begitu saja meninggalkan sejejak rasa nyaman di dalam dada.

Penyesalan mungkin memang ada. Bohong jika kubilang aku baik-baik saja tanpanya. Sedikit luka itu masih ada. Kecil seperti sayatan kertas saat   fokusmu teralihkan oleh yang lain.

Teralihkan oleh yang lain, teralihkan oleh cinta yang lain, yang lebih dingin dan lebih tinggi namun tak teraih. Jangan salahkan siapapun ketika ikatan yang mulai kencang itu perlahan memudar.

Kemudian terlepas dan singgah di lelaki yang lebih tepat. Dan mungkin lebih baik.

Sudah saatnya membuka lembaran baru. Lembaran yang saat ini entah ada dimana itu mungkin juga sedang menungguku dengan risaunya.

Sudah cukup. Abu itu akan kubuang di kebun depan rumah. Beberapa benih impian memerlukan pupuk agar mereka tumbuh subur dan menjadi pohon yang besar.

Dan saat aku memiliki pohon yang besar, aku bisa menikmati angin sepoi yang bertiup perlahan itu kapanpun. Terimakasih untuk banyak hal.

Mujix
Sebuah ruang kosong yang menunggu pemiliknya kembali.
Simo, 17 Oktober 2016

Postingan populer dari blog ini

Si Eja is Back!!

Tuyul kecil yang bernama Eja. suka menggelinding kemana-mana. kebiasaan terupdate dari si Tuyul ini adalah suka nyiumin knalpot sepeda motornya kakakku. iya, dia SUKA NYIUMIN KNALPOT.  makanya kalo motor abis di pake biasanya si Eja di buang dulu entah kemana. Abis nangis, soalnya dia suka gak terima kalo tiba-tiba di jauhin dari knalpot motor yang abis di pake. kasihan kan kalo ngemut knalpot panas, mending doi ngemut kerupuk atau ngemut dada ibunya saja (netek maksudnya -___-a). oh iya, kerupuk ini biasanya cuman di emut doang, jarang dimakan, kalo sedang gak mood si kerupuk cuman diremuk-remuk pake tangan. adegan 'meremuk kerupuk' itu ngingetin sama monsternya Ultraman saat menghancurkan gedung-gedung pencakar langit kota Tokyo. sama-sama Brutal!!! adegan ini setidaknya menjelaskan bahwa Si Eja suka di kelitikin perutnya pake kepala bapakku yang botak. mungkin si Eja merasa geli-geli anget gimana gitu kali yaaa. adegan paling lucu yang bisa bik...

Laporan harian:)

Setelah berteori ria tentang makna MANUSIA dengan mas roso di postingan kemarin, sekarang saatnya melaporkan banyak hal yang terjadi dua mingguan kemarin. Hari ini adalah hari ke 25 di bulan mei, masih saja panas, terkantuk-kantuk dan tentu saja bermalas-malasan. Hidupku tak banyak berubah kurasa, berkutat dengan rutinitas yang akhir-akhir ini kurasa cukup menyenangkan. Aku sedikit banyak telah belajar tentang pengendalian mood dan semangat. Ada beberapa poin penting yang pelu dicatat dibulan mei ini, yang pasti aku dari awal bulan telah di sibukkan oleh profesi idealisku yaitu sebagai komikus amatir. Yeah.. kurasa kalian mengerti apa yang aku maksudkan, yup.. aku mulai mengerjakan lemon tea dengan semangat. Sebuah komik labil tentang cinta yang tertangguhkan selama hampir 1 tahun (dan hampir saja ide itu membatu menjadi fosil dan bermutasi menjadi virus mematikan bernama “galau”:D). Banyak kejadian yang membuatku memantapkan niatku untuk mengkelarkan projek ini, sengenggak-enggaknya...

November Rain!

Sudah beberapa hari ini, studio tempatku mengerjakan komik sangat berantakan. Berantakan pake banget. Sama berantakannya kayak muka gue.  Sebenarnya yang berantakan cuman meja gambarnya sih, sebenarnya itu juga BUKAN meja gambar yang kayak di studio-studio komik gituh. Lebih tragis lagi, aslinya meja tempatku mengerjakan komik adalah meja makan. Setahun sekali saat lebaran, meja itu biasanya dikeluarkan buat tempat toples Rempeyek, Rengginang, Jenang, dan tentu saja makanan-makanan alien lainnya.  Akhir lebaran tahun ini, meja makan itu dengan resmi bertransmigrasi dari ruang tamu menuju studio komik yang keren banget ini. Begitu. Bulan November 2014 seminggu lagi bakal abis, Dompetku juga mulai menipis, harga BBM yang kemarin naik makin membuatku meringis.  Terus aku kudu piye?  Aku juga tidak tahu, namun yang pasti, aku harus mengerjakan beberapa halaman komik yang belum kelar. Hal itulah yang membuat studio tempatku mengerjakan komik menjadi sangat berantakan...