Langsung ke konten utama

Anak Kecil

Aku capek. Beneran. Liburan singkat ke Pantai Sadranan Jogja kemarin seakan-akan menjadi titik puncak rasa lelahku. Pantai. Iya pantai. Pantai Sadranan dan teman-temannya adalah pantai terbagus yang pernah aku temui. Pemandangannya komplit. Pantai, laut, bukit, batu karang, hingga langit yang luas semua ada di sana.
  
Cuman kurang satu. Enggak ada cewek blonde pake bikini. Adanya ibuk-ibuk paruh baya yang menyewakan tempat berteduh (di bawah pohon entah apa namanya, semacam nanas gituh) seharga 20K.

Aku dan beberapa teman berangkat dari Solo pukul 08.00 WIB. Kami mengambil rute dari Klaten, Cawas, Semin, lalu ke Wonosari (tolong maafkan kalau aku salah nulis rute atau nama daerahnya) sebelum akhirnya sampai di Pantai Sadranan. Perjalanan menuju lokasi membutuhkan waktu 4 jam. Plus nyasar beberapa kali. Setelah tanya sana-sini sampailah kita di Pantai Sadranan.

Silau abis. Itu yang kurasakan pertama kali saat memandang lautan lepas di siang hari. Bau amis dan angin berasa asin bercampur menjadi satu di mukaku. Gila. Tinggal dikasih tepung terigu, mukaku udah bisa jadi ulekan bumbu ikan goreng nih. Kami segera mencari tempat berteduh untuk melepas rasa lelah.

Siang itu benar-benar terang benderang. Apa memang pantai se-menyilaukan ini!? Perasaanku mengatakan kalau aku harus menikmati momen tersebut. Langsung deh, kulepas sepatu dan kaos kaki. Mengambil napas panjang. Menata hati yang hampir berantakan gara-gara kerjaan yang amburadul. Oke. Saatnya ke Pantai.

Pasir pantai di sini cukup bagus. Berjalan bertelanjang kaki di sepanjang pantai merupakan aktivitas yang menyenangkan. Mataku memandang ke segala arah. Langit biru dan laut biru berpadu menjadi satu di dalam kalbu. Aku merasa hidup kembali.

Suasana di sepanjang pantai masih cukup sepi. Hanya terlihat beberapa orang dan anak-anak berlalu lalang. Langkahku terhenti sejenak menatap seorang anak kecil yang sedang sangat girang.

Anak kecil itu mungkin berusia sekitar 2 tahun. Dia menggamit tangan (mungkin) ayah-ayah muda yang sepertinya seumuran denganku. Atau mungkin agak sedikit jauh di bawahku (Iya deh, iya, usiaku memang sudah cukup matang untun punya bini). Pemandangan saat itu sebenarnya cukup sederhana. Seorang ayah yang mengajak anaknya bermain di pantai.

Aku rasa anak kecil itu baru pertama kali pergi ke pantai dan melihat ombak. Setiap kali ada ombak yang datang dan menenggelamkan kakinya, anak kecil itu tertawa bahagia dengan sedikit histeris. Sesekali sang ayah ikut terkekeh melihat tingkah polah anaknya. Terlihat bahagia sekali.

Lama aku berdiri mematung di tempat itu. Diam dan mencoba larut ke dunia mereka. Hatiku sedikit bergetar melihat anak itu terpekik saat ombak laut menenggelamkan kakinya.

Berkali-kali ia terpekik dan histeris bercengkrama dengan ombak, berkali-kali pula hatiku didera perasaan hangat yang entah datang dari mana.

Lihat, anak kecil itu tertawa lagi. Matanya berbinar-binar seperti laut yang menyilaukan mataku.

"Pffftt... Hahaha..."
Tiba-tiba saja perasaan hangat di dadaku ini membuncah menjadi tawa kecil. Aku dan anak itu terbahak-bahak bersama. Lucuu. Senang. Happy. Ini mungkin yang sering disebut dengan 'bahagia itu sederhana'.

Aku masih capek. Beneran. Walau enggak ada cewek blonde berbikini, semuanya aku yakin akan baik-baik saja. Walau masih menyilaukan, Pantai Sadranan yang terang benderang itu perlahan-lahan mulai ramah di penglihatanku.

Entah mataku yang sudah bisa beradaptasi, atau  memang laut yang akhirnya mengalah untuk mengerti isi hati ini.

Mujix
Sudah ngantuk! Harus segera tidur!
Udah hampir jam 2 pagi lhoh. Btw semua list akhrnya sudah kelar.
Kerten, 27 November 3016.

Postingan populer dari blog ini

Si Eja is Back!!

Tuyul kecil yang bernama Eja. suka menggelinding kemana-mana. kebiasaan terupdate dari si Tuyul ini adalah suka nyiumin knalpot sepeda motornya kakakku. iya, dia SUKA NYIUMIN KNALPOT.  makanya kalo motor abis di pake biasanya si Eja di buang dulu entah kemana. Abis nangis, soalnya dia suka gak terima kalo tiba-tiba di jauhin dari knalpot motor yang abis di pake. kasihan kan kalo ngemut knalpot panas, mending doi ngemut kerupuk atau ngemut dada ibunya saja (netek maksudnya -___-a). oh iya, kerupuk ini biasanya cuman di emut doang, jarang dimakan, kalo sedang gak mood si kerupuk cuman diremuk-remuk pake tangan. adegan 'meremuk kerupuk' itu ngingetin sama monsternya Ultraman saat menghancurkan gedung-gedung pencakar langit kota Tokyo. sama-sama Brutal!!! adegan ini setidaknya menjelaskan bahwa Si Eja suka di kelitikin perutnya pake kepala bapakku yang botak. mungkin si Eja merasa geli-geli anget gimana gitu kali yaaa. adegan paling lucu yang bisa bik...

Laporan harian:)

Setelah berteori ria tentang makna MANUSIA dengan mas roso di postingan kemarin, sekarang saatnya melaporkan banyak hal yang terjadi dua mingguan kemarin. Hari ini adalah hari ke 25 di bulan mei, masih saja panas, terkantuk-kantuk dan tentu saja bermalas-malasan. Hidupku tak banyak berubah kurasa, berkutat dengan rutinitas yang akhir-akhir ini kurasa cukup menyenangkan. Aku sedikit banyak telah belajar tentang pengendalian mood dan semangat. Ada beberapa poin penting yang pelu dicatat dibulan mei ini, yang pasti aku dari awal bulan telah di sibukkan oleh profesi idealisku yaitu sebagai komikus amatir. Yeah.. kurasa kalian mengerti apa yang aku maksudkan, yup.. aku mulai mengerjakan lemon tea dengan semangat. Sebuah komik labil tentang cinta yang tertangguhkan selama hampir 1 tahun (dan hampir saja ide itu membatu menjadi fosil dan bermutasi menjadi virus mematikan bernama “galau”:D). Banyak kejadian yang membuatku memantapkan niatku untuk mengkelarkan projek ini, sengenggak-enggaknya...

November Rain!

Sudah beberapa hari ini, studio tempatku mengerjakan komik sangat berantakan. Berantakan pake banget. Sama berantakannya kayak muka gue.  Sebenarnya yang berantakan cuman meja gambarnya sih, sebenarnya itu juga BUKAN meja gambar yang kayak di studio-studio komik gituh. Lebih tragis lagi, aslinya meja tempatku mengerjakan komik adalah meja makan. Setahun sekali saat lebaran, meja itu biasanya dikeluarkan buat tempat toples Rempeyek, Rengginang, Jenang, dan tentu saja makanan-makanan alien lainnya.  Akhir lebaran tahun ini, meja makan itu dengan resmi bertransmigrasi dari ruang tamu menuju studio komik yang keren banget ini. Begitu. Bulan November 2014 seminggu lagi bakal abis, Dompetku juga mulai menipis, harga BBM yang kemarin naik makin membuatku meringis.  Terus aku kudu piye?  Aku juga tidak tahu, namun yang pasti, aku harus mengerjakan beberapa halaman komik yang belum kelar. Hal itulah yang membuat studio tempatku mengerjakan komik menjadi sangat berantakan...